jurnalbogor.com – Salah satu aktivis Kabupaten Bogor yang juga alumni Universitas Muhammadiyah Surabaya fakultas pendidikan dengan latar belakang pendidik, Nur Eko Suhardana menyampaikan keprihatinannya dengan fenomena yang terjadi di beberapa daerah saat ini.
Menurutnya, kasus bullying yang tidak dimitigasi secara serius akan berpotensi menyebabkan korban jiwa, terutama di era digital dan kebebasan bermedia sosial saat ini.
Diketahui, persoalan bullying di lingkungan sekolah terus menunjukkan tren peningkatan. Salah satunya adalah kasus terbaru terjadi di SMPN 19 Tangerang Selatan, Banten yang menyebabkan siswa berinisial MH meninggal dunia. Tentu hal ini jangan kita biarkan terjadi juga di kabupaten Bogor.
Eko melanjutkan, dampak Bullying sama bahayanya dengan narkoba yang mengancam masa depan generasi bangsa.
“Oleh Karena itu, Kami mendorong pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Pendidikan untuk membentuk Satuan tugas (satgas) khusus Anti Bullying untuk mengatasi kedaruratan bullying di banyak daerah saat ini khususnya Bogor, Pemerintah terutama Disdik harus berperan andil melalui program-program yang melibatkan orang tua siswa dan juga siswa itu tersendiri,” tegasnya.
“Bullying terjadi karena kurangnya pendampingan dari orang tua dan peran stakeholder terkait dalam memberikan bimbingan oleh karena itu Disdik harus memiliki solusi terkait situasi tersebut,” tutupnya. (Ag*)






