jurnalbogor.com – Mahasiswa KKM Kelompok 23 Institut Ummul Quro Al Islami (IUQI) Bogor menggelar acara yang menarik dan penuh makna di MI Mathla’ul Anwar Pasir Awi Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, Selasa (19/8/2025).
Bersama para ziswa MI Mathla’ul Anwar Pasir Awi sukses menciptakan karya seni ecoprint sebagai wujud transformasi alam ke dalam bentuk ekspresi seni yang ramah lingkungan.
Kegiatan ini bukan sekadar menciptakan seni, melainkan juga upaya reflektif dan edukatif mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam dalam kehidupan sehari-hari.
Ecoprint adalah teknik pencetakan pada kain dengan memanfaatkan bahan-bahan alami seperti daun dan bunga yang ada di sekitar lingkungan untuk memberikan motif dan warna dari alam.
Tahapan Pelaksanaan ecoprint di mulai dengan memilih daun atau bunga yang memiliki warna alami yang kuat dan menarik. Kemudian, bahan-bahan tersebut diletakkan di atas kain dan dipukul menggunakan palu khusus ecoprint untuk mengeluarkan pigmen warnanya.
Setelah tahap pemukulan selesai, media tersebut didiamkan selama beberapa jam agar warna yang dihasilkan menjadi lebih melekat sempurna. Selanjutnya, kain direndam dalam campuran air dengan tawas dan kapur barus selama kurang lebih 15 menit.
Langkah ini bertujuan untuk mengikat warna agar lebih tahan lama dan menghasilkan motif yang cantik. Dengan cara ini, ecoprint tidak hanya menciptakan hasil yang estetik tetapi juga ramah lingkungan karena menggunakan bahan alami.
Proses yang sederhana namun penuh makna ini mampu menghubungkan manusia langsung dengan sumber daya alam sekaligus mengedukasi tentang pentingnya penggunaan bahan ramah lingkungan dalam berbagai aspek produksi seni dan kerajinan.
“Kegiatan ecoprint yang diselenggarakan oleh KKM Kelompok 23 IUQI Bogor memberikan pengalaman yang sangat menyenangkan bagi anak-anak. Mereka bisa belajar sambil bermain, sehingga ilmu tentang seni dan alam bisa mereka pahami dengan lebih mudah. Ini adalah cara belajar yang menarik dan cocok untuk siswa,” kata Kepala Sekolah MI Mathla’ul Anwar Pasir Awi, Kusnadi, S.Pd.I.
Kusnadi mengaku sangat mendukung kegiatan ini. Dia menyampaikan, “Melalui pendekatan belajar sambil bermain, anak-anak jadi lebih antusias dan mudah memahami pelajaran. Selain bersenang-senang, mereka juga belajar untuk menjaga lingkungan lewat seni, yang penting bagi tumbuh kembang mereka.”
Kegiatan seperti ini diharapkan terus berlanjut dan semakin banyak sekolah yang menerapkannya. Dengan menggabungkan seni dan edukasi lingkungan, kita dapat menumbuhkan kesadaran sejak dini agar generasi muda lebih peduli pada alam sekaligus mengasah kreativitas mereka.
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk sekolah, orang tua, dan pemerintah, sangat penting agar kegiatan belajar menyenangkan dengan pendekatan ramah lingkungan ini bisa berkembang dan memberikan dampak positif yang luas.
(iuqi/rls)