KKM IUQI dan Posyandu Pasir Karo Kolaborasi Cegah Stunting

  • Whatsapp

jurnalbogor.com – Sebagai bagian dari komitmen nyata dalam pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Institut Ummul Quro Al Islami (IUQI) Kelompok 23 yang ditempatkan di Desa leuwisadeng, tepatnya di Kampung Pasir Karok, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor mengadakan program Gerakan Gizi Sehat, Minggu (14/8/2025).

Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, khususnya kepada ibu ibu tentang pentingnya untuk memerangi masalah stunting dengan memperkenalkan produk pangan sehat yang mudah dibuat dan terjangkau,dalam kegiatan ini kami berkolaborasi dengan Posyandu dan menghadirkan dokter ahli gizi untuk memberikan edukasi anti stunting.

Read More

Dengan mengambil tema “Gerakan Gizi Sehat”, para mahasiswa KKM IUQI berfokus pada pemanfaatan bahan-bahan lokal yang kaya nutrisi, yaitu ubi dan kedelai. Bersama dengan kader Posyandu, mereka mengadakan lokakarya dan demonstrasi pembuatan tiga produk utama: puding ubi, susu kedelai, dan MPASI (Makanan Pendamping ASI) bergizi tinggi.

Ketua Kelompok KKM 23 Hilmi  menjelaskan bahwa inisiatif ini muncul dari keprihatinan terhadap tingginya angka stunting di beberapa wilayah.

“Kami melihat potensi besar dari bahan-bahan lokal di sini. Ubi kaya akan vitamin A, sementara kedelai adalah sumber protein nabati yang sangat baik. Dengan mengolahnya menjadi puding, susu kedelai dan MPASI, kita bisa menyediakan alternatif makanan sehat yang lezat dan disukai anak-anak,” ujarnya.

Antusiasme warga, khususnya para ibu, terlihat sangat tinggi. Mereka aktif bertanya dan mempraktikkan langsung cara pembuatan produk-produk tersebut. Puding ubi yang lembut, susu kedelai yang gurih, serta MPASI yang dibuat secara khusus untuk balita, diharapkan dapat menjadi menu harian baru yang membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak di Kampung Pasir Karo.

Mahasiswa KKM IUQI juga memberikan edukasi mendalam tentang pentingnya gizi seimbang pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak, yang merupakan masa krusial dalam pencegahan stunting. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang berkelanjutan bagi masyarakat Kp. Pasir Karo dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan bebas stunting.

Meskipun program ini berjalan sukses, tantangan besar tetap ada, yaitu memastikan keberlanjutan pasca-KKM. Banyak program serupa berhenti setelah mahasiswa kembali ke kampus, menyebabkan inovasi yang sudah diperkenalkan tidak berlanjut. Ketergantungan pada bimbingan luar bisa menghambat kemandirian masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk membangun kesadaran dan kapasitas warga secara mandiri agar mereka mampu melanjutkan produksi dan edukasi gizi secara mandiri di masa depan.

​Kolaborasi antara mahasiswa dan Posyandu ini adalah model yang patut dicontoh. Namun, untuk dampak jangka panjang, perlu adanya pembentukan kelompok ibu-ibu produktif yang secara rutin memproduksi dan memasarkan produk-produk ini di tingkat lokal. Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya menjadi solusi gizi, tetapi juga dapat membuka peluang ekonomi.

Gerakan ini diharapkan menjadi pemicu bagi desa-desa lain untuk berinisiatif serupa, memanfaatkan sumber daya lokal untuk mengatasi masalah gizi. Peran aktif dari pemerintah desa dan dinas terkait juga sangat dibutuhkan untuk memberikan dukungan, baik dalam bentuk pelatihan lanjutan maupun permodalan, sehingga upaya ini bisa berkembang menjadi gerakan kolektif yang lebih besar dan berdampak signifikan dalam mewujudkan Indonesia bebas stunting.

(iuqi/rls)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *