jurnalbogor.com — Kajian akbar ” Hijrah Bukan Tren, Tapi Jalan Hidup” sukses digelar di Masjid Al Hidayah Bukit Cimanggu City (BCC) Bogor, Selasa (15/72025).
Acara ini menghadirkan dua penceramah Ustadz Denis Liem dan Ustadz Maulana. Menariknya, bagi Ustadz Maulana, ini merupakan pertamakali menyampaikan ceramah di masjid tersebut.
Kajian ini diselenggarakan oleh PT Vivicy Innovent Adikaya yang merancang kegiatan secara profesional, lengkap dengan pemeriksaan kesehatan gratis bagi jamaah, colleb dengan Tazkia Baitulmal Sentul. Beragam doorprize turut menambah semarak acara, di antaranya produk dari Brand Keke, Cinta Qur’an, iQibla tasbih digital, Danamon Syariah, serta bazar makanan dengan aneka jajanan yang ramai dikunjungi jama’ah.
Dalam tausiahnya, Ustadz Maulana menekankan bahwa tujuan hidup manusia telah jelas ditetapkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an, yakni:
- Beribadah kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan, dari makan, tidur, bekerja, hingga pernikahan, semua diniatkan lillahi ta’ala.
- Menjadi khalifah yang mengurus diri sendiri dan lingkungan sekitar.
- Menyeru kepada kebaikan serta menjauhi kemungkaran melalui muhasabah, doa, dan amal saleh.
Ia juga mengingatkan pentingnya doa yang dapat mengubah takdir, keyakinan penuh, terhadap rukun iman, serta amalan-amalan utama seperti puasa sunnah Nabi Daud, dan puasa ayyamul bidh, yang bermanfaat melatih pengendalian diri, serta sedekah, silaturahmi, dan selalu mengingat kematian agar hati tetap lembut.
“Hilangkan prasangka buruk kepada sesama. Beri satu alasan saja untuk memaafkan saudaramu. Mungkin ia sedang diuji atau hatinya tidak tenang,” pesan Ustadz Maulana di hadapan ratusan jamaah.
Sementara itu, Ustadz Dennis Liem mengangkat kisah para sahabat Nabi SAW yang berasal dari kalangan terkemuka Quraisy. Ia mencontohkan Khalid bin Walid, putra Walid bin Mughirah, yang sebelum masuk Islam dikenal sebagai musuh keras Nabi, namun setelah berhijrah justru menjadi pedang Allah di medan perang.
“Siapa pun yang tulus belajar Islam dan segera meninggalkan keburukan, Allah akan berikan masa depan yang jauh lebih mulia. Tapi jangan menunda, karena kita tidak tahu apakah esok masih diberi umur,” ujarnya
Silvy, salah satu panitia sekaligus master of ceremony, menjelaskan bahwa kajian ini diadakan dalam rangka memaknai Tahun Baru Islam 1 Muharram. Meski peringatan sudah berlalu, semangat hijrah tetap dihidupkan agar masyarakat Bogor lebih memahami hijrah bukan sekadar tren, melainkan komitmen seumur hidup.
Ia menambahkan bahwa PT Vivicy Innovent Adikaya memiliki bidang dakwah Sujud Society yang akan rutin mengadakan kajian serupa, bahkan berencana melakukan tour ke kota-kota lain di Indonesia. “Kami ingin mewadahi semua generasi, dari Gen Z hingga orang tua, agar lebih mudah menuntut ilmu,” ujarnya
“Ustadz Maulana baru pertama kali hadir di sini, sedangkan Ustadz Denis sudah beberapa kali. Kami bersyukur beliau sangat kooperatif dengan jadwal yang padat,” ujar Silvy.
Salah satu yang menarik perhatian adalah booth cek kesehatan gratis dari Laz Baitulmal Tazkia Sentul. Farhan, perwakilan tim medis, menyebutkan pelayanan meliputi pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kolesterol, hingga edukasi kesehatan. “Setiap transaksi di booth ini juga sekaligus berdonasi untuk saudara-saudara kita di Palestina,” ujar Farhan.
Ia berharap layanan ini bisa terus menjangkau lebih banyak masyarakat. “Selain membantu kesehatan jama’ah, kami ingin menyuarakan kepedulian untuk Palestina,” ujarnya.
Syifa Aulia Annisa, jama’ah asal bogor mengaku terinspirasi dengan kajian ini. “Hijrah bukan soal seberapa cepat, tapi seberapa konsisten,” ungkapnya mengutip pesan Ustadz Maulana yang paling berkesan.
Acara yang berjalan lancar tanpa kendala ini diharapkan menjadi wasilah kebaikan bagi seluruh peserta. “Semoga menjadi amal jariyah dan semakin banyak yang tergugah untuk berhijrah,” tutup Silvy.
Acara ditutup dengan doa bersama, pembagian doorprize, dan antusiasme jamaah yang berharap kajian serupa bisa rutin digelar di masa mendatang.
(Lisna)