Ini Penyebab Harga Minyakita Melambung di Pasaran

  • Whatsapp

jurnalbogor.com – Harga Minyakita di Kota Bogor melambung tinggi dari Rp18 ribu hingga Rp19 ribu. Padahal, pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.700 per liter.

Kepala Dinas Dinas Perdagangan dan UMKM Kota Bogor, Firdaus mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menyebabkan harga minyak subsidi ini lebih mahal di pasar tradisional.

Read More

Salahsatunya adalah tidak adanya distributor resmi (D1 dan D2) di Kota Bogor. Menurutnya, berdasarkan data aplikasi Simirah milik Kementerian Perindustrian, di Kota Bogor memang terdapat beberapa pengecer besar yang setara dengan distributor.

Namun, pengecer tersebut tidak berjualan di pasar tradisional yang menjadi lokasi pemantauan harga.

“Kemudian rantai distribusi yang diatur oleh Kemendag hanya sampai ke tingkat pengecer besar (P1), sementara pengecer kecil (P2) yang berjualan di pasar tidak diatur regulasi harga,” katanya kepada wartawan, belum lama ini.

Ia menjelaskan bahwa harga Minyakita telah diatur pemerintah, yakni dari pabrik ke D1 sebesar Rp13.500 per liter. Kemudian dari D1 ke D2 Rp14 ribu. Sementara dari D2 ke pengecer Rp14.500 per liter. Sedangkan dari pengecer ke konsumen Rp15.700 per liter.

“Namun, pengecer besar di Kota Bogor memiliki kebebasan untuk menjual kepada siapa saja yang datang ke tempat usaha mereka, tanpa harus berjualan di pasar,” jelasnya.

Hal ini menyebabkan pedagang pasar membeli minyak dengan harga yang lebih tinggi, pantaran mereka tidak termasuk dalam jalur distribusi resmi yang diatur oleh pemerintah.

Akibatnya, harga jual di pasar pun naik melebihi HET. Situasi tersebut menjadi faktor utama terjadinya lonjakan harga.

(FDY)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *