Fakultas Pertanian IPB Siap Menjadi Pelopor Ketahanan Pangan Nasional Melalui Penerapan Inovasi Masif dan Pola Pertanian Terorganisir

  • Whatsapp

jurnalbogor.com – Fakultas Pertanian IPB (Faperta IPB) merayakan Dies Natalis ke-85 dengan menggelar Sarasehan Faperta : Peranan Fakuktas Pertanian IPB dalam Mendukung Pertanian Modern Dan Berkelanjutan Serta Gizi Seimbang Dalam Mencapai Kedaulatah Pangan Nasional di IPB Internasional. Acara dilaksanakan dengan kerjasama IKA Faperta IPB di IPB Convention Center, Sabtu (6/9/2025).

Read More

Forum tersebut dihadiri oleh Menteri Pertanian RI – Andi Amran Sulaiman, Badan Gizi Nasional, Rektor IPB, Para Wakil Rektor dan Sekretaris IPB, dan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). Sarasehan juga melibatkan diskusi lintas sektor mengenai transformasi pertanian, bioindustri, dan ketahanan pangan nasional. Kegiatan ini juga merupakan ajang konsolidasi Fakultas Pertanian, pemerintah, alumni, dan petani mitra dalam memperkuat jejaring dan peran strategis mereka.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan bahwa kolaborasi pemerintah dengan kampus pertanian khususnya Institut Pertanian Bogor (IPB) telah membuktikan kontribusi nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

“Kami ucapkan terima kasih kepada Wakil Rektor, Dekan, dan seluruh civitas akademika IPB. Kolaborasi ini luar biasa. IPB adalah kampus pertanian tertua dan memiliki kontribusi monumental, salah satunya merilis varietas padi IPB 3S sepuluh tahun lalu. Itu pencapaian besar yang memberi manfaat langsung bagi petani,” ujar Amran.

Dekan Faperta IPB, Suryo Wiyono, menegaskan perayaan ini menjadi momen refleksi lahirnya Fakultas Pertanian 85 tahun yang lalu sekaligus penguatan kontribusi fakultas terhadap pembangunan nasional.

“Fakultas Pertanian IPB mempunyai banyak inovasi teknologi dan kelembagaan seperti, 15 varietas padi, 105 varietas tanaman lain, pemupukan presisi, mikroba untuk atasi penyakit dan kekeringan, kampung inovasi, dan rumah belajar petani. Penerapan inovasi dalam skala masif akan berdampak besar terhadap produksi pangan dan kesejahteraan petani,” jelasnya.

Untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis diperlukan suplai bahan makanan yang memenuhi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Kondisi demikian bisa dipenuhi dengan penerapan teknologi secara masif dan dalam pertanian terorganisir (Organized Agriculture).

Rektor IPB, Arif Satria, mendorong peran faperta yang lebih besar dan maju di masa depan juga menghasilkan karya-karya yang dibutuhkan dalam dunia pertanian serta lulusan yang bisa memimpin perubahan di masa depan.

“IPB akan terus mendorong penerapan teknologi secara masif dan dalam pertanian terorganisir (Organized Agriculture) untuk kemajuan pertanian. Tidak hanya inovasi, tapi sumberdaya pertanian lulusan IPB harus mampu menjadi pemimpin perubahan di masa depan,” ungkap Arif.

Petani Mitra Faperta IPB, Sudargo (45 th) petani asal Pati Jawa Tengah, mengatakan bahwa peran inovasi IPB nyata dirasakan di lapangan.

“Peran Faperta IPB bagi kami petani di Pati sangat nyata, yaitu mendampingi penanaman Padi Gogo sejak tahun 2022. Dengan varietas IPB 9G dan teknologi mikroba, hasil panen Padi Gogo kami bisa mencapai 4 ton/ha dan rendah pestisida,” ujar Dargo.

(yudi)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *