jurnalbogor.com – Dewi tak pernah menyangka hobinya membuat kue akan mengantarkannya menjadi seorang pengusaha kue. Ibu rumah tangga ini awalnya hanya mengisi waktu luang dan mencari tambahan untuk kebutuhan rumah tangga.
Semua bermula dari keisengannya mencoba membuat cheesecake dan brownies pada awal tahun 2020 .
“Awalnya, aku suka coba-coba bikin kue sendiri. Terus ada teman yang datang ke rumah, dia minta dibikinin kue. Eh, ternyata dia bawa ke kantornya, teman-temannya suka, dan aku dipaksa jualan,” ujar Dewi sambil tertawa mengenang awal mula bisnisnya kepada Jurnal Bogor, Senen (30/06/2025).
Sejak saat itu, bisnis kue Dewi berkembang pesat. Dari hanya menjual cheesecake dan brownies, ia mulai mengeksplorasi jenis lain seperti tiramisu, soft cookies, hingga kunafa. Puncaknya terjadi pada Ramadan tahun ini ketika ia mencoba peruntungan di bisnis kue kering dan roti.
“Ramadan kan identiknya sama kuker (kue kering). Aku coba-coba bikin dan Alhamdulillah laku,” katanya.
Bisnis yang ia kelola ini hanya mengandalkan pemesanan online dengan sistem pre-order. Meski begitu, omzetnya di Ramadan lalu cukup lumayan dari total penghasilan semua jenis produk.
Menariknya, sistem pemesanan yang ia terapkan berbeda dari bisnis kue pada umumnya.
“Aku nggak mau ada waste food. Jadi, kalau ada pesanan langsung aku kirim. Aku nggak mau numpuk stok terlalu lama,” katanya.
Meskipun memiliki latar belakang ibu rumah tangga, saat ini dia mengaku sedang berusaha memajukan usaha kue dan ingin membuka caffe memanfaatkan lahan di depan rumah bersama anaknya di bilangan Kreteg, Ciomas, Kabupaten Bogor.
Kini, Dewi semakin mantap menapaki jalan sebagai pengusaha. Ramadan tahun ini menjadi bukti bahwa keputusan membuat kue tidak sia-sia.
“Aku tetap senang dengan membuat kue mungkin rezekinya saat ini memang di bisnis ini,” ungkap Dewi.
(Wawan Hermawanto)