jurnalbogor.com – Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim (DPMA) IPB University bersama PT Astra International Tbk. melaksanakan pembukaan kegiatan Bootcamp Fasilitator Desa Sejahtera Astra (DSA). Pembukaan berlangsung di Agribusiness and Technology Park (ATP) IPB University, Senin (20/10/2025).
Kegiatan tersebut menjadi ruang pembelajaran dan penguatan kapasitas bagi para fasilitator pelaksanaan program Desa Sejahtera Astra dari berbagai daerah. Bootcamp berfokus pada pengembangan kewirausahaan sosial dan ekosistem bisnis berkelanjutan di sektor pertanian.
Acara dibuka secara resmi oleh Dr. Handian Purwanwangsa, S.Hut.,M.Si., Direktur Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University. Handian menegaskan pentingnya kolaborasi lintas daerah dalam memperkuat jejaring dan kemitraan.
“Saya harap acara bootcamp fasilitator ini menjadi ajang silaturahmi, bertukar informasi, dan bertukar ilmu antar sesama fasilitator dari masing-masing daerahnya, dan juga diharapkan program ini akan terus memajukan komoditas di wilayah masing-masing,” kata Handian.
Kegiatan juga dihadiri oleh Agustin dan Dhafa, Tim Corporate Social Responsibility (CSR) Astra. Pada kesempatan tersebut, Agustin menjelaskan filosofi dasar dari program Desa Sejahtera Astra.
“Program Desa Sejahtera Astra lahir dari fokus utama Astra yakni public contribution, yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan IPB University,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi strategis ini menjadi bentuk nyata kontribusi Astra dalam membangun kemandirian ekonomi masyarakat desa berbasis potensi lokal.
Kegiatan Bootcamp diikuti 28 orang fasilitator Desa Sejahtera Astra Klaster Pertanian yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara Timur. Seluruh peserta antusias mengikuti sesi pelatihan dan diskusi yang diformat secara interaktif, dengan pendekatan partisipatif khas pengembangan masyarakat.
Pada sesi pertama, Dr. Handian Purwawangsa, menyampaikan materi dengan tema “Community Development dan Ekosistem Bisnis.” Ia menekankan pentingnya membangun keterhubungan antar pelaku ekonomi di desa agar terbentuk rantai nilai yang kuat dan berkelanjutan.
Dalam paparannya, Dr. Handian menjelaskan bahwa fasilitator desa memiliki peran utama dalam memastikan setiap program pemberdayaan tidak berhenti pada pelatihan, tetapi berkembang menjadi ekosistem ekonomi nyata yang melibatkan masyarakat secara luas.
Sesi berikutnya dilanjutkan oleh Widya Hasian Situmeang, S.K.Pm.,M.Si., yang membawakan materi bertema “Community Development sebagai Penggerak Kewirausahaan Sosial dan Kemandirian Ekonomi”. Selama menjelaskan materi, Widya juga berinteraksi dengan para peserta dan berdiskusi terkait tantangan dalam menjalankan bisnis wilayah masing-masing fasilitator.
Kemudian, Widya juga menjelaskan empat peranan utama, yakni sebagai pendidik, fasilitator, utusan, dan teknikal.
Setelah sesi pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan Agrotourism Activity dan Bonding Time antar peserta di kawasan Agribusiness and Technology Park IPB. Melalui kegiatan ini, peserta diajak menjelajahi area pemanfaatan teknologi untuk budidaya pertanian, greenhouse, digital farming, dan perkebunan. Pada tour ini, peserta dibekali dengan wawasan penerapan inovasi dan teknologi yang diterapkan di ATP IPB.
Selain sesi materi dan kegiatan rekreatif, peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil inisiatif dan praktik baik dari masing-masing daerah. Diskusi berjalan dengan hangat dan penuh semangat. Para fasilitator saling bertukar pengalaman dan ide yang menunjukkan bahwa jaringan Desa Sejahtera Astra terus berkembang dan siap menghadapi berbagai tantangan.
(yev/rls)