Anti dan Tolak LGBT: Sekilas Pengalaman Kota Bogor

  • Whatsapp
Dr.H.Apendi Arsyad ketika diundang narsum penajaman Proker Cawalkot Bogor kang Dr.AT di Markas PKS Kota Bogor

jurnalbogor.com – Assalamualaikum ww, dan selamat pagi. Hatur nuhun bu Dr. Sri Bukhori yang telah menshare sebagian materi larangan agama terhadap perbuatan maksiat LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender), yang jelas dan tegas diharamkan dan dimurkai Allah SWT.

Saya mengapresiasi seminar nasional (semnas) ICMI yang membahas bahaya LGBT, dulu,  bertempat di audotarium Hotel Syahid Jaya Jakarta, kira-kira penyelenggaraannya thn 2018, sebelum pandemi Covid 19. Alhamdulillah saya ditemani ibu Sri Hastuti SSos (Bendahara Wandik Kota Bogor) berkesempatan hadir atas nama Ketua Wandik Kota Bogor di dalam semnas yang memperbincangkan penyakit sosial LGBT tersebut.

Read More

Sepengetahuan saya kegiatan semnas Anti dan Tolak penyakit sosial.LGBT, sangatlah kreen dan mantul tersebut digawangi ibu Dr.Sri Astuti Buchori, waktu itu beliau Wakil Ketum MPP ICMI yang penuh semangat “beramar makruf nahi mungkar’, MPP ICMI dibawa kepemimpinan abangku Prof.Dr.Jimly Assiddiqie. SH MH.

Saya menilai bahwa Semnas anti dan tolak LGBT, beberapa paparan materi dari narsum yang bagus sekali, mereka menguasai ilmunya dan hasil riset-risetnya yang cukup ilmiah, terutama ilmu kesehatan, medical dan kedokteran yang menjelaskan bahayanya LGBT bagi masyarakat, faktanya banyak korban warga masyarakat yang sangat menyedihkan dan tragis nasibnya.

Narsumnya terdiri dari unsur ulama (MUI Pusat) ahli fiqih, dokter ahli kandungan psikolog, ahli komunikasi keluarga etc, kalau tak salah narsumnya bpk Dr.KH Niam, Ibu dr.Inong, ibu dr.Nila, ibu Prof.Aida dan ibu Dr.Sri Astuti itu sendiri.  Apa yang saya dapatkan sebagai peserta sungguh menginspirasi dan mencerahkan, itu yang saya rasakan, sehingga dari pengetahuan tsb tergerak hati saya untuk mensosialisasikan dan mendesiminasikan gerakan Anti dan Tolak LGBT di tengah masyarakat Kota Bogor.

Sepulang dari Semnas Anti dan Tolak LGBT tsb, beberapa minggu kemudian Dewan Pendidikan.Kota Bogor yang saya pimpin, menyenggarakan Seminar/Focus Group Discussion (FGD), Kamis tgl 15 Maret 2018, dimulai siang sampai sore harinya, bertempat di Balai Kota Bogor, dengan mengundang peserta dari kalangan Ketua Komite Sekolah, Kepala Sekolah, para penggerak PKK di 68 kelurahan se Kota Bogor, dan pimpinan Ormas Islam se Kota Bogor serta pegiat sosial pendidikan/LSM se Kota Bogor, alhamdulillah forum seminar hadir peserta lk 200 orang.

Adapun narsum sbg pembicara kami undang dari MPP ICMI, pegiat anti LGBT dr.Inong, pegiat keluarga bahagia dan aktivis penggerak tolak LGBT dari IPB University Prof.Euis Sunarti, Ketua PKK Kota Bogor ibu Yane Adrian Bima Arya, dan saya sendiri AA dengan menyajikan sebuah makalah.

Makalah saya tsb berjudul “Bahaya LGBT Bagi Dunia Pendidikan dan Keluarga serta Deklarasi Tolak.LGBT di Kota Bogor” yang konten materinya banyak saya ambil dari makalah Semnas Anti dan Tolak LGBT yg digelar MPP ICMI di hotel Syahid Jaya Jakarta, sebelumnya.

Seminar atau kegiatan FGD Wandik Kota Bogor bersama para pemangku kepentingan (stakeholders) pendidikan, aktivis perempuan/ibu-ibu PKK, dan pimpinan Ormas Islam, menghasilkan sejumlah rekomendasi, diantaranya tuntutan kepada Pemkot Bogor untuk menanggulangi penyakit sosial LGBTdi Kota Bogor.

Hasil-hasil seminar Anti dan Tolak LGBT Wandik Kota Bogor thn 2018 tersebut, saya expose melalui mass media cetak dan media sosial, dengan maksud dan tujuan membangun kesadaran publik.(public awareness) akan bahaya penyakit sosial LGBT.   Alhamdulillah dengan publikasi tsb, dampaknya para tokoh masyarakat dan para pegiat dakwah Islam tergerak untuk melawan dan mereduksi penyakit LGBT yang kian marak di Kota Bogor.

Puncak perlawanan atau protes anti dan tolak LGBT di Kota Bogor itu, ditandai adanya demontrasi besar-besaran dengan pawai ribuan massa umat berbaris dijalan raya, berjalan kaki dari halaman Masjid Raya fmenuju Balaikota Bogor pada Jumat siang bakda sholat Jumat hingga sore harinya. Para demonstran begitu bersemangat mengumandangkan yel-yel Anti dan Tolak LGBT di Kota Bogor, menuntut perbuatan maksiat LGBT ditertibkan dan ditanggulangi (Tamtib) di masyarakat okeh Pemkot Bogor. Mereka para demontran bergerak dengan memakai berbagai atribut Ormas Islam, LSM dan tak ketinggalan komunitas “emak-emak” dari masing-masing kelompok afiliasi membawa berbagai poster memprotes LGBT. Saya sempat mencatat lebih dari 60 kelompok afiliasi masyarakat yg ikut dalam demontrasi untuk menyuarakan anti dan tolak LGBT.

Barisan paling depan, terdapat sebuah mobil pickup bak terbuka berperalatan lengkap dengan shound system yang corong “toa”, suara orasi bergema ke semua penjuru mata angin, yang digunakan untuk berpidato oleh para orator kalangan Habaib, ustadz dan pimpinan Ormas dan LSM pegiat dakwah Islamiyah. 

Pawai demo yg terpanjang dalam sejarah Bogor di era pasca reformasi, dimana peserta pendukung “mengular” sepanjang jln Raya Pajajaran, Otista dan jln Ir H Djuanda, dan mereka berhenti di halaman Balai Kota Bogor, tempat para demontran berkumpul tersebut, menyampaikan tuntutan dan aspirasinya.

Pimpinan Muspida Kota Bogor, antara lain Walikota Bogor Dr.Bima Arya Sugiarto, didampingi Kaporesta, Dandim Kota Bogor, Kasatpol PP, dll menyambut dan menemui perwakilan/utusan demontran, termasuk saya AA selaku Ketua Wandik Kota Bogor ikut serta berorasi.

Kami diajak berdialog di ruang tengah Balai Kota Bogor oleh Walkot Bogor kang Dr.Bima Arya. Dan saya waktu itu, setelah menyampaikan aspirasi anti dan tolak LGBT, kemudian menyerahkan sebuah Prosiding Hasil Seminar Anti dan Tolak LGBT Wandik Kota Bogor, yang diselenggarakan di Balaikota Bogor, sebelum kegiatan demontrasi dilaksanakan massa rakyat Kota Bogor.

Didalam prosiding.Seminar Anti san Tolak LGBT tsb, ada pernyataan sikap berupa Deklarasi Anti dan Tolak LGBT di Kota Bogor yang berisikan 4 butir tuntutan stakeholders pendidikan Kota Bogor, yang isi lengkapnya Deklarasi tsb, harap dibaca buku saya “Kritik dan Saran Untuk Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Kota Bogor” by Dr.Ir.H.Apendi Arsyad MSi, terbit thn 2019, 575 halaman, diterbitkan IPB Press Bogor, terdapat pada halaman 455-465. Buku tsb bisa dilihat di display almari kaca IPB Press, dan buku itu didapatkan dan dijual di toko Serambi IPB University, Mal Botani Square, Baranangsiang, Kota Bogor

Dalam beberapa waktu kemudian, kami mendatangi Ketua DPRD Kota Bogor, Dr Atang Trisnanto dkk, kami mendesak agar Pemda Kota Bogor segera membuat regulasi berupa Perda tentang Tamtibmas penanggulangan penyakit sosial LGBT, alhamdulillah direspon positif.

Selanjut beberapa kali saya menggelar diskusi kelompok terarah dngan peserta terbatas (FGD) di Sekretariat Wandik Kota Bogor jln Julang No 7 Kota Bogor, untuk pematangan konsep yang akan disumbangkan ke Pemkot dan DPRD Kota Bogor, antara lain kami mengundang bapak.Drs.H Ade Syarif MPd Sekda Kota Bogor dan beberapa orang anggota DPRD Kota Bogor lainnya serta pimpinan Ormas dan LSM Dakwah, yang berkomitmen memberantas penyakit sosial LGBT.

Alhamdulillah, ringkas ceritanya, berkat perjuangan dan rahmat Allah SWT,  DPRD Kota Bogor yang dimotori rekan-rekan fraksi PKS berhasil membuat Peraturan Daerah (Perda) ttg “Tamtibmas Anti.dan Tolak LGBT” Kota Bogor, tetapi kemudian kandas pelaksanaannya hingga kini, akibat Perwalkotnya tidak kunjung disyahkan atau ditandatangani Wali Kota Bogor, Dr Bima Arya,…sangat disayangkan !

Kita tak tahu alasannya apa? Kita hanya dapat berhipotesa, kemungkinan Pemkot Bogor mendapat tekanan hebat dari LSM/NGO komunitas berafiliasi pro LGBT nasional dan internasional. Itulah salah satu kegagalan kepemimpinan Walkot Bogor Dr  Bima Arya yang sempat saya catat. Padahal beliau sudah berkomitmen untuk melakukan penertiban dan penanggulangan penyakit sosial LGBT di Kota Bogor yang kian marak, yang beliau sampaikan dihadapan para demontran Anti dan Tolak LGBT di halaman Balai Kota Bogor, waktu itu, disaksikan unsur Forkopimda Kota Bogor.

Harapan kita insyaAllah untuk kepemimpinan Walkot Bogor 5 tahun mendatang periode thn 2024-2029, produk Pilkadal tgl 27 November 2024 nanti, insyaAllah bisa terpilih seorang vigur dan sosok Walkot Bogor yang tegas anti dan menolak LGBT di Kota Bogor, regulasi dan public policy penanggulangan LGBT bisa keluar dan diberlakukan segera, agar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, khusus masyarakat Kota Bogor diridhoi dan dirahmati Allah SWT, Aamiin-3 YRA.

Semoga narasi ini, insyaAllah bisa meneguhkan kembali komitmen para tokoh masyarakat, pendidik (ulama, habaib, ustadz) pegiat dakwah untuk mencegah dan memberantas perbuatan maksiat LGBT, yang tengah berlangsung marak di masyarakat kita.

Syukron barakallah
Save Warga masyarakat  dari kemaksiatan
Wangun Atas Kel.Sindangsari Botim City, 6 September 2024

Wassalam

=====✅✅✅

Dr.Ir.H.Apendi Arsyad,M.Si (Salah seorang Pendiri ICMI thn 1990 di Malang, Wasek Wankar MPP ICMI merangkap Ketua Wanhat MPW ICMI Orwil Khusus Bogor, Ketua Wandik Kota Bogor thn 2013-2019, Konsultan proyek K/L negara, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui tulisan di media sosial)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *