jurnalbogor.com – Sudah 15 tahun, Abah Satim (67) warga di RW 05, Desa Sukawening, Dramaga, Kabupaten Bogor menjadi pengrajin pembuat keranjang kecil dari anyaman bambu atau biasa disebut besek ikan.
Keahliannya diperoleh secara turun temurun dan produknya dijual untuk kemasan ikan cue atau ikan pindang yang dikirim ke berbagai daerah di Bogor bahkan sampai Jakarta.
Dari ketekunan menggeluti usaha membuat besek ikan, Abah Satim mendapatkan penghasilan untuk digunakan biaya hidup sehari hari. Diakuinya membuat besek ikan cukup mudah, karena memang lebih mengutamakan fungsinya untuk kemasan ikan.
“Setiap hari, bagi yang sudah mahir bisa dapat 150 besek. Bahkan ada yang bisa 300 besek,” ungkapnya, Selasa (25/6/2024).
Menariknya, dia memproduksi sendiri sampai ribuan besek dalam satu minggu. Mulai dari memotong bambu di kebun sampai menjadi bahan baku dan menganyam menjadi besek berukuran kecil.
“Dalam satu minggu ini, ada 1.500 besek yang siap diambil. Semua saya kerjakan sendiri. Satu besek dijual Rp 180 Rupiah, jika dijual lagi ke pasar oleh warga atau pedagang Rp 250 rupiah,”
katanya sambil mengikat besek yang sudah jadi untuk dijual ke pasar.
Kepala Desa Sukawening, Jarkasih menjelaskan pembuatan besek ikan ini menjadi andalan Abah Satim. Tentunya, ditengah zaman modern ini tidak semua orang yang masih mempertahankan pembuatan besek ikan, seperti Abah Satim. Kemasan ini di era modern sangat ramah lingkungan dan dalam kemasan besek tak mengandung bahan berbahaya.
“Selain menciptakan ekonomi, bagian penting dalam produksi kemasan ikan cue yang sering ada di meja makan kita karena keahlian dan hasil karya Abah Satim yang terus dilestarikan dan diapresiasi oleh masyarakat luas,” tukasnya.
(AE)