Tampil di Kabogorfest, Malasari Tawarkan Budaya dan  Pesona Alam

  • Whatsapp

jurnalbogor.com – Desa Malasari yang merupakan desa wisata yang berada  di lereng  Gunung Halimun Salak di lingkup Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor tampil di Kabogorfest 2025.

Read More

Desa Malasari dikemas dalam konsep nuansa wisata berbasis alam dan budaya, desa ini menjadi salah satu magnet pengunjung dalam rangkaian acara Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543.

Berada di tengah kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Malasari menawarkan pengalaman wisata yang menyentuh banyak dimensi ekologis, edukatif, hingga spiritual.

Ketua Desa Wisata Malasari, Hamdan Yuwafi, menyampaikan bahwa pihaknya hadir dengan sejumlah paket unggulan yang dirancang untuk menghadirkan sensasi menyatu dengan alam sekaligus mengenal kearifan lokal masyarakat setempat.

“Salah satu yang kami unggulkan adalah Halimun Adventure Journey, di mana wisatawan diajak menyusuri jalur tracking hutan hujan tropis Halimun, menyaksikan langsung flora dan fauna endemik.

Lalu ada Halimun Lemur Experience, yang lebih menonjolkan sisi sosio-kultural masyarakat adat, mulai dari tradisi bertani, seni degung Halimun, pencak silat, hingga jaipongan,” terang Hamdan saat ditemui di arena pameran Kabogorfest.

Tak hanya kaya akan potensi alam dan budaya, Malasari juga menyimpan nilai sejarah yang mendalam. Salah satunya adalah rumah pendopo milik Bupati pertama Kabupaten Bogor yang hingga kini masih berdiri dan menjadi bagian penting dari narasi sejarah lokal.

Partisipasi Malasari dalam Kabogorfest disebut Hamdan sebagai momentum strategis untuk memperkenalkan potensi desa yang selama ini masih tersembunyi di balik rimbunnya hutan Halimun.

“Kami berterima kasih atas perhatian yang luar biasa dari Bapak Bupati Bogor. Beliau sudah mengunjungi Malasari dan menyatakan komitmennya membangun akses jalan. Sekarang pengerjaan sudah dimulai. Ini penting, karena akses yang baik akan membuka pintu lebih lebar bagi wisatawan,” katanya.

Dalam konteks perayaan HJB tahun ini, Hamdan menyampaikan apresiasi mendalam atas ruang yang diberikan kepada desa-desa wisata. “HJB kali ini luar biasa. Kami merasa benar-benar dilibatkan.

Banyak orang baru tahu bahwa ada desa seperti Malasari yang masih teguh hidup dalam kearifan tradisional. Ini jadi jendela besar bagi kami untuk menjangkau khalayak yang lebih luas, termasuk dari luar Bogor,” katanya.

Ia berharap kegiatan semacam ini bisa terus dilanjutkan dan dikembangkan menjadi ruang promosi yang lebih inklusif untuk desa-desa wisata lainnya di Kabupaten Bogor.

“Bagi kami, ini bukan sekadar pameran. Ini pembuka jalan untuk membaca pasar, memperluas jejaring, dan menumbuhkan ekonomi masyarakat berbasis pariwisata,” tukasnya.

(Arip Ekon)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *