jurnalbogor.com – Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah-sekolah kini menjadi perhatian publik. Menyikapi hal tersebut, SMKN 1 Puncak Cisarua menegaskan tidak pernah menutup diri terhadap jurnalis maupun masyarakat, serta berkomitmen menjaga transparansi dan akuntabilitas dalam program tersebut.
Kepala Sekolah SMKN 1 Puncak Cisarua, Kartanto menekankan pentingnya penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) terutama dalam distribusi makanan kepada siswa. SOP dinilai penting untuk mengantisipasi risiko kekurangan, kerusakan bahan pangan, hingga potensi keracunan.
“Sekolah kita tidak ada yang tertutup untuk media. Justeru kami terbuka, dan melalui SOP ini kami pastikan keamanan serta kualitas makanan terjaga. Anak-anak juga kami biasakan mengidentifikasi kondisi makanan sebelum dikonsumsi,” ujar Kartanto, Senin (8/9/2025).
Pihak sekolah mengakui adanya kendala teknis di lapangan, misalnya jumlah makanan dalam skala besar yang rentan bermasalah, seperti ditemukannya telur tidak layak konsumsi. Namun hal tersebut langsung ditindaklanjuti sesuai prosedur.
Selain itu, sekolah juga melibatkan siswa jurusan tata boga dalam pengecekan sekaligus praktik pembelajaran. Tidak hanya belajar mengolah makanan, para siswa diajarkan memahami aspek ekonomi dari hasil praktik, mulai dari perhitungan modal hingga keuntungan.
Seperti yang dilakukan siswi kelas XI, Siva Rahayu, Ruby Septianing N, Ananda Putri, dan Azwa. Mereka membuat makanan kecil seperti dimsum, roti berlapis cokelat, lengkap dengan minuman.
“Ini 100 persen karya anak-anak. Mereka praktik masak, lalu menghitung biaya produksi dan potensi keuntungan. Jadi selain mendapat gizi, anak-anak juga belajar wirausaha,” tambah Kartanto.
Dengan adanya SOP yang jelas, pihak sekolah berharap pelaksanaan program MBG berjalan aman, lancar, serta memberi manfaat maksimal bagi siswa. Transparansi dan keterbukaan pun terus ditekankan agar publik tidak merasa tertutup dari informasi.
(Dadang Supriatna)