SAB Huntap Dinilai tak Tepat Sasaran

  • Whatsapp

jurnalbogor.com – Tatakelola pembangunan hunian tetap (huntap) di Desa Nanggung, Kabupaten Bogor terkesan  amburadul. Pasalnya,  Sarana Air Bersih (SAB) yang dinantikan warga yang tinggal di huntap itu ternyata telah dibangun, namun penghuni masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Pembangunan SAB itu pun dinilai tidak tepat sasaran.

Salah satu anggota Kelompok kerja masyarakat (Pokmas) pada pembangunan huntap di Desa Nanggung Makmur atau yang biasa dipanggil RW Amung membenarkan bahwa pembangunan sarana air bersih untuk warga huntap sebetulnya pada tahun 2023 sudah dibangun.

Read More

Namun pihak Pokmas tidak tahu pembangunan SAB itu karena dari pelaksana SAB maupun dari DPKPP tidak ada pemberitahuan atau konfirmasi sebelumnya.

“Soal pembangunan SAB, waktu itu sempat kami tanyakan juga ke desa tetapi pihak desa  tidak juga mengetahui adanya pengerjaan SAB tersebut,” kata dia kepada  Jurnal Bogor, Minggu (22/9/2024).

Menurutnya tahun 2023, awal dibangun hingga rampungnya 82 huntap yang berlokasi di Kampung Kebon Awi, baru tak lama kemudian diinformasikan dari konsultan adanya  pembangunan SAB bagi warga yang tinggal di huntap.

Meski terpisah kata dia, Pokmas  hanya menangani  bangunan huntap dan seharusnya biar selaras  pelaksana SAB terlebih dulu komunikasi dengan Pokmas.

“Harusnya komunikasi dulu, karena dibangunnya SAB itu pemanfaatannya untuk penghuni huntap” kata RW Amung

Memang bangunan SAB itu ada, namun tidak tepat sasaran. Sebab, sudah setahun ini warga masih kesulitan untuk mendapatkan air bersih,” bebernya.

Meski nangunan SAB itu ada, namun  warga yang tinggal di huntap tidak bisa memanfaatkan pasokan air itu. Pembangunan SAB yang memanfaatkan sumber air pegunungan Jajaway Rancabakti yang menggunakan pipanisai hanya mencapai  titik reservoir (bak penampungan air) tepatnya di Lebak Nila.

“Pembangunan SAB yang menggunakan pipanisasi  itu tidak sampa ke lokasi hunian tetap di Kebon Awi. Kemungkinan pemanfaatan SAB itu untuk perkebunan warga atau bisa SAB itu kemungkinan  untuk peternakan.” ujarnya.

“Informasi ini kami sampaikan, karena warga huntap terus menanyakan  meminta SAB itu  untuk segera dibangun.”

Dia menjelaskan, ditambah adanya kejadian dugaan tindakan asusila seorang warga huntap  nyaris di perkosa saat mandi  keluar karena tidak adanya air bersih.

Sementara, pelaksana pembangunan SAB Hotib ketika dikonfirmasi Jurnal Bogor tak menampik warga penghuni di huntap sudah lama belum memanfaatkan pasokan air, meski SAB itu telah dibangun.

“Memang benar bangunan SAB itu untuk warga yang tinggal di huntap. Namun, kurang matangnya perencanaan dan mengalami perubahan pada gambar pembangunan SAB sehingga SAB tidak sampai ke lokasi hunian tetap.

“Pembangunan tetap jalan karena kami di pikir karena sudah terbiasa di bidang kontruksi pembangunan, ternyata bangunan SAB tak sampai ke huntap,” jelasnya.

Hotib yang juga masih warga Desa Nanggung menerangkan, pembangunan SAB dari sumber air menuju ke reservoir bak penampungan dengan menggunakan pipanisasi sepanjang 1.600 meter. Sedangkan untuk mencapai ke lokasi huntap itu masih membutuhkan 700 batang pipa lagi

Ketika ditanya berapa nilai anggaran yang digunakan pada pembangunan SAB  itu, kata Hotib sekitar Rp 170 juta..

Karena SAB yang dibangunnya tak bisa dimanfaatkan warga huntap, setelah itu pihaknya mengajukan kembali, namun di rapat anggaran DPRD Kabupaten usulan penambahan anggaran SAB  itu ditolak.

“Kata pihak DPKPP, usulan penambahan pembangunan SAB ditolak,” tukasnya.

Kepala Desa Nanggung Sodik mendesak DPKP untuk segera membangun SAB untuk warga yang tinggal di huntap.

“Karena warganya sudah lama kesulitan air bersih kami minta Pemkab Bogor melalui DPKPP bagaimana caranya segera membangun SAB,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, sebanyak 82 Kepala Keluarga (KK) korban bencana alam yang tinggal di hunian tetap (huntap) di Kampung Kebon Awi  di Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor dihantui ketakutan.

Pasalnya, akibat ketiadaan SAB sejak huntap itu dibangun pada 2023 lalu, warga huntap terpaksa  harus keluar mencari sumber air yang bisa dimanfaatkan. Mirisnya,  lantaran tidak adanya air bersih seorang ibu muda saat mandi di kobak pemandian nyaris diperkosa oleh pria tak dikenal.

(AE)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *