jurnalbogor.com – Kelangkaan kelapa dan harganya naik tinggi Dodol, H. Ahmad Sobana (HAS) di Bantar Kambing Rancabungur, Kecamatan Rancabungur yang legend tetap menjadi buruan warga saat akan lebaran.
Pemilik usaha dodol khas Rancabungur H. Ahmad Sobana mengatakan, untuk tahun ini ada kendala dari kelapa, harga kelapa saat ini memang tinggi. Dirinya biasa membeli Rp5 ribu paling tinggi Rp6 ribu
“Sekarang kelapa paling murah Rp15 ribu sampai Rp20 ribu. Jadi mau gimana lagi dodol harus naik harganya. Yang tadinya Rp38 ribu mungkin bisa Rp40 ribu. Soalnya kalau tidak begitu mana bisa dirinya menjual, menurutnya dagang walau sedikit harus ada untungnya kan, kenaikan ini mulai saat akan memasuki Hari Raya Idul Fitri,’ ujarnya kepada wartawan.
H Sobana biasanya tidak terlalu begini, dan biasanya juga masih normal, wajar kalau biasa Rp5 ribu, sampai Rp6 ribu wajar. Nah saat akan lebaran menjadi Rp20 ribu perbutir dan sulit kelapanya.
“Sekarang lagi nyari-nyari ke Banten. Akibat kelangkaan kelapa dan mahalnya kelapa terpaksa menaikan harga dodol. Untuk omset alhamdulillah masih stabil,” paparnya.
Ia menjelaskan.Tahun kemarin dodol saya habis 5 ton, sekarang 7 ton juga tidak sanggup, karena bahan bakunya itu langka dan mahal, selain menjual secara ofline disini juga menjual dengan cara online.
“Untuk dodol saya ini sudah sampai ke Bali, Papua, Medan, Kalimantan, Aceh juga sampai. Bahkan sampai juga ke Thailand, selain menjual dodol disini juga menjual ranginang, rangining, dan kue kering lainya. Berharap harga kelapa jangan sampai segitu, tahun kemarin yang mengalami kenaikan bukan kelapa tapi beras ketan biasa beli Rp600 ribu menjadi Rp1,2 juta,” tutupnya. (Aga)