Pelayanan RSUD Idam Chalid Ciawi Dikeluhkan

  • Whatsapp

jurnalbogor.com – Seorang warga, Mulyadi atau yang akrab disapa Damuy, menyampaikan keluhannya terkait pelayanan yang ia terima di RSUD DR. KH. Idham Chalid, sebelumnya bernama RSUD Ciawi pada malam takbiran Idul Adha lalu. Mulyadi mengaku mengalami kondisi tubuh yang lemah akibat keracunan makanan dan merasa pelayanan yang ia terima di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tersebut tidak memadai.

Read More

Dalam curhatannya yang beredar di media sosial, Mulyadi menyampaikan bahwa ia datang ke IGD RSUD Ciawi pada malam Jumat usai Magrib dalam kondisi tubuh yang sangat lemah karena diare berat. Ia sempat mendapatkan penanganan awal, termasuk pemasangan infus. Namun, menurut pengakuannya, proses pemasangan infus dilakukan beberapa kali karena gagal, hingga akhirnya berhasil setelah percobaan keempat atau kelima.

“Setelah diinfus, saya hanya sekitar dua jam diobservasi, lalu disuruh pulang oleh dokter IGD,” ungkap Mulyadi.

Namun, kondisi kesehatannya justru memburuk setelah pulang ke rumah. Keesokan paginya, ia memutuskan untuk berobat ke RS Juliana Tajur. Di sana, menurutnya, ia langsung mendapatkan tindakan rawat inap selama empat hari.

“Dokter di RS Juliana sampai heran, kenapa saya tidak langsung dirawat malam sebelumnya. Kata beliau, kondisi saya saat itu sudah seharusnya mendapat perawatan intensif,” tambahnya.

Mulyadi pun menyayangkan tindakan medis yang ia terima di RSUD Ciawi, yang menurutnya terkesan tidak sigap dalam menangani pasien gawat darurat. “Kalau belum sakaratul maut, kayaknya nggak bakal dirawat,” sindirnya.

Menanggapi hal tersebut, aktivis hukum H. Dede Supardi, SH., CPM., memberikan pernyataan tegas. Ia mengajak rekan-rekannya untuk melakukan investigasi dan mengumpulkan data serta bukti terkait kejadian tersebut.

“Ayo rekan yang ada waktu lakukan investigasi, cari data dan fakta serta bukti yang akurat. Nanti kita sikapi untuk gelar perkara dan proses hukumnya. Abdi nuju dampingi BAP saksi di Polsek Senen, Jakarta,” ujar H. Dede Supardi.

Ketua Umum Aliansi Masyarakat Bogor Selatan (AMBS), Muhsin, S.IP., juga turut angkat bicara. Ia menyesalkan insiden ini dan menilai perlu ada evaluasi serius terhadap manajemen RSUD Ciawi.

“Kami menyesalkan dengan kejadian ini. Kalau memang ada temuan penyalahgunaan SOP, kami akan ajukan gugatan class action atas kejadian yang dialami warga atas nama Pak Mulyadi yang tinggal di Cimande. Kami tidak mau rumah sakit yang dibangun memakai anggaran dari rakyat justru abai dalam melayani rakyat. Ini perlu adanya evaluasi dalam manajemen rumah sakit umum ini. Bukan hanya pergantian nama, tapi kualitas pelayanannya pun harus ditingkatkan,” tegas Muhsin.

Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD DR. KH. Idham Chalid Ciawi belum memberikan tanggapan resmi terkait insiden ini.

Kasus ini menambah deretan sorotan publik terhadap kualitas pelayanan rumah sakit milik pemerintah yang seharusnya mengedepankan keselamatan dan kenyamanan pasien sebagai prioritas utama. Sementara itu dari pihak rumah sakit belum dapat dikonfirmasi.

(Dadang Supriatna)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *