Pelajaran Sejarah Sultan Siak Riau: Pahlawan Nasional Sultan Syarief Kasim

  • Whatsapp
AA bersama sahabatnya Prof.Win Nugroho, ilmuwan BRIN-BPT Kementan RI

jurnalbogor.com – Gubernur Riau menjelaskan jasa kepahlawanan Sultan Syarief Kasim, Sultan Siak, Kerajaan Islam Riau Nusantara, telah berjasa membantu terwujudnya Kemerdekaan Bangsa Indonesia, diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 atas nama bangsa Indonesia Soekarno-Hatta.

Raja Melayu Islam Riau, telah  menyerahkan harta kekayaan bertriliunan rupiah kepada Ir Soekarno Sang Proklamator, Presiden RI agar proses mempertahankan kemerdekaan dari penjajahan Belanda, berhasil, dan Rakyat pun bisa hidup merdeka dan hidup berkemakmuran bersama sebagaimana sila ke-5 Pancasila, berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”.

Read More

Tetapi setelah kemerdekaan faktanya apa dan bagaimana nasib rakyat etnis Melayu Riau yang terjadi?, faktanya terjajah dan ditindas kembali oleh warga bangsanya sendiri. Terakhir pelanggaran HAM Proyek Strategis Nasional, yang menghebohkan publik, bernama “Eco Rempang City” pulau Barelang Provinsi Kepulauan Riau.

Wilayah Rempang, daerah Batam tersebut merupakan tempat bermukim berabad-abad lamanya yakni mereka rakyat pribumi etnis Melayu Islam, berprofesi nelayan dan pedagang ikan, berasal dari Kerajaan Siak SrI Indrapura, dgn rajanya adalah Sultan Syarif Kasim yang telah menjadi Pahlawan Nasional.

Ketika terjadi tragedi berdarah, mengusir penduduk tempatan (pribumi, local community) Rempang tersebut, pilu hati ini bagaikan tersayat-sayat atas perbuatan para pemimpin yang zholim, mulai dari Kepala Daerah (Gubernur, Walkot, Aparatur Negara, Menteri hingga Presiden RI mas Joko) berkhianat kepada Rakyatnya, praktik kebijakannya diluar perikemanusiaan.

Mereka setelah berkuasa, menjadi the ruling party, lupa akan 4 (empat) tujuan bernegara NKRI sebagaimana bunyi alinea ke-4 UUD 1945 asli yaitu melindungi segenap tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut menciptakan perdamaian abadi, agar rakyat hidup aman sentosa, bebas dari berbagai ancaman yang melanggar Hak-hak Azasi Manusia (HAM).

Pada kasus tragedi berdarah di kawasan Rempang Kep Riau, yang berkedok “Eco” telah terbukti melanggar HAM berdasarkan investigasi Komnas HAM RI. Saya AA gemes dan prihatin mengamati perbuatan zholim para penguasa, kemudian menurunkan 3 artikel, sudah viral di beberapa medsos, untuk mengungkapkan kekecewaan terhadap regim penghianat bangsa yang berkuasa saat ini.

Apalagi pengusiran rakyat Rempang tersebut, regulasi dan kebijakan yang menamakan PSN, proyek straregis nasional, yang tak masuk di akal (not common sense), dimana mereka memberikan karpet merah, perbuatan yang memanjakan pihak investor asing, menampung migran Tiongkok, yang berasal dari negara Tirai Bambu, RRC. Kita paham mereka notabenenya berpaham dan berideologi ateis- Komunisme, yang bertentangan dengan dasar dan ideologi negara-bangsa NKRI yakni Pancasila.

Menarik adanya dialog di forum Podcats bpk.Gubri Syamsyar di Pekanbaru Riau, hendaknya bisa menyadarkan dan mencerahkan Rakyat Riau, yang saya dengar dan tonton materi dialognya di WAG  Suara Kuansing. Seorang Gubernur Riau bpk.Samsuar, pernah menjadi Camat Kecamatan Siak, bercerita tentang heroisme, patrotisme Pahlawan Nasional Sultan Syarief Kasim. Saya  berharap perbincangan materi kepahlawanan tsb, agar disimak baik-baik, dipahami maknanya oleh para “cucu dan cicit” Sultan Riau, yg tengah memegang kekuasaan sbg Kepala Daerah dan Kepala Pemerintah Daerah saat ini. Mereka bisa menarik pelajaran (lesson learned) sejarah tsb, dalam meningkatkan kualitas pengabdian, melayani Rakyat agar hidup merdeka, hidup makmur dan sejahtera secara berkeadilan dan berkemajuan.

Mereka hendaknya punya pola pikir (mindset) dan pola bertindak, mau dan mampu untuk rela berkorban untuk membela kepentongan negara-bangsa seperti yang disuritauladani Pahnas Sultan Syarief Kasim, terutama para elite politik anak negeri tersebut mampu menjaga harga diri (martabat, dignity), mengupayakan keselamatan dan kesejahteraan Rakyat etnis Melayu Islam yang hidup di kawasan pulau-pulau kecil di bumi Lancang Kuning.

Mereka para elite politik dan aparat Pemerintahan (the ruling party) dalam prakteknya jangan membela yang sebaliknya, kepentingan pihak asing yakni menjadi jongos atau budak investor asing based aseng (China Tiongkok) yang tengah berekspansi mengembangkan jalur sutranya di wilayah NKRI.

Kawasan Barelang KepRiau sebagaimana hasil studi Doktor saya, konten disertasi saya menunjukan sebuah kawasan yang sangat “seksi’ sebagai jalur perdagangan Sutera RRC.

Para pemimpin daerah, apalagi pusat seharusnya memiliki semangat nasionalisme Indonesia yang kuat. Ingat itu amanat Kemerdekaan RI dalam teks proklamasi 17 Agustus 1945 bahwa Kemerdekaan itu hak-hak segala bangsa, dan penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan.

Memasuki usia kemerdekaan NKRI ke-79 tahun 2024, mari kita pertebal semangat kebangsaan (nasionalisme) kita yang semakin membara, jangan sampai anak negeri, pribumi terjajah kembali.

Salah satu sikap yang tak terpuji dan menjajah gaya baru para pemimpin (Pusat dan Daerah) adalah menindas Rakyat yang tak bersalah, mengusir rakyat dari habitat, tanah leluhurnya dengan pelanggaran HAM mengunakan senjata aparatur negara hasil pajak Rakyat spt yang perbah terjadi peristiwa berdarah, memilukan dan menyayat  hati di pulau Rempang Kep.Riau, beberapa waktu lalu.

Semoga tulisan ini mengingatkan kita semua pencinta negara-bangsa Indonesia, terutama the ruling party, yang tengah berkuasa. kaum politisi, birokrat dan aparat negara, hendaknya kalian jadilah negarawan sejati, janganlah menjadi “keparat” yaitu antek-antek para cukong investor China untuk memperkaya diri dan kroni-kronimu dgn hidup.mewah dan bermegah-megahan (hedonist),… kasihan Rakyatmu, pribumi etnis Melayu Islam Nusantara, dimana Rajanya sudah berkorban untuk Kemerdekaan RI tahun 1945.

Para elite politik yang tengah berikuasa hingga kini memasuki tahun ke-79 jadilah negarawan sejati, bukan pejabat penghianat bangsa dan negara, keparat, yang akhirnya masuk penjara akibat korupsi, berkolusi dgn investor asing, dan nepotisme (KKN) yang telah membuat rakyat miskin, melarat dan terbelakang.

Ingat pesan Sang Proklamator RI, Soekarno, amanat penderitaan rakyat (Ampera), solusinya rakyat harus merdeka, jangan ditindas lagi, cukup penjajahan terjadi di era kolonial Belanda, jangan diulangi oleh para pemimpin anak negeri pribumi yang dipilih rakyat saat ini.

Semoga tulisan ini mencerahkan kita semua anak bangsa, yang merindukan hadirnya kemerdekaan dan kesejahteraan rakyat yang sesungguhnya.
Dirgahayu Indonesiaku.
Majulah negeriku, dan
Sejahtera Rakyatnya.!!!
Syukron barakallah
Wassalam

====✅✅✅

Dr.Ir H.Apendi Arsyad,M.Si (Dosen dan Pendiri Universitas Djuanda Bogor, Pendiri dan Ketua Wanhat ICMI Orwilsus Bogor merangkap Wasek Wankar MPP ICMI, Konsultan, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial dalam tulisan di media sosial)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *