Memakmurkan Masjid: Belajarlah ke DKM Jogokariyan, Jogya

  • Whatsapp
Apendi Arsyad

jurnalbogor.com – Menarik untuk dikomentari tulisan “Memakmurkan Jemaah” yang telah dishare di WAG Wankar MPP ICMi oleh mas Kris, yang saya tahu bahwa beliau adalah seorang yang sholeh.

Pak Jusuf Kalla (JK) berceramah di forum Rakernas DKM Kampus di Masjid Salman ITB Bandung, beliau mengajak kita memikirkan kemakmuran masjid yang selama ini praktis terabaikan.

Read More

Bagus ajakan pak JK tersebut, bagaimana DKM mau dan mampu memakmurkan jemaah masjid. Persoalan klasik ini sebenarnya ceramahnya tak perlu panjang-panjang, berlama,-lama berteori dengan konsep-konsep yang “jitu,” sehingga kening mengkerut. Akhirnya NATO, “no action talk only” atau omon-omon istilah Capres P.S, ketika berkampanye Pemilu Pilpres RI thn 2024.

Saran saya DPP DMI yang beliau pak JK pimpin belajar saja ke DKM Jogokariyan Yogyakarta.

Arahkan semua DKM di Indonesia untuk studi banding ke sana, mengadopsi pengalaman manajemen “Best Pactices”  Masjid Jogokariyan, yang sudah sangat dikenal publik. Managemen (tata kelola) DKM ini pernah mendapat berbagai penghargaan nasional dan global, masjid terbaik tata kelolanya, Kemenag RI juga pernah memberikan penghargaan juara satu DKM se- Indonesia. Itu yang pernah  saya tahu ketika kami berkunjung ke masjid Jokokarian Jogya, sebuah perkampungan perkotaan yang tak begitu jauh letaknya dari istana peninggalan Kerajaan Jogyakarta-Mataram di kawasan Malioboro.

Memang begitu kinerja DKM Jogokariyan sangat bagus ditinjau dalam berbagai perspektif dengan sejumlah kriteria dan indikator tertentu.

Saya tak mungkin menulis rinci mengenai sejumlah indikator kunci keragaan (IKK) keberhasilan DKM Jokokariyan tersebut.

Sistem organisasi, kelembagaan dan administeasi, terutama keuangan “unik” Saldo nol rupiah pembukuan laporan akhir tahun karena melayani jemaah masjid yang beragam pemangku kepentingan (stajeholders), kepemimpiman DKM merraka orang-orang jujur dan dipercaya jemaah serta mereka bekerja profesional. Maaf terlalu meluas dan banyak variabel penentu keberhasilan DKM Jogokariyan Jogya yang tak mungkin ditulis dan dijelaskan di ruang ini.

Pokoknya mantul dan kreen, serta heubat mas Kris. Saran saya mas Kris berkunjung, beribadah sholat berjemaah di Masjid Jogokariyan dan menginap di hostel Madjid, sewanya murah.

Saya 4-5 thn pernah berkunjung, melakukan studi banding ke DKM Jogokariyan, membawa rombongan DKM se ICMI Bogor Barat, Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Kami ada satu bus yang berangkat dari Bogor, alhamdulilah kami disponsori H.Taufiq Rahman.SAg (CEO dan Dirut  BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, beliau merangkap Bendahara ICMI Orda Bogor Barat (Bobar).

Tulisan saya tentang cerita “succes story” DKM Jogokariyan mensejahterakan, memakmurkan  komunitas sekitar masjidnya, bukan saja jemaah sholat di masjid yang melimpah ruah, sebagaimana gagasan dan ajakan Ketum DPP DMI bpk.JK, semuanya sudah saya tulis ternasuk profil masjid tsb, telah dimuat dalam buku.saya, berjudul “Kritik dan Saran Pelayanan Pendidikan Kota Bogor” IPB Press thn 2019, 536 halaman.

Begitu menurut saya untuk mas Kris bisa direnungkan dan lakukan “colective action for social enpowering of jemaah”.

Jadi contohnya sudah ada, tinggal kini mereflikasi pola management DKM Jogokarian yang telah sukses dalam program pemberdayaan komunitas sekitar masjid Jogokariyan yang sudah makmur  material dan spiritual sebagaimana ajaran QnS. Saya yakin seandainya mas Kris beribadah selama beberapa hari di Masjid Jogokariyan dan mengamati kehidupan masyaraka, keluarga yang bermukim di sekirar masjid ada beberapa RW dan RT,  akan terkagum-kagum, akan menemukan kehidupan masyarakat yang Islami yang menjadi dambaan kita selama ini sebagai “ulil albab”, cendekiawan muslim Indonesia maksudnya.

Dimana berbagai aktivitas di DKM Jogokariyan terintegrasi dalam memenuhi kebutuhan jemaahnya baik kebutuhan material di bidang sosial-ekonomi (muamalah) dan spiritual, ibadah sesuai aqidah dan syariah Islam  khusus ibadah makhdo, dll sehingga terbangun masyarakat yang berakhlaqul karimah. Dengan kata lain, iman, amal dan ikhsan tampak keterpaduannya, masjid sebagai sentral peradaban dan kebudayaan masyarakat Jogokariyan, Jogya yang berkemajuan, terbebas dari penyakit sosial kemiskinan (fuqoro masakin), kebodohan, apalagi keterbelakangan.
Syukron barakallah.
Graha Kadin Cibinong Bogor, 22 Juli 2024
Wassalam

=====✅✅✅

Dr.H.Apendi Arsyad,M.Si. (Pendiri dan Wasek.Wankar.MPP ICMI  merangkap.Ketua Wanhat MPW ICMI Orwil.Khusus Bogor, Dosen dan Pendiri Universitas Djuanda Bogor,  Konsultan K/L negara, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui tulisan di media sosial)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *