Buntut Tewasnya 2 Pelajar SMP Terlindas Truk Tambang di Rumpin
jurnalbogor.com – Puluhan pemuda, mahasiswa hingga pelajar berunjuk rasa di depan Kantor Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Aksi mereka mendapat pengawalan ketat dari petugas Satpol PP, kepolisian Polsek Rumpin hingga TNI AD dari Koramil setempat.
Massa yang berunjuk rasa menuntut pembatasan jam operasional truk tambang pascatewasnya dua orang pelajar SMP terlindas truk tronton kemarin siang.
Dalam aksinya, masa menggelar tabur bunga dan teatrikal di depan kantor Kecamatan Rumpin, sempat membuat arus lalulintas tersendat hingga membuat antrian panjang truk tambang hingga pengguna jalan lain.
Koordinator aksi Ibnu Sakti Mubarok mengatakan, aksi ini sebagai refleksi bentuk solidaritas atas kejadian dua pelajar SMP yang merupakan warga Desa Sukasari yang terlindas kendaraan truk tronton.
“Aksi ini sebagai kekecewaan kita sebagai masyarakat Rumpin, terkait tidak efektifnya Perbup Nomor 56 tahun 2023 tentang jam operasional truk tambang,” ujar Sakti.
Ia mengatakan, aksi ini menuntut penerapan jam operasional truk tambang di wilayah Kecamatan Rumpin ini bisa dilaksanakan baik.
Menurutnya, penerapan jam operasional ini sebagai komitmen pengusaha transpoter dan pengusaha tambang bisa berjalan dengan kepentingan masyarakat.
“Banyaknya kecelakaan, karena banyaknya kendaraan truk tambang yang berlalulalang di jam yang seharusnya tidak beraktivitas,”ucap Sakti.
“Sehingga berimbas pada banyaknya korban kecelakaan lalulintas dengan truk tambang. Korban, dari ibu rumah tangga, para pekerja, dan anak sekolah serta para santri ini setiap tahun pasti ada,” terangnya.
Sementara itu Devi, korban selamat kecelakaan lalulintas dengan truk tambang beberapa tahun lalu yang hingga saat ini masih menjalani pengobatan di rumahsakit.
Ia mengatakan, dirinya datang dalam aksi solidaritas karena ingin menyampaikan pesan agar tidak ada lagi korban kecelakaan dengan truk tambang seperti dua orang siswa tersebut.
“Jangan ada lagi seperti saya, kalau berkendaraan perlu hati – hati terutama bagi kendaraan besar dan bermuatan berat, sekiranya bisa pelan, ya pelan saja agar tidak ada lagi yang berduka seperti kemarin,” tutup Devi seusai aksi berlangsung.
(yev/r)