Bismillahir Rahmanir Rahiem
Terima kasih, saya mendapat undangan untuk hadir dalam Rapat Pleno Kadinda Kabupaten Bogor, Senin 6 Oktober 2025, bertempat di Graha Kadin Kab Bogor jln Tegar Beriman, Cibinong City, dengan agenda rapat membahas perkembangan kondisi organisasi Kadin Jabar dan Kab.Bogor serta Proker untuk Tahun 2025/2026.
InsyaAllah saya akan berusaha hadir dalam rapat pleno tersebut, terlebih kondisi Kadinda Jabar serta Kab/kotanya pasca Musprov Kadin Jabar yang sudah berlangsung pada 2 lokasi Bogor vs Bandung, yang menghasilkan 2 kepemimpinan based on 2 fraksi yang berseberangan.
Hal ini pertanda Kadin baik di daerah, terlebih di Pusat telah mengalami krisis dan mengarah bakal terjadi kritis dalam berbagai dimensi (multikrisis)…semoga ada solusinya dalam waktu tak terlalu lama, jika konflik berkepanjangan tanpa ada rasa persatuan dan kesatuan (integrasi sosial) yang soliditas dan solidaritas (kebersamaan) para tokoh Kadin Indonesia dan daerah Kabupaten/kota, kasihan Rakyat Indonesia, akan mengalami kehidupan susah dalam kehidupan ekonominya, karena melambatnya pertumbuhan ekonomi akibat bisnis dan berinvestasi mengalami kemacetan, akibat para pebisnisnya bertikai melulu, lupa akan tugasnya mengembangkan dunia usaha, bukan dunia politik.
Walaupun kita paham bahwa politik dan ekonomi tidak bisa dipisahkan keberadaannya, 2 aspek ini saling berkelindan dan saling mendukung ke arah peningkatan produktifitas usaha-bisnis dan investasi di Tanah Air Indonesia yang sama-sama kita cintai dan banggakan.
Saya sudah beritahu beberapa pengurus Kadinda Kab.Bgr, dengan pemahaman gejala sosiologis yang saya pelajari dan hasil perenungan bahwa kita warga Kadinda Kabupaten Bogor, sebaiknya bersikap “coolingdown” dahulu, artinya kita jangan sampai menari-nari oleh gendang orang lain, situasinya carut-marut, ibarat benang kusut yang tak tentu arah, tetapi kita tahu dan paham penyebabnya (prima causa).
Prima cause terjadi problem keorganisasian, seputar proses suksesi kepemimpinan Kadin Jabar yang gagal, yang berpotensi menyebabkan terjadi krisis yang menjurus kritis, karena muncul polarisasi yang cukup tajam dalam tubuh atau organ kepengurusan Kadin Jabar. Jujur saya berpendapat bahwa ini terjadi akibat atau ulah dari kinerja dan keragaan, pola perilaku Pimpinan Kadin Indonesia Pusat yang “mendua” dan kian memburuk perangainya. Dengan istilah lainnya proses pengambilan keputusan DPP Kadin Indonesia telah keluar dari etika dan moralitas berorganisasi yang tidak lagi mentaati aturan dan kode etik seperti AD dan ART serta beberapa PO Kadin.
Sebut saja, salah satu contoh kasusnya misalnya yang membuat blunder adalah ada 2 Carateker penyelenggara Musprov Kadin Jabar yang sama-sama mendapat tugas atau mandat dari Ketum DPP Kadin Indonesia, sdr Anintya Bakrie..yaitu sdr. Agung versus Topan.
Kita yang waras, agak sulit bisa memahami dengan akal sehat (common sense) dan hati nurani yang bersih (qalbun salim), kok bisa terjadi “mendua” seperti itu.?
Jika kita telusuri lebih jauh dan dalam, maka faktor utama (main factor) terjadi kekisruhan, ketegangan yang memuncak dalam tahapan suksesi sehingga terjadi polarisasi kepemimpinan baru Kadin Jabar thn 2025-2030 produk Musprov Jabar, Almer hasil Musprov di.Kota Bogor versus Nizar hasil Musprov di Kota Bandung, diselenggarakan pada hari yang sama.
Maka hal ini merupakan sebuah gejala sosial dengan pola relasi sosial yang semakin memburuk, tidak solid dan tidak terintegrasi sikap dan kebijakan DPP Kadin Indonesia, warisan ekses negatif dari polarisasi kepemimpinan/Ketum Kadin Indonesia, Aninditya Bakrie versus Arsyad Rasyid. Polarisasi sosial tsb harusnya diselesaikan terlebih dahulu, dengan sosialisasi yang guyub antara fraksi/kubu Aninditya versus Arsyad.
Mereka berdua itu turun kebawah menjelaskan seperti apa format rekonsialiasi, proses rujuknya antara Ketum DPP Kadin Indonesia, sdr Aninditya Bakrie dengan sdr Arsyad Rasyid menjadi Ketua Wantim Kadin Indonesia thn 2025-2030, padahal mereka tadinya sama-sama mengklaim sebagai Ketum DPP Kadin Indonesia yang syah menurut AD dan ART Kadin.
Polarisasi kepemimpinan ini pun muncul Aninditya Bakrie/Timses Pilpres Paslon 2 yang menang pilpres thn 2024, menyelenggarakan Munaslub Kadin Indonesia yang telah sukses “mengkudeta”, mengambil alih kepemimpinan Arsyad Rasyid/Ketua Timses Pilpres Paslon 3, demikian itu faktanya di lapangan, nuansa politisnya sangat kental.
Jadi kadar persaingan kepemimpinan Kadin Indonesia yang terjadi saat ini, sangat diwarnai agenda kepentingan politik, ketimbangan mendahulukan kepentingan dunia usaha-bisnis dan investasi yang menggerakan sistem perekonomian dan membuka lapangan kerja baru, sesuai amanat UU Nomor 1 thn 1987 tentang Kamar Dagang dan Industeri (KADIN) Indonesia.
Munaslub Kadin Indonesia thn 2025 tersebut sarat kepentingan merebut pengaruh politik, sehingga AD, ART, PO dan Kode Etik, serta Moto Kadin: Setia, Tabah dan Jujur terlupakan dan terabaikan.
Jadi masuk diakal (logic, common sense) kondisi memburuknya kinerja dan keragaan sistem keorganisasian dan kelembagaan Kadin Indonesia saat ini, akibat segala ketentuan dan peraturan yang berlaku selama ini, tidak dipedomani dan tidak ditaati lagi dalam proses pengambilan keputusan organisasi,…sehingga terjerumus pada level “edan binti bulus and fulus”.
Dampak negatifnya konflik horisontal antar elite Kadin sedang terjadi dan tidak bisa dihindari, sehingga anggota Kadin menjadi 2 kubu, di Jabar ada kubu Almer versus kubu Nizar, yang sama-sama mengaku mendapat legalitas dan legitimasi Ketum DPP Kadin Indonesia, Aninditya Bakrie. Memahami fenomena sosial “carut-marut” ini, semakin kita warga Kadinda Kabupaten Bogor yang waras (akal tulus, bukan bulus dan fulus), semakin bingung kita dibuatnya.
Oleh karena itu, saran saya kita sebaiknya “cooling down” saja dahulu, kita menunggu informasi resmi tentang sikap, kebijakan dan keputusan yang bijak, jujur dan cerdas serta berakhlaq berdasarkan AD dan ART Kadin dari Aninditya selaku Ketum DPP Kadin Indonesia, saat ini, terutama status 2 orang Carateker Musprov Kadin Jabar thn 2025, Agung versus Topan, yang sama-sama personil Pengurus DPP Kadin Indonesia. Kita berharap dan berdoa, semoga DPP Kadin Indonesia membuat keputusan yang terbaik dan bijaksana based on “waras bin tulus-ikhlas” bukan “edan binti bulus and fulus”, serta hendaknya dirahmati dan diberkahi Allah SWT, Allah ridho, Aamiin-3 YRA.***
Akhirul kalam, warga Kadin Jabar, bersatu kembali, dan melanjutkan kerja-kerja usaha-bisnis dan investasi guna membangkitkan kegiatan perekonomian daerah agar kondusif dan bergairah guna meraih pertumbuhan ekonomi rata-rata 8 persen per tahun, sebagaimana dicanangkan Bpk Presiden RI Prabowo Subianto, di awal masa jabatan Presidennya, 20 Oktober 2024 yang lalu.
Bahwa pertumbuhan ekonomi (economic growth) yang sebesar itu 8 persen per tahun selama 5 tahun ke depan, sesungguhnya tidaklah mudah dan penuh tantangan. Salah satu prasyaratnya membutuhkan adanya soliditas dan solidaritas segenap para pebisnis (enterpreuners) yang di negeri Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, terutama pasal 33 bagian Kesejahteraan Rakyat, menuntut mental para pengusaha negeri ini mau dan mampu melakukan jejaringan sosial kerjasama produktif: kalaborasi, sinergi mutualistik yang dilandasi watak jujur, tabah dan setia sebagaimana moto dan lambang Kadin Indonesia.
Sekian dan terima kasih para Sahabat yang mau membaca dan memahami pesan moral dalam tulisan saya ini, insyaAllah, semoga kehadiran tulisan saya AA ini, bisa menginspirasi dan memotivasi untuk bertransformasi menuju jalan kebaikan dan keselamatan yang berkelanjutan organisasi (sustainable organisation) Kadin Indonesia. Semoga Allah SWT selalu memberkahi segala daya dan upaya kita dalam membangun bangsa dan negara, Aamin YRA.
Save Kadin Indonesia dan- Save Dunia Usaha, bukan Dunia Politik..!
Gallery and Ecofunworkshop, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari, Botim.City, West Java, Jumat 3 Oktober 2025.
Wassalam
====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi (Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadinda Kabupaten Bogor, Pegiat, Pengamat dan Kritikus Sosial melalui Tulisan-tulisannya di Media Sosial dalam rangka ikutserta mewujudkan misi Indonesia Emas 2045)






