jurnalbogor.com – Selama Ramadan, kolang-kaling menjadi salah satu bahan camilan yang banyak dijumpai. Kolang-kaling terbuat dari biji muda buah aren (Arenge pinate) yang juga dikenal sebagai pohon enau.
Kolang-kaling memiliki tekstur kenyal dan berwarna bening. Masyarakat Betawi menyebut kolang-kaling dengan buah atep.
Bulan suci Ramadhan membawa keuntungan bagi penjual kolang-kaling di Pasar Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Menurut Adi, penjual kolang-kaling ini mengaku hanya menjualnya pada momen Ramadhan saja.
“Saya jualan ini kalau bulan puasa saja, kalau jualan biasanya adalah buah-buahan. Untuk kolang-kaling dijualnya Rp 15 ribu per kilonya. Kolang-kaling paling laris dalam sehari 10-15 kilogram lebih,” katanya.
Lia, salah satu pembeli kolang kaling juga mengaku selama Ramadhan ini kolang-kaling dapat diolah menjadi manisan yang enak. Manisan ini bisa ditambahkan dalam berbagai minuman segar, seperti es campur, kolak, dan es buah untuk menu berbuka puasa keluarganya.
Namun sebenarnya, kolang-kaling bukan hanya camilan favorit saja, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan. Menurut Hindah J. Muaris dalam bukunya, kolang-kaling kaya akan kalsium yang baik untuk pertumbuhan tulang.
Selain itu, kolang-kaling juga bermanfaat untuk mengobati radang sendi. Kandungan galaktomanan dalam kolang-kaling berfungsi meredakan rasa sakit akibat radang sendi.
(Wawan Hermawanto)