Bandung, jurnalbogor.com – Gelaran Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ) dan Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2024 menghadirkan asa terhadap pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Acara yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat ini memang diproyeksikan untuk mendorong pelaku UMKM agar mampu terus meningkatkan skala usaha hingga mampu berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia.
Salah satu UMKM yang merasakan manfaat dari proses ini adalah Ulayya. Jenama fesyen asal Gunung Putri, Kabupaten Bogor ini kini bisa terus berkembang pascamendapat perhatian dari Bank Indonesia.
“Awalnya pernah ditolak oleh beberapa pihak. Tapi pas ketemu orang Bank Indonesia, saya langsung difasilitasi untuk ikut pameran dan didorong untuk terus berkembang,” ungkap pemilik Ulayya, Zahrotul Jannah.
Menurut Zahro, produk yang ia produksi memang berorientasi terhadap keberlanjutan, yakni fesyen dengan bahan dasar pewarna alami, yakni dari arang tempurung kelapa.
Semenjak diikutsertakan dalam pelbagai bazar dan pameran, Zahro merasa mendapatkan sudut pandang baru dalam menjalankan bisnis yang memang sudah menjadi passionnya sejak ia kecil.
“Setiap ikut pameran, sering ngobrol sama teman-teman UMKM lain, jadi dapat insight baru dalam menjalankan bisnis,” ungkap wanita yang sebelumnya berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini.
Zahro memang telah membuat keputusan besar pada 2018 lalu dengan mengundurkan diri sebagai PNS di suatu kementerian untuk kemudian melanjutkan passionnya di dunia fesyen.
“Akhirnya saya total terjun di dunia fesyen ini, dengan mengikuti sekolah desain, hingga akhirnya ketemu produk fesyen berbahan pewarna alami dari arang kelapa,” jelasnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S. Budiman mengatakan, ruang tumbuh UMKM di Jawa Barat memang masih sangat besar. Hal tersebut tergambar dari kondisi Jawa Barat yang tidak pernah kekurangan bahan dalam hal inovasi dan ide kreatif.
“Kalau dikatakan Jawa Barat masih berpotensi untuk tumbuh atau tidak, jawabannya iya,” ungkap Aida saat pembukaan seremoni KKJ-PKJB 2024, di Trans Convention Center Bandung, beberapa waktu lalu.
Ia menilai Jawa Barat yang berpenduduk hampir 50 juta jiwa ini memiliki banyak jenis UMKM unggulan, bahkan banyak di antaranya sudah mendapatkan penghargaan hingga mampu melakukan aktivitas ekspor secara mandiri.
Sehingga saat para UMKM ini didorong mampu meningkatkan kapasitas produksi hingga mampu membentuk korporat, yang memudahkan bagi mereka untuk mendapatkan pembiayaan agar usahanya semakin besar.
Setelah ini terwujud, artinya akan memberikan manfaat terhadap banyak hal, terutama dari sisi penyerapan tenaga kerja serta mendorong capaian Produk Domestik Bruto (PDB) yang secara nasional hampir 60%-nya disumbang oleh sektor ini.
“Kita lihat dari angka-angka pembiayaan [UMKM] pangsanya baru 20% secara nasional, kita harus membuat pangsanya pembiayaan UMKM itu 30%, jadi masih ada banyak ruang yang bisa dilakukan di Jawa Barat,” ungkap dia. ***