Oleh : Annisa Putri Sihabudin *)
Idul Adha tahun ini begitu berbeda, gema lantunan takbir yang sebelumnya penuh dengan suka cita, sahut-sahutan bedug, suara petasan dan ramainya kembang api yang menghiasi malam, kini berganti menjadi keheningan, kesunyian yang membuat hati kian rindu dengan moment di tanah air, Indonesia.
Gema takbir di Thailand nyaris tak terdengar. Tidak ada sorak merdu dari anak-anak seperti di tanah air. Namun ketenangan hati justru timbul meski tanpa kemeriahan takbir.
Moment kehangatan Idul Adha di Indonesia kian terasa saat hari raya tiba. Perayaan Idul Adha 10 Dzulhijjah 1446 tahun ini berbeda dengan Indonesia. Thailand merayakan hari raya Idul Adha tepat pada Sabtu, 7 Juni 2025. Sedangkan di Indonesia sendiri perayaan Idul Adha jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025. Di beberapa wilayah (South Thailand) seperti Pattani, Yala dan Krabi, menyambut Idul Adha dengan beragam khas cara mereka masing-masing.
Khususnya di wilayah Satun, perayaan Idul Adha digelar di masjid-masjid terdekat tempat tinggal kami, kemudian dilanjutkan dengan tradisi menyantap makanan bersama dan berbagi beragam cerita. Meskipun ini adalah my first Eid al-Adha experience moment jauh dari sanak saudara, namun suasana keberagaman tetap terjaga dan sungguh berkesan melalui interaksi hangat dengan warga setempat.
Tak bisa dipungkiri, culture shock datang menyapa, dari lantunan gema takbir yang tidak semeriah Indonesia, hingga beragam hal baru yang asing di mata. Namun justru di sanalah jendela untuk melihat indahnya keberagaman yang memperkaya hati dan membuka mata akan luasnya dunia.
Ini adalah pengalaman spiritual juga emosional yang begitu memorable. Mengingatkan bahwa makna Idul Adha sejatinya tidak hanya tentang ritual, namun juga tentang solidaritas, kesabaran, perjuangan dan adaptasi di negeri orang.
*) mahasiswa KKN UIKA Bogor