Bismillahir rahmanir rahiem
Muncul insiden demontrasi besar-besaran oleh Rakyat melawan kezholiman kekuasan, sudah kita sama saksikan bersama. Banyak dukanya ketimbang sukanya, duka yang memilukan yaitu melayangnya nyawa mas Affan Kurniawan tukang ojek online di Jakarta.
Almarhum mati muda, padahal almarhum adalah tulang punggung andalan keluarga. Kemudian puluhan aparat penjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, bpk polisi RI yang bertugas di lapangan, jatuh korban luka-luka, patah tulang dll, menjalan perawatan di RS Polri, juga gedung-gedung DPRD di daerah dirusak dan dibakar massa Rakyat yang mendompleng demontrasi, yang memiliki niat jahat menghancurkan persatuan dan kesatuan negara-bangsa Indonesia.
Begitu banyak variabel sosial dan kompleknya permasalahan dinamika kehidupan politik yang terjadi di Tanah Air Indonesia, akhir-akhir ini ditinjau dari berbagai perspektif saintific.
Salah satu aspek atau konsep dan teori ilmu sosial politik yang dapat menjelaskan gejala konflik sosial-politik, dimana Rakyat berdemontrasi, melampiaskan amarahnya kepada wakil rakyat di gedung DPR RI dan DPRD di Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Bahkan mendatangi dan menjarah rumah tempat tinggal oknum beberapa orang anggota DPR RI yang berperilaku tak senonoh, sombong dan membuat pernyataan arogan yang menyakitkan hati rakyat.
Padahal kondisi masyarakat sedang mengalami berbagai kesulitan ekonomi, lapangan kerja dan berusaha, sehingga mereka Rakyat hidup miskin dengan kemampuan daya beli yang sangat terbatas, sementara anggota DPR RI dan DPRD hidup bergelimang harta dengan berbagai fasilitas yang diambil dari APBN yang bersumber dari pajak Rakyat.
Kondisi kecemburuan dan perlawanan sosial vertikal eskalasinya semakin meningkat berbagai jenis dan tarif pajak meningkat fantastis yang tak masuk diakal membebani Rakyat.
Eskalasi kebencian dan protes, perlawanan melalui demontrasi mengerahkan massa besar-besaran mudah dilakukan dalam waktu singkat. Maklum..ibarat “padang rumput kering di musim panas, tinggal ditaro sebuah korek api dibakar, dia akan mudah menjalar cepat kemana-mana.
Jadi fenomena konflik sosial Rakyat versus elite politik, 4-5 orang oknum anggota DPR RI yang ketahuan berjoget-joget viral di medsos, dan juga Menkeu RI Sri Mulyani yang hobinya menaikkan tarif pajak dan menambah jenis objek pajak, yang dibebankan pada Rakyat, sementara penggunaan pajak tidak pernah jelas.
Justru rakyat hanya tahu angka trending korupsi para oknum pejabat Negara dan Pemerintahan eskalasinya semakin meningkat dengan besaran korupsinya pantastis, sangat menyakitkan hati rakyat.
Apalagi muncul beberapa statement memaksa dan arogansi Menkeu RI, soal pemungutan pajak yang memberatkan dan tanpa kompromi. Diantara faktor-faktor inilah yang menyulut amarah massa Rakyat, yang pada gilirannya demonstran mendatang rumah oknum DPR RI dan Menkeu RI dengan berbuat onar, merusak perabot mewah dan menjarah harta-harta berharga miliknya si pembuat sakit hati.
Kita bisa menarik pelajaran (lesson learned) berdasar teori dan konsep “sebab dan akibat,..aksi dan reaksi” antara Rakyat berdaulat di negara demokrasi dengan anggota DPR RI selaku pembawa aspirasi dan pelayan Rakyat, bukan DPR RI bergeser peran dan fungsinya sebagai penguasa yang angkuh dan sombong.
Akibat ulah mereka oknum elite politik, demontrasi besar-besaran, terlepas dari siapa mereka yang ikut membonceng agar berdampak untuk memperlemah legalitas dan legitimasi kekuasaan Presiden RI bpk PS, kita tidak tahu, wallahuaklam.
Beredar viralnya di medsos lagu yang disenandungkan oleh artis terkenal yang juga anggota DPR RI bung Pasa Ungu diatas, bagus menjadi bahan perenungan para anggota DPR RI dan para wakil rakyat di daerah, agar mau dan mampu mengkoreksi dan mawas diri sebagai warga bangsa yang waras, terutama para elite politik Negeri ini, ingat “eling” akan tupoksi dan tangungjawab anda sebagai pejabat publik negeri, yang menyandang status “wakil rakyat”yang duduk disinggasana yang mulia dan terhormat di gedung DPR RI dan DPRD.
Janganlah lagi dipraktikkan pola berkelakuan tak senonoh, tak beradab dan tak berkeperikemanusiaan dengan ungkapan kata-kata dan bahasa ujaran yang sombong kepada Rakyat yang hidup di bumi NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Hadir dan viralnya Lagu Pasha Ungu bagus disimak syair bait demi bait, sebagai pengingat kita akan harkat dan martabat DPR RI dan DPRD di daerah-daerah sebagai penyambung aspirasi dan lidah Rakyat. Dan kita sedang menghadapi situasi yang tak kondusif saat ini, haruslah bersikap saling menasehati untuk menegakan kebenaran dalam kesabaran atas dasar ketaqwaan kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan menolong hamba-hambaNya beriman, bertaqwa, gemar berbuat kebajikan dan mempercayai hari akhirats, Aamiin-3 YRA###
Semoga pesan moral dan etika berperilaku wakil Rakyat yang beradab seperti yang diungkapkan rasanya dalam syair Lagu Phasa Ungu tsb dapat dijadikan untuk mengingatkan kolega kerjanya di gedung DPR RI disana, dan munculnya lagu ini, merupakan momentum yang tepat saat ini, dimana kinerja Lembaga Perwakilan Rakyat semakin memburuk citranya di mata Rakyat yang kehilangan harapan (hopeless).
Semoga Allah SWT menunjukan kejalan yang lurus “sirotol mustakim” bagi para elite politik negeri ini. Janganlah anda wakil rakyat RI menjadi orang munafik, yang jika berbicara membohongi Rakyat, jika membuat janji mengingkari dan jika diberi amanah, berkhianat kepada Rakyat para pemilihnya, wallahu akbar bissawab.*
Gallery and Ecofunworkshop, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel Sindangsari Botim City, West Java, Kamis 4 September 2025.
Wassalam
=====✅✅✅
Dr.Ir H Apendi Arsyad.MSi, (Dosen, Pegiat, Pemerhati dan Kritikus Sosial, serta orang yang ikut merasa prihatin melihat potensi sumberdaya alam yang melimpah, akan tetapi Rakyatnya masih mayoritas miskin sbg dampak elite politik DPR RI dan DPRD terlibat dan gemar korupsi dengan gaya hidup mewah dan bermegah-megahan dari pajak rakyat (hedonis).