Kepemimpinan Transformasi Perempuan ICMI Menuju Indonesia Emas 2045

  • Whatsapp

jurnalbogor.com – Rabu pagi itu, sekitar pukul 7 WIB-an, saya ditelepon uda S Ramelius, Korda ICMI Boteng Cibinong Bogor, saya sedang menyempurnakan tulisan saya, yang akan disajikan di forum diskusi Orda Bogor di Kota Cibinong, Jawa Barat dalam rangka Milad ke-33 ICMI dan Refleksi Akhir Tahun Desember 2023.

Lokasi dan ruang diskusi cukup artistik, tepatnya di resto Buitenzorg Coffee, SMK Bimantara, besutan mas H.Supono, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat di Bandung. Mas Supomo saat itu, bertindak sebagai moderator diskusi panel, sedang narsumnya saya AA dan kanda Prof.Didin S Damanhuri, Waket Dewan Pakar ICMI Pusat.

Read More

Saya bilang ke uda S Ram/budayawan ICMI, begitu saya panggil akrab. Beliau sahabat kental ideologis saya, sudah lama berkiprah dan bergulat menegakan panji-panji ICMI. Bahwa saya menilai topik diskusi “Kepemimpinan Transformatif Perempuan ICMI Menuju Indonesia Emas 2045”, NKRI memasuki usia ke 100 thn Indonesia Merdeka, cukup menarik untuk dipelajari.

Harapan kita semua warga NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Capaian 100 thn indonesia merdeka thn 2045, insya Allah hendaknya terwujud tujuan bernegara NKRI yaitu (1) melindungi segenap tumpah darah Indonesia, (2) Memajukan kehidupan masyarakat bangsa dan negara, (3) Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ke (4) Proaktif menciptakan dan menjaga perdamaian abadi, terutama pada level nasional dan tatanan global.

Inilah tugas pokok atau mandat yg sesungguhnya yang diemban Amanah oleh para pemimpin Negara Indonesia baik di pusat (Presiden RI dan para Menteri K/L Negara, dan pimpinan Penyelenggara Negara lainnya) maupun daerah (Gubernur, Bupati, Walkot, dan Camat), termasuk kepemimpinan akar rumput (Kades, Ketua RW dan.RT) se Indonesia. Mereka para elite politik Indonesia, bisa membawa NKRI yang berkamajuan, berbudaya dan berperadaban berbasis agama, dan berdaulat, sedang masyarakat dan bangsanya sejahtera, adil dan makmur.

Apa yang dicita-cita NKRI menuntut kapasitas dan kualitas kepempinan nasional dan daerah serta kepemimpinan pada akar rumput di daerah perdesaan dan daerah 3 T (terluar, terpencil dan tertinggal).

Begitulah filosofi atau cara pandang kita memahami keterkaitan NKRI dan kepemimpinan tranformatif.
Sambil melihat kiri-kanan mengamati dan memahami gejala sosial dinamika kehidupan bangsa, terutama masyarakat perkotaan sebagai sumber inspirasi untuk mengasa pikiran kita, agar tidak cepat menua dan akhirnya pelupa, pikun.

Dalam paparan saya dan dilanjutkan sesi diskusi nanti, kita manfaat waktu yang terbatas ini untuksharing ide-ide segar sebaik mungkin, dan menemukan kasus-kasus gejala sosial mana yang baik (normal) dan sebaliknya, mana yang abnormal, anomali dan paradoks, menyimpang tidak sesuai norma dan kaidah-kaidah DinnulIslam (QnS).

Sistem nilai, norma dan kaidah agama dan sains seperti apa yang benar, dan atau yang salah (bias) menurut pola budaya kita mssyarakat religius (socio religous) bukan sekuler apalagi ateis-komunisme. Hal demikian itulah yang kita akan cari dan temukan.”benang merahnya” bersama-sama dalam forum diskusi / dialog kaum Perempuan CMI saat ini.

Menurut saya, topik diatas, kesan saya agak umum, belum spesifik lingkup kajiannya sesuai karakteristik dan profil Keperempuan ICMI. Oleh karena itu, saya menambahkan kata Muslimah, dan insya Allah akan mempersempit topik materi diskusi kita, dengan fokus pada studi gerakan keperempuan (gender) dengan issu-issu strategis yang cukup banyak dan kompleks dewasa ini, yang kini kian berkembang dan terus menjadi perbincangan publik dalam berbagai aspek sosial budaya, sosial ekonomi dan sosial politik.

Saya membaca HU Kompas Kamis 21 Desember 2024 bahwa Koalisi Perempuan Penyelamat Demokrasi dan HAM, telah mengkritisi pada Rabu 20 Desember 2023, antara visi dan misi ketiga Capres 2024 sangat kurang dan bahkan nihil memasukan agenda program dan kegiatan pemberdayaan perempuan, anak dan keluarga Indonesia guna menyongsong Indonesia Emas 2045. Issu-issu gender juga luput dalam materi presentasi dan bahasannya dan bahkan nihil publikasi persoalan gender. Artinya pada kampanye Pemilu 2024, para Capres dinilai belum memperhatikan kepentingan perempuan.

Saya kira ini menarik untuk dikaji, mengapa terjadi demikian?
Kemungkinan ketiga Paslon Capres RI 2024 tersebut, Timsesnya nihil pemikir (ilmuwan dan pakar) dari kalangan perempuan.
Menurut saya, bagi Perempuan ICMI ini merupakan tantangan dan peluang, agar kaum perempuan penggerak ICMI, proaktif berkontribusi dalam mewarnai “public policy.dan social empowering” di negara-bangsa Indonesia yang sama-sama kita cintai ini. Dua ranah peran dan fungsi itulah menurut AD dan ART ICMI yang harus kita perjuangkan.

Lebih terangnya lagi program dan aktivis Ormas Islam ICMI itu adalah 5 K-ICMI, yaitu peningkatan kualitas SDM dalam hal (1) Iman dan taqwa kpd Allah SWT (bertauhid dan bermuamalah), (2) pola berpikir (kecendekiawan, keilmuwan dan kepakaran.mumpuni), (3) kualitas karya (inovasi, iptelks skill), (4) kualitas hidup (household income yang cukup dan tinggi, social well being, social walfare etc), dan (5) kualitas keluarga yang dilandasi rasa cinta dan berkasih sayang,(sakinah mawaddah warrohmah).

Kelima ranah program ICMI itu, bagi Perempuan ICMI sangat penting dan.saling mendukung sebagai siuatu sistem nilai, norma dan kaidah ICMI. Akan tetapi jika saya berpikir mana yang didahulukan (perioritas), saya berpendapat program 5-K ICMI, yang.diprioritaskan yang ke 5 yaitu peningkatan kualitas kehidupan berkeluarga yang Sakinah Mawaddah Warohmah (samarah).

Argumentasinya cukup banyak ditinjau dari perspektif agama Islam, sains dan kondisi demografis, psikologis-sosiologis dan antropologis, dll berbagai sudut pandang. Nanti kita narasikan singkat sebagai pemantik materi dialog/diskusi.

Selain itu, karena kegiatan dialog Perempuan ICMI ini dalam rangka memperingati ultah (Milad) ICMI ke 33 thn (tgl 7 Des 1990-21 Des 2023) ada baiknya juga, saya selaku salah seorang pendiri ICMI bernarasi ringkas, mengapa dan atau faktor apa yang melatarbelakangi lahirnya ICMI di NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 ini.

Dengan maksud dan tujuan, agar semua elemen organisasi penggerak ICMI baik pengurus, anggota dam simpatisan calon anggota ICMI paham dan kemudian mau dan mampu menjalankan visi, misi (khitttah). tujuan, wawasan pemgabdian, program dan kegiatan pengabdian ICMI secara sadar, responsif dan bertanggungjawab sesuai dengan Etika Keanggotaan ICMI.

Pola pikir (mindset) berbasis pada khittah, wawasan dan etika anggota ICMI demikian itu dipahami, disebabkan Perempuan.ICMI, salah satu organ atau Badan Otonom (Batom) ICMI, sehingga gerak langkahnya harus sejalan dan senapas dengan induknya ICMI. Jangan seperti sekarang, kebanyakan Batom ICMI bebas, berjalan sendiri-sendiri (tidak terintegrasi) dan “terlepas” (disconnected) dari ICMI.

Saya tak akan menyebutkan contohnya disini, khawatir menimbulkan polemik. Padahal saya sudah lama mengkritik dan memberikan solusinya terhadap gejala keorganisasian yang negatif ini melalui beberapa tulisan saya di medsos khususnya WAG Wankar ICMI Pusat. Salah satu faktor penyebab bebas dan terlepasnya (ahistoris) Batom dari induk, ibarat pribahasa “kacang lupa akan kulitnya”.

Selain munculnya oknum pengurus ICMI berperilaku “free rider” juga akibat belum adanya atau ketiadaan (vakum) ketentuan Sistem (tatanan) Kelembagaan Organisasi yang mengatur pola relasi antara Batom dengan ICMI bersifat “win-win” (simbiosis mutualistik) pada semua level-hirarki organisasi (Orpus, Orwil, Orda dan Orsat), terutama Batom yang berwatak mencari keuntungan ekonomi dan finansial (profite.centre).
Mudah-mudahan tidak terjadi atau berlaku pada Batom Perempuan ICMI, insya Allah.

Jadi kita harus memahami sejarah lahirnya ICMI, agar kini dan kedepan kita tidak “misleading”. Apa yang melatar belakangi lahirnya ICMI di tanah air Indonesia, 7 Desember 1990, yaitu sbb:

  1. Dinamika sejarah negeri Nusantara, dengan penduduknya muslim.mayoritas. dengan para Sultan yang memimpin.kerajaan Islam Nusantara, yang telah berkontribusi besar terbentuknya masyarakat dan bangsa Indonesia yang hidup sejahtera pada abad 13-18 Masehi, karena.hasil buminya melimpah dan kaya raya seperti rempah-rempah, dan hasil perkebunan lainnya.
  2. Muncul penjajahan Belanda dalam masa 350 tahun.dan Jepang 3,5 tahun, menyebabkan rakyat, suku bangsa hidup di wilayah Nusantara tertindas (mustaafin) terutama kaum muslimin Indonesia mayoritas itu, menjadi warga kelas 3, kaum pribumi putera yang disebut “Inlander”, manusia hina. Oleh para amtenar penjajah Belanda, seekor anjing piaraannya lebih dihargai dan disayangi ketimbang kaum bumi putera (inlander), Kaum pribumi muslim Nusantara hidup dan kehidupannya berada dalam keadaan miskin, bodoh dan terbelakang, rakyatnya menderita dan sengsara, makanya setelah Indonesia Merdeka (Proklamasi 17-8-1945) ini pesan sejarahnya yang disebut Proklamator dan Presiden RI pertama bpk.Ir.Soekarno, dengan istilah lainnya “amanat penderitaan rakyat” (Ampera),
  3. Dengan kondisi ketertIndasan inilah para Sultan, dan intelektual Bumi putra yang terpelajar karena telah mendapat pendidikan dunia Barat seperti Sukarno.M Hatta dll, dan tulang punggungnya cendekiawan muslim bangsawan (ningrat), Mereka berjuang untuk merebut Kemerdekaan Indonesia Raya, berperang mengusir penjajah, yang dipelopori dan dikomandoi para ulama dan santri (Hisbullah Wathan dll) spt KH Sholeh Iskandar di wilayah Bogor, Bung Tomo dengan pekikan Allahu Akbar peristiwa perang 10 November 1945 di Surabaya yang disemangati fatwa jihad KH Hasyim Asyari, Kiyai host NU, dll, kini hari 10 November menjadi Hari Pahlawan. Mereka para pejuang (mujahid) sebagian sudah diakui negara menjadi Pahlawan Nasional,
  4. Indonesia Merdeka pasca Proklamasi 17 Agustus 1945 menuntut adanya perjuangan mengisi kemerdekaan dengan program dan kegiatan pembangunan di segala bidang, ipoleksosbudhankam. Hal ini membutuhkan SDM terdidik dan terpelajar yang menguasai ipteks dan peduli dengan nasib rakyat, umat, bangsa dan negaranya (kaum intelektual). Untuk itu meraih SDM yang menguasai iptek, teknoenterpreuneur, manajerial skill dan leaderhip ability yang profesional di era Orde Lama (Orla) sangat sulit dikadernya skibat komflik ideologi dan politik yang berkepanjangan dan tak menentu, ekonomi rakyat morat-matit, kabinet silih berganti, sidang konstituante beberapa kali gagal, muncul Mosi Integral Natsir thn 1950, Dektrit Presiden 5 Juli 1959 kembali ke UUD 1945 dengan spirit Piagam Jakarta, Nasakom dan akhirnya puncaknya meletus peristiwa G 30 S PKI.thn 1965, dan
  5. Muncul kekuatan.Orde.Baru (Orba) pada thn 1965/1966, sukses menumpas.G.30 S PKI dengan tulang punggungnya TNI.AD dibawa komando Kostrat Letjen.Soeharto dan para aktivis mahasiswa muslim diantaranya dari kelompok Ormawa Cipayung spt HMI, PMKRI, GMNI. GMKI, PMII dan lain-lainnya. Regim Orba berhasil membangun masyarakat Indonesia, terutama bidang ekonomi, kesehatan
    dan pendidikan, dimulai sejak thn 1971 hingga 1995. Di era Orba ini, banyak keluarga santri atau pribadi muslim yang taat beribadah mendapat pendidikan yang sangat layak, berhasil lulus dari perguruan tinggi yang exellence university baik dari dalam maupun.luar negeri spt Nurcholish Majid, Imaduddin A Rahim, M.Amin.Rais, A Syafii Maarif, Deliar Noor, Anton Timur Djaelani, BJ Habibie.dan banyak lagi.yang lain, ribuan jumlahnya. Dalam masyarakat Indonesia terjadi gejala sosial “intelectual booming” sejak thn 1980an, yang kemudian menjadi “basic demand” bangsa dan negara Indonesia, karena membangun NKRI mutlak membutuhkan tenaga manusia SDM trampil yang berkualitas handal, teritama teknokrat, dan
  6. Faktor “intelectual booming” inilah yang mengakibatkan atau berdampak lahirnya ormas Islam bernama Ikatan Cendekiawan Muslim se Indonesia (ICMI) di Universitas Brawijaya Malang Jawa Timur thn 1990. Jadi omas ICMI berkarakter 3-8 dimensi, diantaranya Keislaman, Kebangsaan dan Kecendekiawanan (baca dan pelajari AD dan ART ICMI), ICMI berfungsi Ormas perekat, pengikat dan pemersatu kehdupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, dan tidak berpikir dikotomi, apalagi sektarian dll. iCMI merupakan anak kandung bangsa dan NKRI yang diharapkan bisa membangun masyarakat madani (civil.soviety), yakni masyarakat berkemajuan, demokratis, berperadaban, berkeadilan dan bermakmuran (walfare society).
    Mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahterah, inilah merupakan tantangan dan tugas serta amanah ICMI membangun negeri seperti isi syair Hymne ICMI.

Berdasarkan pokok pemikiran, konsepsi dimana posisi Batom Perempuan ICMI. Ya menurut saya mereka harus fokus dan memperiotitaskan prpgram 5 K ICMI yang kelima, meningkatkan kualitas keluarga Samarah. Sebab institisi keluarga begitu vital dalam menciptalan NKRI yang kuat yang diridhoi Allah SWT.

Kaum perempuan dalam keluarga ibu dari anak-anaknya, dan isteri bagi suaminya. Dalam keluarga, ibu adalah madrasyah pertama dan utama bagi anak-anak krturunannya. Juga istri penopang utama kesuksesan suaminya dalam peeam dan fungsi domestik dan publik.

Contoh kasus keluarga yg mungkin bisa dijadikan “rule model” yakni bapak Presiden RI ke 3, pendiri dan Ketum pertama MPP ICMI Prof.BJ Habibie sukses karena ditopang kesetiaan dan dedikasi dari isterinya yang luar biasa, ibu Ainun Habibie (saksikan film Habibie.and Ainun) begitu mesra dan bahagia, sakinah mawaddah warohmahnya keluarga bpk.BJ Habibie ini. Atau keluarga Rasulullah Muhammad SAW adalah suritauladan yang baik (hasanah) bagi keluarga muslim seperti Khadijah, Siti Aisyah dll.

Walaupun dalam kenyataannya di lapangan, agak sukar kita menemukan.satu “rule model” keluarga yang ideal tersebut. Sebab peran dan fungsi perempuan atau kaum ibu terdapat bermacam-macam (tipologi) ditinjau dari perspektif sosiologis dan antropologis.

Menurut Prof.Aida Vitayala (2010) bahwa peran-peran gender dapat diklasifikasi, yaitu perempuan.berfungsi reproduktif (peran utama: selaku istri, ibu, ibu rumah tangga (keluarga)yang tak tergantikan, 3 M: manak, masak dan nacak), produktif: acap diasumsikan tidak.memiliki peran produktif, padahal alokasi curahan waktu.sehari-harinya cukup banyak, dan membantu (turut) mencari nafkah keluarga, dan peran sosial yaitu menajemen jasa, penyuluhan terkait pada peran produktif.

Sedang kaum lelaki, peran reproduktifnya sebagai bapak, kepala keluarga, peran produktif utamanya selaku pencari nafkah, dan peran sosislnya sebagai pemimpin, politik, ketahanan/militer dan pekerjaan dibayar (formal).

Sedangkan peran perempuan di era global (millenial) saat lebih bervariasi lagi. Menurut Vitayala (2010) peran kaum perempuan dapat dilakukan dari perapektif posis mereka dalam berurusan dengan pekerjaan produktif yang bersifat tidak langsung (domestik) dan pekerjaan produktif langsung (publik)yaitu sbb:

  1. Peran tradisional (reproduktif hidup 100 persen untuk keluarga, pembagian tugas jelas, perempuan dalam rumah dan lelaki diluar rumah)
  2. Peran transisional (berpola peran transisi lebih utama dari peran lainmya, dengan pembagian tugas mengikuti aspirasi gender, tetapi eksistensinya memperhatikan keharmonisan, akan tetapi urusan rumah tangga tetap menjadi tanggungjawab perempuan),
  3. Peran ganda (dwi peran, memposisikan peran di dua dunia yakni menempatkan peran domestik dan publik dalam posisi sama penting. Dukungan moral suami pemicu ketegangan, atau sebaliknya kerengganan suami akan memicu kesesatan, dan atau bahkan bisa memdatangkan konflik terbuka atau terpendam,
  4. Peran egaliter (menyita waktu dan perhatian perempuan untuk kegiatan diluar rumah (publik). Dukungan moral dan tingkat kepedulian suami sangatlah hakiki untuk menghindari konflik kepentingan pemilihan dan pendistribusian peranan. Jika tidak, maka akan terjadi masing-masing suami dan istri akan saling berargumentasi untuk mencari pembenaran, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan suasana kehidupan berkeluarga, dan
  5. Peran kontemporer, adalah dampak dari pilihan perempuan untuk mandiri dalam kesendiriannya (wanita karier, populasinya masih sedikit tapi semakin.bertambah di daerah perkotaan, kota-kota besar), akibat mindset yang keliru dalam memahami.hakekat hidup berkeluarga, dimana dominasi lelaki menjadi momok. GejalaT sosial budaya spt ini kini tengah melanda negara-negara maju spt Jepang, Jerman, Singapura dll, kaum mudanya enggan nikah-kawin, Jika berumah tangga, enggan punya anak cepat, sehingga berakibat terjadinya gejala sosial negatif, kekurangan penduduk (“underpopulation”), yang memperlemah ketahanan bangsanya.

Bahkan Megawangi (1999) bahwa munculnya aliran feminisme, gerakan emansipasi gender itu adalah dasar pemikiran konflik peran isteri terhadap suami. Ada konsep conflik class ajaran komunisme Karl Mark, yang merasuki budaya masyarakat perkotaan, yang benar peran dan fungsi perempuan dan lelaki, yakni komplementer, saling melengkapi kekurangan masing-masing, atau yang disebut peran fifty-fifty (50: 50 persen).

Jadi kita sebagai muslimah harus berhati-hati mengikuti arus utama (mainstream) aliran pemikiran (mahzhab) gerakan feminisme-emansipasi yang marak dewasa ini, agar Kita tidak tersesat dan menyesatkan dalam hidup bekeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Apalagi saat ini Kita sedang menghadapi serangan gerakan lesbian, gay, bisex dan transgender (LGBT) yang dilarang atau diharamkan DinnulIslam itu. Sehubingan dengan hal itu, maka ketahanan keluarga muslim harus kita perkuat akidah dan ketaatan bersyariah bagi anggota keluarga kita, agar teguh pendirian (istiqomah) dalam beragama Islam.

Lantas bagaimana peranan Perempuan Muslimah sesungguhnya dalam perspektif Islam sebagaimana, yang diminta topik diskusi ini. Kira-kira seperti apa konsepsinya menurut Al Quran?.

DinulIslam adalah pelopor utama dan pertama yang menempatkan perempuan pada proporsi yang layak, terhormat dan mulia, serta sederajat dengan kedudukan lelaki dalam kehormatan manusiawi, bahkan bisa lebih appresiasinya sesuai.hadist.nabi dimana.ibu dinilai 3 kali, sedangkan ayah hanya 1 kali.

Untuk jelasnya agar membaca Al Quran Surat An Nahl ayat 97 dan Al Anbiya 94, dan beberapa hadist.
Perempuan sebagai manusia merupakan makhluk ciptaan-Nya dan hamba Allah, seorang muslimah bertanggungjawab terhadap tugas yang diemban padanya, dan akan memperoleh ganjaran (pahala) yang setimpal dengan amal perbuatannya.

Menurut konsep ajaran Islam, terdapat 3 tugas utama yang wajib ditunaikan oleh kaum perempuan (Arsyad, 2019) yaitu.sbb:

  1. Perempuan diciptakan sebagai “sakanah”, yang artinya dia adalah penenang dan penentram hati (QS Ar Ruum 21)
  2. Perempuan diciptakan sebagai sumber kecintaan dan rasa kasih-sayang (QS Ar Ruum 21), dan
  3. Perempuan sebagai ratu rumah tangga dan pendidik anak beserta cucunya (QS An Nahl 72 dan Ar Ruum 21).

Surat Ar Ruum ayat 21 sering kita jumpai kutipannya dalam surat undangan resepsi (walimahan) perkawinan kedua mempelai pria-wanita. Mereka meminta didoakan, mudah-mudahan menjadi keluarga Samarah.

Terjemahan QS Ar Ruum 21, berbunyi ….”Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah ialah Dia menciptakan untukmu Isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. Dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran Allah, bagi mereka kaum yang berpikir…”

Demikianlah narasi ringkas, pemikiran mengenai peranan Kepemimpinan Transformatif perempuan muslimah ICMI dalam perspektif Islam menuju Indonesia Emas thn 2045. Semoga ada manfaatnya bagi pembaca dan para peserta diskusi sekalian, dan Insya Allah kita berada dalam rahmat, hidayah dan ridho Allah SWT, Aamiin YRA.
Syukron barakallah

Wassalam
=====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad, MSi (Pendiri dan Wasek Wankar ICMI Pusat merangkap Ketua Wanhat ICMI Orwil Khusus Bogor, Pendiri dan Dosen Senior Universitas Djuanda Bogor, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial)

Daftar Pustaka

  1. Soedjito, S. 1986. Transformasi Sosual Menuju Masyarakat Industri. Pemerbit PT Tiara Wacana. Yogyakarta.
    2.Arsyad, A (2019). Kritik dan Saran untuk Peningkatan Mutu Pelayanan Pendidikan Kota Bogor, Penerbit IPB Press Bogor, 573 halaman,
  2. Depag RI (2002). Al Quran dan Terjemahan, dan
  3. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) ICMI, hasil-hasil Keputusan Muktamar ICMI ke 7 thn 2021 di Kota Bandung Jawa Barat.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *