jurnalbogor.com – Kementerian Pertanian mendorong transformasi tata kelola pembangunan pertanian dari pertanian konvensional ke pertanian modern, salah satunya melalui peningkatan kompetensi kepemimpinan strategis.
Kepemimpinan strategis yang dibangun mengacu pada visi, misi dan tujuan organisasi serta berlandaskan pada program-program yang dirancang, utamanya meningkatkan produktivitas pertanian untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Ketahanan pangan menjadi isu strategis dan prioritas kebijakan pemerintah saat ini. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan pangan merupakan aspek paling strategis yang wajib dibangun bersama. Ketahanan Pangan identik dengan ketahanan negara.
Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi yang menyatakan visi Indonesia emas, yaitu mewujudkan Indonesia sebagai negara berdaulat, maju, dan berkelanjutan. Untuk mewujudkannya potensi sektor pertanian di Indonesia harus dioptimalkan guna peningkatan produksi pertanian.
Upaya peningkatan kepemimpinan strategis dilakukan Kementan melalui Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) tingkat II angkatan X yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (BBPMKP)
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Muhammad Amin dalam kesempatan pembukaan PKN tingkat II, Selasa (14/05/2024) mengatakan tujuan pelatihan adalah mengembangkan kompetensi kepemimpinan strategis pada Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama atau setingkat Eselon II yang akan berperan dalam melaksanakan tugas serta fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing.
Nantinya dengan kompetensi kepemimpinan strategis yang mereka miliki, para pemimpin dapat menjalankan visi dan misi organisasi serta program-program yang mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Pelatihan ini juga akan menciptakan pemimpin yang berintegritas, bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
Amin menambahkan PKN tingkat II juga merupakan momen membangun networking bagi para peserta.
“PKN Tingkat II juga dalam rangka membangun networking dari anak bangsa dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045”, kata Amin.
Sementara itu, Deputi Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Kompetensi Lembaga Administrasi Negara (LAN), Basseng mengatakan trasnformasi di bidang pertanian masih dapat dioptimalkan karenanya dibutuhkan pemimpin-pemimpin baru yang memiliki pengetahuan luas, global mindset sehingga dapat diimplementasikan dalam membangun pertanian.
“Melalui pelatihan ini, kita akan mencoba mengumpulkan pengetahuan terbaik untuk menciptakan tata kelola pembangunan pertanian yang efektif dan baik, serta dapat memberikan masukan untuk peningkatan produksi pertanian kita”, jelas Basseng.
Lebih lanjut Basseng mengatakan kedepannya tata kelola pembangunan pertanian diharapkan dapat memanfaatkan teknologi dan Artificial Intelligence (AI).
PKN Tingkat II Angkatan X, diselenggarakan mulai tanggal 14 Mei hingga 13 September 2024 secara hybrid dengan total peserta 54 orang, terdiri atas 27 peserta dari Kementerian Pertanian dan 27 orang dari non Kementerian Pertanian.
(BPPSDMP/bbpmkp)