Bismillahir Rahmanir Rahiem
Benar info ini Kang Dr.Arman Kahmi? Bahwa industri Nikel sejak akhir tahun 2024 hingga awal 2025 berhenti kegiatan eksploitasinya? Juga keberadaan industeri Nikel tersebut, telah merusak ekosistem perairan di sekitarnya ? Apa iya, apakah ada data kerusakan ekosistem perairan lautnya?.
Saya minta datanya/informasi presisinya sebab saya memerlukannya. Saya mau menulis kang Dr.Arman Kahmi, jika sempat ..inilah dampak kebijakan publik tidak menggunakan otak saintek (not sciencitific), akhirnya menzholimi penduduk lokal, dan ini public policy investasi yang betul-betul ngawur.
Dokumen AMDALnya dibuat asal-asalan (abal-abal) tanpa kajian mendalam dan tidak konprehensif, yang motifnya yang tampak kepermukaan adalah regim penguasa negeri memberikan “karpet merah” atau menservis dengan lugu Investor Asing/Aseng dari RRC, sekalian mereka mengimpor migran China sebagai tenaga kerja kasar untuk bekerja di industeri tambang Nikel dengan besar gaji yang berlipat ganda dari buruh lokal.
Padahal rakyat Indonesia yang memiliki sumberdaya alam spt sumberdaya kelautan dan perikanan (SDKP) yang kaya-raya dan melimpah, akan tetapi Rakyatnya diperlakukan diskriminatif, yang melanggar HAM, dengan mengerahkan oknum aparat negara untuk “mementungi” rakyat, warga masyarakat tempatan (local community) etnis Melayu yang memprotesnya karena lahan ulayatnya dirampas untuk pengembangan bisnis investasi aseng dari RRC spt yang terjadi di Rempang, Galang, Prov. Kepulauan Riau.
Rempang adalah lokasi riset S3 untuk disertasi Doktor saya di prodi SPL SPS-IPB University thn 2007 dibawa bimbingan ahli perikanan dan kelautan bpk Prof.Dr.Tridoyo Kusumastanto, MS, bpk Prof.Dr.Rokhmin Dahuri, MS, Prof.Dr.Asep Saefuddin MSc dan Prof.Dr.Endriatmo Soetarto,MA. Jadi saya agak paham tentang rona lingkungan ekosistem alam pesisir (coastal zone) dan pulau-pulau kecilnya di Barelang Kepulauan Riau.
Sudah sedemikian banyak protes dan kegelisahan serta berbagai kekhawatiran terhadap ancaman, tantangan hambatan dan gangguan (ATHG) terutama Kamtibmas dan Ketahanan Nasional dll. Dan sekarang para Jenderal dan para Perwira Tinggi Purnawirawan TNI, telah membuat pernyataan sikap kepada Presiden RI, meminta Pemerintah RI untuk mengusir tenaga kerja asing China dari Tanah Air kita Indonesia. Demikian itu merupakan sikap kesatria Cinta Tanah Air nasionalis sejati patriot bangsa, dan keputusan para mantan aktivis militer itu adalah sangat tepat dan sudah waktunya, jangan dibiarkan berlarut-larut, karena bisa mengancam aspek atau dimensi Ketahanan dan Kedaulatan Negara RI, selain proyek eksploitasi tambang Nikel yang serampangan dan sembrono telah memposisikan marginal Tenaga Kerja asli, pribumi Indonesia.
Munculnya krisis harga Nikel di pasar global saat ini, perusahaan Tambangnya bangkrut (collapse), maka barang tentu memulangkan tenaga asing (aseng China) yang banyak bekerja di perusahaan eksploitasi sumberdaya alam berupa biji Nikel dll,sehingga momentum yang baik dan tepat untuk mengusirnya kembali buruh asing ke negaranya di RRC.
Kang Dr.Arman Kahmi, saya terakhir pernah berkunjung, survey dan observasi ke Morotai.Maluku Utata sekitar 2-3 thn lalu, untuk tugas jasa konsultasi proyek “Studi Prosfek Hilirisasi Komoditas Perikanan Tangkap di Perairan Laut, “tugas” dari BKPM RI yang dipimpin alumni HMI dan Wanhat Kahminas om.BL, yang kini beliau Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (MenESDM RI). Jabatan kreen and mantuul, bergensi,t semoga beliau sebagai kader Insancita HMI bisa berpikir cerdas, keras dan ikhlas, tepat membuat public policy untuk perbaikan nasib buruh lokal, rakyat Indonesia asli (pribumi) yang ada di Morowali, Indonesia Bagian Timur, kampung asalnya om BL, subhanallah.
Bagaimana itu SDKP yang sangat kaya di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sampai rusak dan “hancur” ekosistem perairannya sehingga perairan tercemar dan kehidupan biota lautnya megap-megap, terumbu karang memutih (blaching) akhirnya mati dan punah di alam Indonesia yang berfanorama dan lanscap alam yang indah dan menawan, berpotensi besar untuk pengembangan industri pariwisata bahari (marine ecotourisme) yang bersifat terbaharukan dan berkelanjutan (renewable and sustainability) spt kawasan Raja Ampat, Bunaken, Wakatobi, dll, saya sudah pernah kesana, tugas konsultan KemenKP RI dan BNPP Kemendagri RI, Badan Ketahanan Pangan-Kementan RI, dll, beberapa tahun lalu.
Kini, potensi SDKP yang kaya dan besar keanekaragan hayati (megabiodiversity) di KTI tersebut, rusak berat ekosistem alamnya dengan hadirnya industri Nikel yang tak ramah lingkungan, karena dikelola secara sembrono akibat kentalnya mental jahat KKN. Makanya dampak negatif multi dimensinya luar biasa terjadi dan tidak terelakan, memprihatinkan, menyesakan napas kita sebab berpotensi besar menghancurkan kehidupan rakyat setempat (local community) yang bermukim di pulau-pulau kecil (small island). yang sebagian besar mereka bermata pencaharian dari memanfaatkan biota laut di perairan laut (the ocean) spt ikan karang (demersal fish), ikan pelagic, udang/molusca dan rumput laut, profesi mereka sebagai nelayan kecil yang beroperasi di daerah pantai (small scale fisheries, artisanal fisheries).
Padahal kita sangat paham bahwa SDKP spt rumput laut, ikan demersal/pelagik, udang dan biota laut lainnya adalah sumber protein, karbohidrat vital bagi kehidupan umat manusia, sebagai sumber “food and energi” guna memenuhi kebutuhan hidup untuk seluruh rakyat (for all the peoples), kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Harap dibaca itu, pesan dan amanah konstitusi UUD 1945 pasal 33 (Bab Kesejahteraan Rakyat) yang benar dan khayati dengan penuh hikmat dan bijaksana, agar kita selaku WNI ysng berPancasila, jangan sampai kita menjadi penghianat bangsa yang serakah, kemaruk, nauzubillahi minzalik.
Kalau begitu dampak negatif spt yang Kang Dr.Arman share informasinya di WAG KAHMI PT, kasus eksploitasi tambang Nikel di Morowali Maluku Utara, sekarang sudah ditutup, apa iya, benar informasi tersebut ?
Kita paham, bahwa keberadaan investasi Tambang Nikel telah mengundang banyak konflik vertikal dan horisontal sesama buruh Tambang, setelah itu keberadaannya mencemari lingkungan hidup perairan dan diskriminasi perlakuan buruh industeri Nikel lokal versus migran China, peristiwa bentrok, konflik antar buruh yang berdarah-darah, hingga kini masih segar dalam memori kita.
Dengan adanya penutupan usaha-bisnis industeri Nikel (buseness colapse) pada gilirannya akan juga berpotensi meningkat pengangguran masyarakat lokal, akibat harga Nikel di perdagangan internasional jatuh nilainya, harga Nikelnya murah, ekspor terhenti karena penerimaan perusahaan tidak mampu menutupi biaya operasionalnya, apa iya demikian, kang Dr.Arman, Kahmi ?
Mohon bantuannya, saya minta data dan informasi presisinya kang Dr.Arman, aktifis Kahminas asal Sulawesi, dosen UnTri dan UIA Jkt.
Sehat and always happy.
Sekian dan Terima kasih. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan menolong kehidupan hamba-hambaNya yang beriman, bertaqwa, beramal sholeh dengan gemar berbuat kebajikan dan percaya kehidupan akhirats, Aamiin3 YRA ***
Gallery and Ecofunworkshop, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari, Botim City West Java, Senin 28 April 2025.
Wassalam
====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi (Dosen, Konsultan, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui Tulisan-tulisannya di Media Sosial)