jurnalbogor.com – INKA Grup melalui anak perusahaan PT INKA Multi Solusi kembali ekspor gerbong barang ke KiwiRail – New Zealand. Pengiriman batch-1 kali ini berupa 60 unit Container Flat Top (CFT) Wagon 50Ft pesanan UGL Rail Services Pty Ltd ke KiwiRail – New Zealand dari total pesanan sebanyak 450 gerbong yang akan diselesaikan hingga November 2024.
Turut berpartisipasi dalam menyukseskan pengerjaan proyek ini yakni Kementerian BUMN, Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) serta stakeholder terkait.
“Ekspor ini menjadi milestone penting yang menunjukkan industri kereta api nasional mampu bersaing di pasar global,” ujar Heru Gunawan dari Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan, Kementerian Perindustrian.
“Kami terus mendukung penguatan ekosistem industri hulu dan hilir kereta api, meningkatkan kapabilitas industri pendukung serta membuka akses pasar internasional. Di samping itu, industri manufaktur kereta api juga didorong untuk dapat terus meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri,” pungkasnya.
“Ini membuktikan bahwa INKA grup bisa berkontribusi di kancah luar negeri terutama untuk pasar-pasar yang quality sensitive. Kami beranggapan bahwa pasar Selandia Baru merupakan pasar yang tingkat memiliki quality sensitive yang cukup tinggi,” ungkap Direktur Operasi PT INKA (Persero) I Gede Agus Prayatna (31/01) pada press conference pelepasan 450 CFT Wagon di INKA Madiun.
Sejumlah 450 CFT Wagon tersebut berupa underframe tanpa instalasi komponen bogie dan coupler. Adapun spesifikasi umum gerbong dibagi menjadi dua tipe yakni ukuran 40Ft dan 50Ft yang didesain oleh UGL di Newcastle Australia dengan berat kosong sekitar 15,2 – 17,1 ton dengan maksimum daya angkut 62,9 ton.
“Kami berharap PT INKA (Persero) bisa berkelanjutan untuk berkontribusi terhadap perekonomian negara Indonesia, untuk itu mari bersama-sama kita doakan supaya dapat menyelesaikan pekerjaan 450 gerbong sampai di akhir tahun 2024 dan semoga UGL bisa memberikan order yang lebih banyak lagi,” lanjut Gede.
Direktur Pelaksana Bidang Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi mengatakan solusi LPEI melalui program PKE Alat Transportasi bertujuan untuk mendorong produk industri strategis Indonesia untuk berdaya saing global. Ekspor ini menjadi kebanggaan Indonesia yang berhasil memproduksi gerbong kereta barang berkualitas dan bernilai tinggi serta menciptakan kepercayaan dari negara lainnya terhadap berbagai produk industri strategis Indonesia.
“Dukungan LPEI terhadap industri strategis alat transportasi kepada PT INKA (Persero) dan IMS merupakan wujud kehadiran negara melalui Kementerian Keuangan RI yang disalurkan oleh LPEI, agar mendorong industri strategis sehingga dapat meningkatkan ekspor Indonesia. Capaian ini tentunya akan meningkatkan reputasi Indonesia sebagai sebuah negara produsen gerbong kereta api berkualitas dunia,” kata Maqin.
Pada kesempatan sebelumnya, INKA Grup telah menyelesaikan proyek 262 CFT Wagon pada Agustus 2023. Kerja sama berkelanjutan ini membuktikan bahwa INKA Grup sebagai industri manufaktur kereta api dalam negeri yang mampu bersaing di kancah internasional dalam bidang perkeretaapian.
Selain proyek ekspor, saat ini PT INKA (Persero) sedang menyelesaikan pesanan PT KAI (Persero) berupa 612 Kereta Penumpang New Generation yang pengiriman pertamanya dimulai dari bulan Desember 2023. Lima rangkaian kereta diantaranya telah dioperasikan pada Kereta Argo Dwipangga, Argo Lawu, Taksaka dan Argo Bromo Anggrek.
Untuk proyek retrofit KRL KAI Commuter, PT INKA (Persero) telah menerima 1 trainset KRL tipe TM05 tahun produksi 1988. Sementara itu, waktu proses retrofit akan membutuhkan waktu selama 13-15 bulan sejak ditandatangani pada bulan November 2023. Retrofit KRL ini merupakan sinergi dari kelanjutan kontrak sebelumnya dimana PT KCI dan PT INKA (Persero) juga telah menandatangani kontrak untuk pengadaan 16 trainset KRL baru. (sumber siaran pers PT. INKA).
(DR)