Bismiahir Rahmanir Rahiem
Subhanallah, walhamdulillah, wallahuakbar, syukron barakallah, saya berkesempatan membaca postingan sejarawan abang Maswito, mukim di Tg Pinang, KepRiau, tentang sosok Pejuang dan Pendiri Koperasi di Cerenti, Mustafa Umar (1929-1988) telah dimuat di https://www.riaukepri.
Izin saya AA melengkapi narasinya agar publik tahu tentang sejarah pergerakan perkoperasian dalam rangka merebut dan mempertahankan Negara Kesatuan Kemerdekaan Republik Indonesia (NKRI), dalam kontek tsb. Saya hanya bernarasi khususnya tentang siapa H.Mustafa Umar, dan ayah mertuanya H.Arsyad bin H.Kahar, putra penggagas dan saudagar kaya pendiri ormas Islam Muhammadyah Cabang Cerenti, Indragiri Hulu Provinsi Riau.
Mustafa Umar adalah suami kakak ambo Uwo Hj.Rosmani binti Arsyad (lk 90 thn), jadi ayahku Bpk mertua Almarhum, dan beliau adalah abang Ipar Ambo AA. Alm.abang Mustafa adalah anggota TNI di yang aktif bertempur pada agresi 1 dan 2, serta ikut berperang di masa Revolusi 1945 dan era Orde Lama (Orla) Presiden RI bpk Ir.Soekarno, dan hingga aktif era Orde Baru (Orba) Presiden RI bpk Jenderal Soeharto, di mendapat penugasan berbagai Posko Koramil di daerah-daerah rawan konflik di Indonesia, termasuk menjaga Bendungan Katulampa, Bogor, Jawa Barat (informasi saya dapatkan dari almarhum abang iparku itu, semasa hidupnya).
Dan terakhir setahuku di masa beliau pensiun TNI, disamping aktif menggerakan kehidupan ekonomi rakyat dengan berkoperasi di Cerenti, almarhum abang iparku H.Mustafa Umar (adik kandung ulama besar Al Ustad Ismail Umar, pejuang 1945, tokoh Masyumi dan mantan Camat pertama Cerenti Inhu, wafat di Jkt dikebumikan di TPU Karet Bivak Jakpus), almarhum abang H.Mustafa Umar pernah aktif sebagai wakil rakyat di DPRD Kab.Indragiri Hulu (Inhu), Rengat dari fraksi ABRI di era Orba.
Syukron infonya bang Maswito.
Sekedar tambahan informasi dan narasi sejarah ringkas ini, sebenarnya alm abang iparku adalah pelanjut gerakan Berkoperasi yang telah tumbuh dan berkembang sebelum dan setelah Proklamasi RI thn 1945. Dan menurut sejarah dan dokumen foto/gambar serta buku-buku dan arsip milik ayahku yang tersimpan di rumah ayahku di Desa Kampung Baru Kec.Cerenti bahwa gerakan masyarakat Berkoperasi guna memperbaiki kehidupan ekonomi mereka, sebenarnya telah ada sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945.
Para aktivis gerakan perkoperasian tsb pada umumnya adalah mereka para warga/anggota pendukung yang terhimpun dalam organisasi Islam Muhammadiyah Cerenti Inhu, yang salah seorang motor penggeraknya H.Darmawi Kahar (paktuoku), H Arsyad Kahar (ayahku), Semaun (tokoh suku Manonam, momanku, datuak Darul Fitrah), kumudo Bahasan (ayahnya Khairudin) dan banyak lagi yang lain.
Mereka para aktivis Muhammadiyah berhasil mendirikan Sekolah Muallimin Muhammadiyah Cerenti Inhu (sekarang lahannya berdiri, menjadi sekolah Ibtidaiyah-Tsanawiyah Muhammadyah Cerenti dan Perkantoran PC Muhammadiyah Kec.Cerenti), yang dikenal di masa itu, guru-gurunya didatangkan dari Minangkabau, Sumbar.
Sedangkan murid-murid Sekolah Muallimin Cerenti tsb, berdatangan dari seluruh wilayah Indragiri (hulu dan hilir) termasuk daerah Kampar. Untuk jelasnya cerita Sekolah Muallimin ini, harap dibaca buku karangan ongaku H.Edward Arfa SH (lk 84 thn, bermukim di Tpi City) pensiun Ketua dan Hakim PN Tpi Kepri (adik ipar kandung dari Alm Mustafa Umar).
Para penggerak Perkoperasian Daerah Cerenti, pada umumnya adalah para pejuang Kemerdekaan RI, yang dicari dan dikejar-kejar tentera Penjajah Belanda/KNIL di masa Revolusi, termasuk ayahku H.Arsyad Kahar (Ketua Cabang Muhammadyah Cerenti) dkk para pejuang, yang aktif membangun kesadaran masyarakat tentang kebangsaan (merebut Kemerdekaan) melalui pendidikan, dan memperbaiki kemampuan ekonomi rakyat yang tertindas (fuqoro masakin dan mustaafin) melalui gerakan Koperasi.
Ayahku alm.H.Arsyad bin H.Kahar, seorang saudagar warga Muhammadyah, bersama kawan-kawan seperjuangannya, pernah lari ke hutan, tempat persembunyiannya selama lk 3 tahun, karena dikejar-kejar tentera KNIL Belanda. Tetapi akhirnya sebagian selamat termasuk ayahku dan Alm Syafii Yatim, alm Al ustad Ismail Umar dll, tetapi sebagian lagi tertangkap dan dihukum mati.
Menurut cerita ibuku alm Hj.Daranah Djamin, aktivis Aisyiah dan Koordinator Dapur Umum penyedia makanan bagi para pejuang Kemerdekaan RI di daerah Cerenti, pernah bercerita kepadaku anaknya, ketika saya berusia duduk SD dan SMP.
Almarhumah pernah bercerita banyak tentang cerita sejarah pergerakan merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI di daerah Cerenti, hingga narasi ceritanya masih ada dalam ingatan dan memoriku. Diantaranya, beberapa orang aktivis Muhammadiyah Cerenti, yang menggerakan perekonomian Rakyat, sepulang dari tempat persembunyian di hutan, ditangkap tentera penjajah KNIL, dimasukan penjara di Kota Rengat, termasuk ayahku, dan bpk.Syafii Yatim.
Bpk.Syafii Yatim (mantan Pimpinan Pengasuh Panti Asuhan Anak Yatim Muhammadiyah Pekanbaru) menurut cerita ibuku, beliau selamat karena mencebur ke sungai, dan menyelam agak menjauh dari lokasi tempat eksekusi. Sedangkan ayahku H.Arsyad Kahar “dilepaskan” oleh sipir penjara, kata ibuku, ada diantara petugas penjara mengenal baik ayahku. Barang tentu juga, dugaanku ayahku pandai berkomunikasi disertai ilmu agama Islam atau “campi-campi” patunduak dll, yang beliau miliki dan kuasai.
Soal cerita pengusaan “ilmu kesaktian” ayahku, dimasa kecilku kls 1 dan 2 di SDN Cerenti (ayah wafat thn 1971, ketika duduk di SDN Cerenti kls 3), aku pernah mendapat berbagai cerita, beberapa pengalaman “unik” pola tingkahlaku ayahku H.Arsyad Kahar misalnya seperti “kondisi cuaca dan arah angin,” beliau ayahku bisa baca dan mengartikan “baik dan buruknya”, jika pedang pusaka suku Piliang Lowe berbunyi gemetar dipinggangnya, kebetulan ayahku adalah pemuka masyarakat Adat Suku Paliang Lowe Cerenti, maka bergetarnya pedang pusako tsb pertanda bakal ada “bahaya” atau binantang buas Harimau akan lewat.
Ilmu pengetahuan kearifan lokal (local wisdom) lainnya, yang dimiliki ayahku adalah ayah sangat paham, tempat ikan-ikan di Sungai Kuantan berkumpul di perairan topian batang Kuantan, saya AA tahu, ayah seringnya mengajakku menangkap ikan di sungai Kuantan di sore hari bersama abang iparku alm Lukman Nur atau Abbas Main.
Saya menjala ikan dengan perahu sampai di sungai, bertugas menimba dan membuang air yang memenuhi isi perahu sampan, dan banyak cerita yang “aneh dan unik” yang aku pelajari dari sosok dan figur ayahku seorang pekerja keras, pejuang dan pembela kebenaran dan keadilan sosial, serta gemar bersedeqah dan menggerakan badan amal sosial Muhammadiyah menolong kehidupan masyarakat dhuafah dan mustaafin di daerah Cerenti, tempo doeloe.
Marilah, kita doakan saja suatu ketika nanti, aku bisa bercerita lebih luas tentang cerita suka-duka dan dinamika sejarah perjuangan tsb. InsyaAllah aku bisa dan berkesempatan menulisnya mengenai “cuplikan sejarah’ guna melengkapi isi buku tentang Butir-Butir Nilai Budaya dan Adat Istiadat Masyarakat Melayu Cerenti Kuansing, Riau, karangan ongaku H.Edward Arfa SH, penerbit IPB Press Bogor thn 2019.
Demikian cerita ringkas tentang narasi tambahan H.Mustafa Umar, pejuang dan penggerak ekonomi Koperasi Cerenti yang berwatak sosial, dan sosok ayahku H.Arsyad Kahar, seorang saudagar-pejuang, adalah mertua Alm.H.Mustafa Umar yang diposting abang Maswito. Semoga bermanfaat untuk menambah wawasan kesejarahan perjuangan masyarakat Cerenti tempo doeloe dalam konteks kebangsaan.
InsyaAllah, barang tentu ada manfaatnya, berfadillah guna menebar nilai-nilai kebaikan melalui pengetahuan sejarah demi pendidikan karakter yang lebih baik untuk kalangan generasi muda Kuansing Riau, jangan sampai melupakan sejarah (jasmerah, jangan lupakan sejarah jika ingin menjadi Bangsa Besar, bernama Indonesia Raya, kata sang Proklamator RI, bapak bangsa Ir. Soekarno).
Gallery and Ecofunworkshop, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari Botim City, West Java, Sabtu 6 September 2025
Wassalam
====✅✅✅
Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi (Dosen dan Pendiri Universitas Djuanda Bogor thn 1986-2024, Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Arsyada Cerenti Madani (ACM Foundation), Pendiri dan Ketua Wanhat MPW Orwil Khusus ICMI Bogor, Konsultan, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui Tulisan-tulisannya di Media Sosial, Orang asal Cerenti, kini Ketua Wanhat Ikatan Keluarga Cerenti (IKC) se- Jabodetabek)