jurnalbogor.com – Banjir yang terus berulang di wilayah RW 12, Kelurahan Gunung Batu, Bogor Barat, Kota Bogor, kembali menjadi perhatian warga dan pemerintah setempat.
Setiap kali hujan deras mengguyur, air kerap meluap, menyebabkan kerugian material serta mengganggu aktivitas warga.
Pemerintah Kota Bogor kini tengah merencanakan serangkaian langkah visioner untuk mengatasi masalah banjir yang sudah bertahun-tahun ini.
Salah satu langkah yang digagas adalah perbaikan dan pelebaran saluran drainase utama di kawasan tersebut. Drainase yang ada akan ditingkatkan kapasitasnya agar mampu menampung debit air yang lebih besar, terutama saat intensitas hujan tinggi.
Selain itu, Pemerintah Kota Bogor juga harus memperhatikan kondisional faktual kewilayahan secara persuasif, salah satunya banjir yang tak kunjung usai jika hujan rimpah ruah dimasa waktu penghujan di wilayah RW 12 Gunung Batu, juga mempertimbangkan penggunaan sistem penampungan air sementara atau kolam retensi di beberapa titik yang memungkinkan, guna mengurangi limpasan air langsung ke saluran utama.
“Kami berharap perhatian Pemerintah Kota Bogor dapat menggalakkan program sumur resapan dan biopori massal di sekitar perumahan dan fasilitas umum untuk setiap wilayah rawan banjir,” kata salah satu tokoh pemuda Kota Bogor yang tinggal di wilayah RW 12 Gunung Batu Batu, RD. I. Mulyana Jaya Sumpena yang akrab disapa Kang Ian, Selasa (5/11/2024).
Program ini menurut Kang Ian diharapkan bisa mempercepat proses peresapan air ke dalam tanah dan mengurangi limpasan yang membebani drainase.
“Kami sangat mendukung Pemkot Kota Bogor untuk segera mendorong salah satu strategi langkah ini. Selama ini banjir selalu menjadi masalah yang mengganggu. Dengan perbaikan saluran dan penambahan sumur resapan, kami optimis kondisi akan lebih baik. Namun, kami juga berharap warga ikut menjaga kebersihan saluran dan lingkungan agar program ini benar-benar efektif,” harapnya.
Selain itu, ide mengenai sistem umpan balik air hujan atau rainwater harvesting juga menjadi salah satu solusi yang diusulkan. Dalam sistem ini, air hujan yang jatuh di atap-atap rumah akan ditampung dalam tangki penampungan dan dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan non-konsumsi, seperti penyiraman tanaman dan pembersihan.
“Ini solusi praktis yang bisa diterapkan warga untuk mengurangi beban drainase sekaligus menjaga ketersediaan air,” jelasnya.
Sementara Kang Kris, tokoh pemerhati lingkungan di Bogor Barat, menilai upaya ini sejalan dengan kebutuhan untuk menciptakan kawasan yang lebih ramah lingkungan.
“Langkah-langkah ini penting, tetapi perlu diiringi komitmen bersama dari semua pihak, baik pemerintah, warga, maupun komunitas lingkungan. Kami mendukung penuh, asalkan ada pengawasan yang ketat dalam implementasinya agar tidak hanya sekadar wacana,” ujar Kang Kris.
Selain solusi di tingkat kawasan permukiman, upaya pembenahan juga dilakukan dengan membangun bendungan kecil atau polder di area yang lebih rendah. Polder ini akan membantu menampung kelebihan air dan dilengkapi pompa yang akan membuang air ke sungai atau kanal pada saat yang tepat.
Dengan dukungan warga dan tokoh masyarakat, Pemerintah Kota Bogor berharap dengan langkah-langkah ini, masalah banjir di RW 12 Gunung Batu dapat diatasi dalam jangka panjang dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat serta aman bagi masyarakat sekitar.
Penulis: Wawan Hermawanto/*