Peduli Literasi Kepada Anak dan Ciptakan Generasi Emas 2045 di KRL Glatik Resik Desa Bantarsari

  • Whatsapp
Kepala Desa Bantarsari Lukmanul Hakim bersama 37 anak yang terdaftar sebagai anak yang ikut dalam kegiatan taman bacaan.

jurnalbogor.com – Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, dan bisa digunakan untuk belajar juga menjadi tempat kebersamaan dan komunikasi  antar masyarakat, seperti Pemdes Bantarsari, Kecamatan Rancabungur membangun taman bacaan untuk anak.

Kepala Desa Bantarsari Lukmanul Hakim mengatakan. Alhamdulillah sejak dibentuk Kampung ramah lingkungan (KRL) Glatik Resik di RW 08, kami sudah membuat kelompok kerjanya dan membuat struktur bagian kerjanya, kami berbahagia bahwa masyarakat begitu antusias atas dibentuknya KRL ini.

“Pertama akan membangun sebuah kebersamaan kemudian, membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat, dan ternyata masyarakat begitu cepat bergerak, ada beberapa kegiatan yang kita lakukan di KRL, pertama kita bikin taman bacaan untuk anak-anak membaca,” ujarnya, Selasa (24/9/24).

Alhamdulilah sudah ada 37 anak yang terdaftar lanjut Kades, sebagai anak yang ikut dalam kegiatan taman bacaan, mereka baca buku dan kita dapat bantuan buku dari Perpustakaan Nasional, dan anak-anak senang untuk baca, kemudian ke depan kita akan formulasikan tidak hanya anak baca, tapi nanti akan menghadirkan pendongeng, supaya anak lebih semangat kemudian nanti akan kita akan selingi dengan belajar bahasa Inggris.

“Saya sih punya tujuan ke depan KRL ini punya icon-nya Kampung Inggris, walaupun misalnya bahasanya sehari-hari yang sederhana begitu, dan juga nanti anak-anak diajarkan bahasa Arab pengenalan, dua bahasa ini yang akan kita kenalkan kepada anak-anak kita dan kepada masyarakat kita, agar itu menjadi budaya,” kata Lukman sapaan akrabnya.

Lukman juga siap sekali apalagi dibawah Apdesi kita akan datang ke beberapa desa yang kemudian. Yuk kita bangun desa kita itu menjadi Desa pintar ya salah satu diantaranya Ajari anak literasi, karena hari ini anak-anak kita lemah di sini, mereka banyaknya di handphone aja, kan sayang begitu, mereka generasi emas yang nanti akan kita siapkan menjadi Indonesia emas tahun 2045.

“Dengan literasi mereka ketika diminta untuk bicara, mereka punya nalarnya begitu. Saya berharap nanti desa-desa juga mensupport lewat Apdesi, untuk kemudian bisa bersemangat terkait dengan anak-anak, hari ini kita ingin juga ke depanya tidak hanya Kampung ramah lingkungan, tapi Kampung ramah anak,” bebernya.

Seperti diketahui. Sekarang kan tempat bermain mereka di mana, mereka butuh suasana yang kemudian seperti dulu, nah kemarin tuh kita bahas sama pengurus KRL, kedepanya yang mana budaya permainan anak-anak kita dulu.

“Seperti main gatrik, congklak dan lainya kita akan lestarikan, kita akan terus kenalkan lagi kepada anak-anak kita. Karena anak-anak tidak tahu permainan tradisional dulu. Dan terus akan menjadi budaya sunda yang melekat,” tutup Lukman. (Ga)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *