Nasehat Pak AM Buat Kita Kader Umat dan Bangsa: Aktivis ICMI

  • Whatsapp

jurnalbogor.com – Bismillahir Rahmanir Rahiem

Pagi ini, Rabu tgl 1 Mei 2024 saya menuntaskan dan menamatkan membaca buku Jihad Intelektual A.M Saefuddin: Tribute 83 Tahun Prof.Dr.Ir.H.A.M. Saefuddin, editornya Yuddy Ardhi, yang diterbitkan DDI Jakarta, pada bulan Desember 2023 yang lalu.

Read More

Buku tersebut cukup tebal, setebal 376 halaman berukuran kertas kwarto, memang sudah mulai saya baca secara bertahap disela-sela waktu senggang, ketika saya tour ke Jepang  bersama keluarga, dimulai sejak awal April 2024 yg baru lalu. Karena rasa ingin tahu (sense of curiosity) yang memuncah, saya tetap menyempatkan diri membaca di sela-sela waktu istirahat di tempat penginapan (home stay) di Tokyo, Kyoto dan Osaka City yang saya “jelajahi”.

Namun sekembalinya dari negara Sakura Jepang, tiba di tanah air, ternyata masih ada saja yang belum terbaca, belum tamat  pada bagian akhir (final chapter,) dari buku tersebut. Padahal itu bagian halaman yang terpenting, ruh dari buku tersebut.

Mengapa terjadi demikian. Hal itu akibat adanya berbagai kesibukan tugas dan pekerjaan rutinitas di kampus tempat saya mengajar sains, dan disamping silaturrahni syawalan 1445 H yang agak padat di berbagai forum komunitas masyarakat dalam bersilaturrahmi Halal bihalal 1445 H/2024 M yang tak kunjung sepi.

Akhirnya  baru sekarang selesai tuntas membaca final chapter dari buku tersebut, artinya terselesaikan dibaca, kemudian bagian hal terpenting tsb, dengan uraian kata mutiara pesan moral dan nasehat pak AM, lengkap dengan gambar sketsa pak AM saya share ke beberapa WAG, terutama bagi kalangan ICMI untuk menularkan semangat berjihad intektual.

Setelah kembalinya saya dan keluarga dari liburan 10 hari di Jepang dan Vietnam, di tanah air sedang disibuk-sibukannya melayani undangan Silaturrahmi, tradisi ritual syawalan, acara Halal Bi Halal dari berbagai organisasi kemasyarakatan (Osmas), lembaga swadaya masyarakat (LSM/NGO) dan sejumlah komunitas sosial di daerah Jabodetabek, akibatnya terlambat memahami isi buku Jihad Intelektual pak AM.

Karena saya sudah lama menjadi aktivis ormas Islam, yang bernama ICMI, yakni aktivis tergolong emas murni  24 karat. Maka, menurut pendapat saya, saya harus dan wajib memahami pesan-pesan moral dan nasehat senior dan pendiri ICMI thn 1990 yang masih hidup tersebut. Walaupun sudah purna bakti, beliau pak AM tetap bersemangat menulis dengan menarasikan tutur kata-bahasanya yang baik dan bermakna dalam perjalanan hidup dengan pengalaman perjuangannya, berjihad dalam arti luas.

Selama dua minggu secara berturut dan bergantian, tanpa jeddah, alhamdulillah saya mendapat undangan dan bisa hadir di beberapa forum media silaturrahmi. Diantaranya yang sempat saya catat dan ingat adalah saya menghadiri undangan adik-adik HMI Komisariat Vokasi IPB University, KAMMI Daerah Bogor, Forum Sinergi Muslim (eks ormas HTI), PD Muhammadyah Kota Bogor, Forum Silaturrahmi Eksponen Gerakan Bogor Raya, Kasepuhan Keluarga Warga Bogor (KWB), dan insya Allah terakhir undangan silaturrahmi-budaya syawalan Indonesia yakni acara Halal Bi Halal MPP ICMI, yang akan digelar sore Rabu ini tgl 1 Mei 2024 di Ballroom Kementan.RI di Jakarta Selatan.

Insya Allah saya beserta istri berencana akan hadir untuk dapat bersilaturrahmi dan bersua muka serta bersalam-salaman dengan para Sahabat senapas Islam dan seideologi, yang terhimpun dalam wadah ormas ICMI, yang saya juga ikut mendirikan thn 1990 bersama para tokoh muslim Indonesia yg lain.

Alhamdulillah hingga kini ICMI telah berusia 34 tahun, tetap eksis dan solit dibawa kepemimpinan muda yg cerdas dan energik adinda Prof.Dr.Arif Satria SP, MSi, Rektor IPB University, hasil Muktamar  ICMI VII thn 2021 di Kota Bandung Jawa Barat.

Sepetahuan saya senagai “orang dalam”, ICMI telah banyak memberikan kontribusi positif, berkiprah dalam membangun Indonesia yang berperadaban maju dan modern yang berakhlak mulia, baik di masa lalu, kini, mapun insya Allah untuk masa depan.

Saya dan kita, barangtentu sangat menaruh harapan terhadap ICMI untuk mengawal perjalanan negara-bangsa NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 tetap pada arah dan jalan yang benar (on the track), sehingga NKRI selamat dalam kesatuan dan persatuan, serta keutuhan NKRI tetap terpelihara dengan baik.

Bagi kita anggota ICMI sebagai kader bangsa dan negara Indonesia yang tergabung dan berkiprah dalam ICMI, insyaAllah bisa selamat menjalani kehidupan yang penuh tantangan dan godaan-godaan duniawi berada dalam keselamatan, terhindar dari perbuatan sesat (godaan syaitan yang terkutuk), insyaAllah kita bercita-cita dengan penuh harap bisa meraih keselamatan hidup di akhirat kelak, setelah wafat berada di temparlt mulia-Nya, Syurga jannatunnaim yang penuh rahman dan rahiemnya Allah SWT.

Untuk mencapai cita-cita luhur dan.mulia tersebut, selanjutnya saya dan kita pun akan berpikir apa dan bagaimana cara serta strategi atau lengkapnya 5 W+1 H, untuk meraih itu semua.kebaikan dan keselamatan kehidupan dunia dan akhirats tersebut.

Kemudian setelah tamat membaca buku ‘Jihad Intektual AM Saefuddin”, saya menemukan jawabannya ada pada pesan moral dan nasehat Prof.AM, yang tertulis pada halaman 319, yang saya kutip utuh pesan dan nasehatnya adalah sbb:

“..Teruslah Belajar: ..”teruslah belajar dan menimba ilmu meski sudah menyelesaikan.S1, S2 dan S3, atau sudah bergelar profesor, Minal mahdi ilal lahdi. Life long education. Perlu diingat, semakin tinggi ilmu, idealnya adalah semakin banyak amal, manfaat yang diberikan kepada masyarakat….

….saya miris sekali melihat mereka yang memperoleh gelar Doktor bahkan Profesor, tetapi berakhir dengan mengenakan rompi orange (maksudnya menjadi koruptor). Ini menunjukan ada yang tidak in-lain, antara pendidikan dengan akhlak, karena sesungguhnya gelar pendidikan adalah gelar moralitas, bukan jalan untuk kekuasaan” (AM Saefuddin).

Jujur saya berkata, agak lama  saya tertegun, menyimak untaian kata-kata mutiara pak AM di dalam final book chapter tersebut. Menurut pendapat saya, sangat bagus dan relevan nasehat pak AM kita pahami, khayati dan amalkan dalam kehidupan beraktivitas sosial dan individual sehari-hari. Sebab di era kehidupan masyarakat millenial yang penuh  godaan-godaan berupa ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG) apabila ditinjau dalam perspektif pertahanan-keamanan bangsa-negara (nation state).

ATHG nation-state of NKRI yang semakin komplek dan sistemik ini, sering disebut era destrupsi, dimana kehidupan masyarakat yang terombang-ambil diatas gelombang dan turbulensi CUVA (complexity, uncertainty, violity and ambigu).

Gejala sosial yang demikian itu, muncul  disebabkan faktor-faktor: (1) Revolusi Masyarakat Industri 4.0 yang dihela kemajuan iptek terutama pesatnya kemajuan dan penggunaan teknologi komunikasi dan informasi (ITC era, era digital), (2) perubahan iklim global (global climate change) yang tak menentu, sulit diprediksi, anomali cuaca sebagai dampak global warming akibat kerusakan ekosistem alam yang diperbuat segelintir manusia serakah (greddy, moral hazard), berbagai bencana alam buatan manusia pun terjadi di belahan bumi spt banjir bandang, tanah longsor dan kekeringan,

(3) pandemi Covid 19 yang baru kita dilalui, yang telah membawa mala petaka dan kesengsaraan bagi kehidupan umat manusia dengan tingginya angka sakit dan kematian, dan terakhir tak kalah hebat faktor destrupsi yang (4) efek geopolitik dan geoekonomi yg tak seimbang akibat perang beberapa negara seperti Israil vs Hamas-Gaza, Rusia vs Ukrania, yang membawa ketegangan-kegangan baru hubungan antar bangsa dan mengganggu rantai pasok pangan dan energi di sejumlah negara, parahnya lagi dan membuat kita miris pelanggaran HAM, genosite kaum muslim Gaza oleh Yahudi Israil yg biadab,  dan terakhir ditambah faktor (5) dimana munculnya gejala “anomali dan paradoksal” penyelenggaraan Pemilu Pilpres thn 2024, yang curang based on TSM, akibatnya dinamika budaya perpolitikan tanah air superpragmatisme, sehingga nir dan sumir demokrasi Pancasila, keluar dari etika, moralitas dan norma/kaidah hukum nasional serta kaidah Dinnuiislam, akhlakulkarimah. Hal ini memunculkan kondisi masyarakat yang berpotensi konflik, dan tidak saling percaya dan tidak saling menghormati (distrust society, no respect) antar sesama.

Hal-hal yang dinarasikan diatas, itu merupakan pekerjaan rumah (home work) yang cukup berat bagi kalangan intelektual muslim Indonesia, yang peduli dengan perjalanan NKRI kini dan mendatang agar bisa normal kembali, kembali ke jalan yang benar, dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara sebagaimana amanat Pembukaan UUD 1945 yakni mewujudkan masyatakat adil dan makmur, dan negara dengan Pemerintahan RI yang kuat dan bersih (bebas KKN) harus mau dan mampu berfungsi dan berperan melindungi, memajukan, mencerdaskan dan menciptakan perdamaian abadi untuk kepentingan masyarakat dan bangsa yang dipimpinnya.

Oleh karena itu birokrasi Pemerintahan RI yang dipimpin oleh Presiden RI terpilih dalam Pemilu 2024, hendaknya selalu sadar bahwa dirinya sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan berkewajiban menjalankan amanah pemerintahan yang baik berdasarkan etika, moral, hukum nasional, dan ideologi negara-falsafah bangsa Pancasila serta aturan hukum berdasarkan pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945, dilaksanakan secara murni dan konsekuen, tidak ambigu, jauh dan menghindar dari perbuatan jahat hipikrit atau munufik.

Sehubungan dengan itu pesan moral dan nasehat jihad Prof.AM agar ilmu pengetahuan yang diraih dari hasil pendidikan yang disandang dengan berbagai gelar akademik oleh para elite politik (the ruling party) hendaknya inline dengan watak integritas (moralitas) yang setia memperjuangkan keadilan dan kebenaran, bukan hanya sekedar merebut dan menduduki singgasana kekuasaan politik semata-mata.

Jihad intelektual adalah salah satu solusi menghadapi era distrusi dengan ATHG yang komplek dan sistematis tsb, sehingga NKRI bisa keluar dari berbagai dimensi krisis kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang kita alami saat ini dengan sejumlah indikator dan aspek atau dimensi pembangunan nasional dan daerah yg cenderung menurun, memprihatinkan, menuju titik terbawa (titik nadir).

Demikian narasi ringkas dibuat, semoga bisa menjadi informasi pengingat antar sesama kita kaum terdidik dan terpelajar. Bersyukur apabila menjadi bahan renungan dan penyadaran bahwa kita harus kembali ke pangkal jalan perjuangan yakni watak yang baik (best caracters) , bukan watak culas, bulus dan curang TSM, yang diatur wabil fulus.  Kita harus tetap memihara sikap konsisten (istiqomah) untuk berani berbuat “amar makruf nahi mungkar” dengan segala kesuritauladanan.

Pak AM yang saya kenal adalah sosok dan figur Cendekiawan Muslim, tokoh nasional Indonesia yang mengglobal, sudah sangat dikenal juga publik, sebab begitu banyak karya keumatan dan kebangsaannya, serta sepak terjangnya dalam menghalau dan menolak keras paham sekularisme, liberalisme-kapitalisme, dan terlebih paham komunisme dan ateisme ketika beliau menjadi pejabat negara, politisi dan aktivis NGO.

Makanya pesan moral dan nasehat-nasehat beliau dalam buku tersebut, sudah sepatutnya kita pahami dan ditauladani untuk keselamatan kita, masyarakat Indonesia, NKRI agar bisa menjadi digdaya, rakyatnya hidup adil-makmur dan sejahtera lahir batin yang bersahaja dengan penuh rahmat, karunia dan hidayah Allah SWT. Dan

semoga Allah SWT selalu memberkati kehidupan kita hamba-hamba Nya yang sholeh, Aamiin-3 YRA.

Syukron barakallah.

Selamat idul fitri 1445 H, minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin. Jayalah ICMI kita.

Ciawi Bogor, 1 Mei 2024

Wassalam

=====✅✅✅

Dr Ir H Apendi Arsyad,M.Si (Pendiri dan Dosen Senior (Assosiate Profesor) Universitas Djuanda Bogor, Pendiri ICMI di Malang thn 1990, Wasek Wankar MPP ICMI merangkap Ketua Wanhat MPW ICMI Orwil Khusus Bogor, Konsultan K/L negara, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui tulisan-tulisannya di media sosial)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *