jurnalbogor.com – Mahasiswa Kelompok Kuliah Kerja Nyata KKN 43 menggelar Workshop Pencegahan Stunting di Posyandu Mekarjaya Tiga RT 03 RW 07, Desa Tarikolot , Citeurep, Kabupaten Bogor, Senin (11/8/2025).
Kegiatan ini melibatkan kader kesehatan, ibu hamil, dan ibu balita. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai bahaya stunting, penyebabnya, dampaknya, serta langkah-langkah efektif pencegahan dan penanganannya.

Salah satu pemateri dalam kegiatan ini, Indriyani, Kader Pembangunan Manusia (KPM), menegaskan bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.
“Penyuluhan seperti ini penting karena mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengedukasi cara pencegahan stunting melalui pola makan bergizi seimbang, praktik sanitasi yang baik, dan pemberian ASI eksklusif serta MPASI yang tepat,” ujar Indriyani.
Menurutnya, beberapa faktor utama yang menyebabkan stunting antara lain kekurangan gizi, sanitasi yang buruk, dan keterbatasan akses air bersih. Ia juga menyoroti pentingnya perubahan perilaku masyarakat serta peran kader sebagai garda terdepan dalam pemantauan gizi, khususnya pada ibu hamil dan balita.
Senada dengan Indriyani, Nurhafidha Atizki, mahasiswa dari fakultas kesehatan masyarakat turut menyampaikan pandangannya.
“Saya termotivasi untuk terlibat karena ingin mendorong peningkatan kesadaran para ibu dan calon ibu akan pentingnya gizi selama masa kehamilan dan setelahnya. Harapannya, masyarakat bisa fokus pada pencegahan sejak dini, terutama selama 1000 HPK,” ujar Nurhafidha.
Materi yang disampaikan mencakup pengertian stunting, penyebab utama gizi buruk dan infeksi, dampaknya terhadap tumbuh kembang anak, serta strategi pencegahan yang melibatkan peran keluarga dan lingkungan. Penyuluhan juga disertai simulasi menu makanan bergizi, diskusi kelompok, dan sesi tanya jawab dengan peserta.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari warga. ibu hamil dan ibu balita yang hadir aktif berdiskusi. Beberapa ibu mengaku lebih paham tentang pentingnya asupan nutrisi selama kehamilan dan perawatan anak usia dini.
Melalui kegiatan seperti ini, mahasiswa KKN 43 berharap masyarakat semakin teredukasi dan mampu menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing dalam upaya menurunkan angka stunting di Indonesia.
(Lisna/mg)