Bismillahir Rahmanir Rahim
Assalamu’alaikum, Wr Wb
Friday Talk Vol. 72 membedah buku seorang penulis senior Bapak Prof.Dr.Ismudi Muchsin, M.Sc yang berjudul “IPB University dalam Puisi”. Buku ini yang diterbitkan PKSPL IPB University, cetakan pertama 6 Juli 2024, memuat kumpulan puisi-puisi Akrostik yang ditulis kali ini dalam bentuk pemaknaan kompetensi dan ruang lingkup bidang kajian yang ada di IPB University, terutama profil tentang 10 Fakultas/Sekolah yang ada saat ini Perguruan Tinggi ternama IPB University.
Penasaran dengan apa dan bagaimana isi selengkapnya dari buku tersebut, mari kita membahasnya dalam forum Friday Talk Vol. 72 yang akan diselenggarakan pada:
🗓️ Jumat, 25 Oktober 2024
⏰ Waktu: 16.00 – 17.30 WIB
đź“ŤGedung Alumni IPB lantai 2 – Jl. Raya Pajajaran Bogor
Dengan pembahasnya saya AA bersama bpk Prof. M. H. Bintoro. Saya berterima kasih kepada bpk Ismudi atas kesempatan yang diberikannnya. Hal ini.merupakan suatu kehormatan dari guruku bpk Prof.Dr.Ismudi Muchsin (83 thn) bagi saya murid untuk kedua kali.
Pertama kalinya, saya diminta memberikan testimoni dalam bukunya “Nada-nada Akrostik Buitenzorg-Kumpulan Puisi-puisi Akrostik”, terbit pertama kali 4 November 2022, penerbit PKSPL IPB 134 halaman. Pada cover buku itu, ada fhoto saya dengan tulisan ringkas ..”Kumpulan puisi karya Prof.Ismudi Muchsin ini bisa menggugah perasaan dan kesadaran kita, sekaligus sebagai sarana peringatan dan menunjukan kebesaran illahi, Allah SWT, mempertebal rasa keimanan dan ketaqwaan kita sebagai bekal hidup diakhirat kelak, Aamiin3 YRA.
Kemudian saya sangat mengapreasi atas terbitnya buku itu, harapan saya bisa memberi kontribusi dan bermakna bagi dunia pendidikan yang masih membutuhkan suguhan bacaan yang bermutu dalam rangka membangun karakter anak didik-bangsa yang baik di tanah air Indonesia. Tulisan lengkap saya tentang penyambutan buku pertama itu, sudah sejak lama thn 2022 alhamdulilah, sudah viral di media sosial Jurnal Bogor.
Selanjutnya dengan terbitnya buku kedua bpk Prof Ismudi berjudul “IPB University dalam Puisi” 131 halaman, penerbit yg sama PKSPL IPB, cetakan perdana 6 Juli 2024, isinya dan maknanya agak berbeda dengan buku pertama. Jika buku pertama kontennya ruang lingkupnya lebih umum dan “meluas”, akan tetapi buku kedua ruang lingkup agak “spesifik” dan menyempit ke narasi tentang 10 Fakultas yang ada di IPB saat ini.
Alhamdulillah bpk Prof.Ismudi orang yg saya kenal rendah hati dan berbudi pekerti luhur, salah seorang panutanku, alhamdulillah beliau selalu sehat walaffiat dan tetap produktif diusia tuanya (83 thn). Bpk Prof.Ismudi tetap berkarya dengan pikiran yg cerdas dan hati yang bersih, dan taat beribadah, berupaya selalu dekat dengan Allah SWT, sehingga karya-karya inteletualnya, hendaknya bisa menjadi dorongan, motivasi dan menginspirasi kita yang muda-muda untuk terus berkarya. Bagi bpk Prof.Ismudi bertambah usia lansia memasuki 83 thn, tidak menyurutkannya untuk menulis dan berkarya sebagaimana buku beliau yang kita diskusikan, bedah saat ini.
Jika merunut ke pola berperilaku saya yang gemar mengkritik fenomena sosial yg terjadi di negeri ini dalam berbagai aspek kehidupan ipoleksosbudhankam, sehingga ada sekian banyak tulisan saya yang muncul, terpublikasi, dan sudah viral di beberapa medsos. Budaya kritisi tersebut, sdh mendarah daging bagi kehidupan saya.
Tetapi ketika atau setelah membaca buku kedua karangan Bpk Prof.Ismudi, saya merasa “euh pakeuh” alias agak canggung untuk mengkritisinya, sehingga pada buku pertama, tidak kritikan, karena memang saya dalam bidang sastra agak dangkal dan minim pengetahuan saya, selain orang yg menulis buku itu adalah guruku, sosok dan vigur pernah menjabat Dekan FPIK IPB yang menandatangi ijazah Sarjana Sosek Faperikan IPB Juni 1986.
Untuk buku kedua ini, orang yang rendah hati ini, bpk Prof.Ismudi Muchsin beberapa waktu lalu, menjapri via WA kepada saya, meminta saya agar memberikan kritik, alias menyebutkan kelemahan atau kekurangan dalam karya puisi Akrostik tersebut. Sehubungan dengan permintaan beliau, saya memberikan beberapa kritik terhadap konten buku IPB University dalam Puisi, yakni cukup 2 hal saja, sbb:
- Lingkup isi buku tsb meliputi 10 Fakultas dan 3 sekolah, yg ditulis Kontennya masih bersifat parsial, berpikir induktif agak “dipaksakan”, belum bersifat berpikir holistik dan sistemik, karena baru beberapa komoditas produk pertanian tropika yg disebutkan dan dinarasikan, alias amat terbatas. Padahal kita paham bahwa jumlah dan populasi sumberdaya hayati, flora dan fauna tropis cukup banyak.dan kaya (megabiodiversity), dan
- Kandungan disiplin ilmu, baik monodisiplin, multi/antar disiplin yg mengarah kepada ilmu sistem saintek kian berkembang sebagai dampak R and D saintek, maaf dalam buku tersebut, belum tergambar keterkaitan dan keterpaduan antar disiplin.ilmu yg dipelajari dan dikaji oleh IPB University, muttakhir akubat kompleksitas kebutuhan, tantagan dan problematika kehidupan manusia yang dihadapi, terutama di era destrupsi.
Saya menyadari untuk membuat dan menyusun kerangka pikir sainstek yang holistik dan sistemik sebagaimana dimaksud, bukan pekerjaan yang mudah. Demikian itu pekerjaan besar. Hal ni perlu ketekunan., keseriusan dan kerjasama sera konitmen para ilmuwan dalam berbagai disiplin.ilmu. InsyaAllah suatu ketika nanti bisa terwujud.
Demikianlah koment saya tentang konten buku guruku bpk Prof.Ismudi saya telah beredar di tengah-tengah kita. Saya berkeyakinan buku ini, sesungguhnya bermanfaat bagi para pembaca guna meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian tropika yg kian berkembang dinamis di almamaterku IPB University hingga saat ini. Bpk Ismudi telah mengungkapkan dalam berbagai perspektif terutama dalam aspek sejarah, sainstek dan moralitas-etik atas landasan Dinnulislam (QnS).
Bahwa, jujur saya berkata, buku yang membicarakan dinamika perkembangan sejarah pertanian tropika dalam bahasa sastra, yakni puisi-puisi Akrostik amatlah jarang, bahkan bagi saya sendiri baru kali ini menemukannya, yang ditulis oleh maha guru yg berkeahlian (kompetensi) pengelolan sumberdaya hayati perairan (perikanan dan kelautan) di negeri ini. Oleh karenanya sepatutnya kita berikan appresiasi setinggi-tinggi atas kreasi dan inovasi ini, yang menginspirasi dan mencerahkan kita para pembacanya.
Dengan membaca karya IPB University dalam Pusi ini, dengan serius memahami maknanya paling tidak kita akan mendapatkan 3 hal yaitu pelajaran agama, sains dan seni/sastra puisi akrostik. Ketiga hal ini sangat dibutuhkan manusia sebagai basic human needs dalam kehidupannya, dengan agama hidup kita menjadi terarah, dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (saintek) hidup menjadi mudah, dan dengan seni-sastra puisi hidup menjadi indah/estetik yang membawa kebahagiaan (the happiness). InsyaAllah hidup.kita berada dalam keseimbangan untuk keselamatan hidup di.dunia dan akhirats, Aamiin YRA.
Terima kasih bpk guruku Prof.Ismudi atas karya sastra, dan alhamdulillah saya muridnya, dengan membaca buku tersebut, selain bisa mengetahui sejarah IPB tempo doeloe, berdiri sejak 1 September 1963 yg lahir dari cikal-bakal Fakultas Pertanian, dan Kedokteran Hewan, peternakan dan Perikanan Laut yg keduanya dibawa naungan Universitas Indonesia (UI) Jakarta, hingga berkembang pesat sampai sekarang, zaman Now.
Dengan membaca buku ini, agak lebih lengkap saya ketahui, juga tahu ruang lingkup bidang studi di lingkungan IPB, kini ada 10 Fakultas dengan 41 departemen, di dalam setiap departemen dikaji sekitar 30-40 disiplin ilmu, atau ada sebanyak 1230-1640 disiplin.ilmu di seluruh Fakultas yang ada yaitu Pertanian, Kedokteran Hewan, Perikanan dan Kelautan, Peternakan, Kehutanan dan Lingkungan, Teknologi Pertanian, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ekonomi dan Manajemen, Ekologi Manusia, dan Kedokteran, serta ditambah 3 sekolah: Bisnis, Vokasi dan Pascasarjana, yang kini.juga kian berkembang maju dan modern.
Syukron barakallah
Wassalamu’alaikum, Wr.Wb
===âś…âś…âś…
Dr Ir H.Apendi Arsyad,M.Si (Dosen Assosiate Profesor dan Pendiri Universitas Djuanda Bogor 1986 ad 2024, Pendiri dan Ketua Wanhat MPW ICMI Orwilsus Bogor merangkap Wasek Wankar MPP ICMI, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial dalam berbagai tulisannya di media sosial)