- Materi Bedah Buku ICMI Orda Kota Bogor pada acara “Bogor Islamic ICMI Festival”(BiiF) Ramadhan 1446 H di ICC IPB Baranangsiang Kota Bogor, Ahad 9 Maret 2025
Bismillahir Rahmanir Rahiem,
Alhamdulillahi Rabbula’lamin, segala puji bagi Allah SWT, atas limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya, akhirnya buku yang sejak lama saya persiapkan dan dambakan, akhirnya terbit juga di IPB Press pada awal Ramadhan 1446 H.
Buku itu berjudul “Memperjuangkan Ajengan KH Sholeh Iskandar Menjadi Pahlawan Nasional”, yang merupakan kumpulan makalah saya dipresentasikan dalam berbagai forum resmi seperti seminar, focus group discussion (fgd) dan diskusi panel lainnya membahas tentang sosok dan figur suritauladan ulama-patriot bernama Sholeh Iskandar, lahir 22 Juni 1922, putra asli kelahiran Desa Pasarean Cibungbulang, Bogor Barat.
Konten beberapa makalah dalam buku ini merupakan hasil studi literatur, pengamatan dan pengalaman berinteraksi langsung dengan ulama panutan dalam berbagai aktivitas kemahasiswaan, kecendekiaan, organisasi kemasyarakatan dan keagamaan selama lk 20 tahun.
Pengalaman yang unik dan manis tak terlupakan (sweet memory) adalah ketika saya bersama Ajengan KH Sholeh Iskandar menginap satu kamar di Hotel Indonesia, Desember 1991. Kami menghadiri Silaturahmi Nasional (Silaknas) ICMI pertama, dibawa kepemimpinan Ketua Umum MPP ICMI, bpk Prof.BJ Habibie. Kami adalah peserta Silaknas ICMI thn 1991 utusan ICMI Orwil Khusus Bogor, yang baru beberapa bulan terbentuk, lahir 23 Maret 1991.
Saya banyak belajar, menimba ilmu agama Islam dan pengetahuan dari pengalaman perjuangan Ajengan di era Revolusi Kemerdekaan RI thn 1945-1949 Agresi pertama dan kedua. Juga saya mendapat pelajaran berharga dari pola perilaku.Ajengan dalam memanfaatkan dan mengalokasikan waktunya seperti waktu tidur, sholat malam/tahajjud, bertadarus membaca kitab suci Al Quran menjelang azan sholat subuh berkumandang, kami sholat subuh berjemaah berdua, ajengan imamnya dan saya makmumnya.
Setelah sholat subuh, berzikir, sebelum sarapan pagi, ajengan membaca buku dan menulis materi dakwah, dan kemudian sholat dhuha, terakhir kami berdiskusi. Pertemuan itu saya manfaatkan sebaik-baiknya untuk menggali dinamika Gerakan Dakwah Islamiyah dan Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di masa Revolusi thn 1945. Ajengan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan lugas dan cerdas.
Ajengan bercerita apa dan bagaimana merampas senjata tentera Jepang, pengalaman pendidikan dan latihan militer yang diberikan intruktur militer Jepang yang kemudian bertransformasi menjadi pasukan dan kader militer PETA.
Selanjutnya Ajengan bercerita singkat tentang pengalaman bergerilya dan bersembunyi di daerah pertahanan di kawasan pegunungan Handeulem Cibungbulang Bogor Barat, dan mereka para Laskar pejuang Hisbullah/TNI dibantu warga masyarakat desa dengan mengirim nasi bungkus secara rahasia dan membantu bersembunyi.di rumah penduduk desa, dan mengagetkan saya bahwa banyak bekas tentera KNIL menjadi jenderal dan berkuasa di era Orde Baru, Ajengan sebut diantara nama-namanya. Bagaimana jelas detail informasi dari pelaku sejarahnya harap dibaca artikel saya dalam buku ini pada bagian pertama dan terakhir.
Pada cover buku ini, saya melengkapi nama ulama-patriot panutan ini, di bagian awal namanya ditambah sebutan Ajengan Kiyai Haji (KH) Sholeh Iskandar, dengan argumentasi, antara lain watak baik, akhlaqul karimah almarhum KH Sholeh Iskandar, memang orangnya betul-betul sholeh yang gemar beramal banyak dan meluas, dengan karya-karya kemanusiaan yang almarhum tinggalkan dan wariskan (legasi) untuk generasi penerus umat dan bangsa. Nama yang diberikan ayah Haji Arif seorang tokoh masyarakat, ustad di Kampung Desa Pasarean dan ibunya Hajjah Halimah (putri KH Ahmad Sanusi, Pahlawan Nasional asal Sukabumi, KH.Ahmad Sanusi adalah guru agama Islam dari pemuda santri Sholeh Iskandar).
Ajengan memang betul-betul sesuai dengan namanya Sholeh yang merupakan doa dan sekaligus harapan kedua orangtuanya agar kelak putranya bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara/Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang Merdeka dan Berdaulat, yang beliau perjuangkan bersama para Pahlawan Bangsa lainnya dengan pengorbanan harta, darah dan bahkan nyawa (mati syahid), terutama di masa revolusi tahun 1945-1950.
Berikutnya saya tambahkan kata Ajengan diawal namanya, sebuah istilah bahasa Sunda, artinya sosok dan figur seseorang yang amat dihormati, kharismatik, dan menjadi panutan masyarakat, umat dan bangsa.
Subhanallah, saya selama menjadi aktivis Islam di kampus IPB University baik intrakampus di Senat Mahasiswa Faperikan dan Unit Badan Kerohanian Islam (BKI) IPB, dan ekstrauniversiter Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bogor, dan dilanjutkan di ormas KAHMI Bogor dan ICMI Orwil Khusus Bogor serta FOLAPMI saya selama lk 20 tahun mendapat kesempatan berinteraksi langsung dengan Ajengan KH Sholeh Iskandar, begitu banyak pengetahuan ilmu agama Islam dan pengalaman keagamaan baik dalam dakwah bilisani (tuturan kata-kata), maupun dakwabilhal (amal perbuatan), yang saya dapatkan dari sosok ulama besar-panutan yang patriot, yang bermukim di kota Bogor saat itu, sejak thn 1980-1992.
Saya belajar ilmu agama Islam kontektual bersama Ajengan KH Sholeh melalui berbagai forum silaturrahmi seperti majelis taklim, diskusi coffee morning di asrama mahasiswa Felicia IPB, tabliq akbar BKI memperingati hari-hari besar Islam di kampus IPB, atau ikut pengajian bulanan di rumah Ajengan di Jln Kasintu Lapang Heulang Kota Bogor, atau pengajian BKSPP Jawa Barat di rumahnya di Jln Sudirman Kota Bogor. Selama saya belajar dan berinteraksi langsung dengan Ajengan, pada waktu itu saya belum mengenal betul siapa dan apa watak sesungguhnya bpk KH. Sholeh Iskandar.
Ketika saya membaca buku biografi KH.Sholeh Iskandar, karangan Edi Sudarjat berjudul “Bogor Masa Revolusi 1945-1950: KH Sholeh Iskandar dan Batalyon O Siliwangi”, Penerbit Komunitas Bambu, 181 halaman. Setelah membaca buku tersebut, akhirnya saya baru mengenal sosok KH.Soleh Iskandar adalah seorang pejuang sejati, baik bergerak di bidang sosial, ekonomi dan politik maupun militer, bidang pertahanan-keamanan.
Beliau ikut terlibat langsung dalam memimpin peperangan di medan tempur, melawan tentera penjajah Belanda/KNIL sebagai Komandan Hisbullah bertempur dengan sengit dan berhasil menghancurkan 2 buah persenjataan modern Tank Baja Sperman di Desa Tarikolot-Cibungbulang, dan setelah kemerdakaan RI menjelma menjadi Tentera Nasional Indonesia (TNI), dan Ajengan Mayor Sholeh Iskandar pernah menjadi Komandan TNI Batalyon O Siliwangi dan Komandan Korem Lebak, Banten. Karena panggilan moral untuk segera dapat membantu pemberdayaan masyarakat desa di kawasan basis perjuangannya di sekitar Gunung Handeulum, Desa Pasarean, Cibungbulang, tanah kelahirannya.
Ajengan KH Sholeh Iskandar meminta pensiunan dini dari jabatan militer, agar bisa membalas budi kepada masyarakat desa yang dulu pernah membantunya dalam persembunyian dan orang-orang desa mengirimnya nasi bungkus untuk para laskar pejuang Kemerdekaan RI, yang tengah bersembunyi, bertugas di medan perang. Setelah itu, Ajengan KH Sholeh Iskandar mempelopori pendirian beberapa organisasi-kemasyarakatan, badan usaha dan Yayasan, diantaranya ormas BKSPP, ICMI, BTI, PT Koraseri, dan Yayasan Veteran RI bersama para tokoh pejuang.
Setelah pensiun dari TNI, ajengan KH Sholeh Iskandar berhikmat membantu memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan tarap hidup dan kesejahteraan rakyat (social wellbeing) dengan berbagai program dan kegiatan di bidang sosial-dakwah Islamiyah, sosial pendidikan, kesehatan, keveteran, kecendekiawanan, dan perekonomian rakyat/pemberdayaan ummat di daerah perdesaan di seluruh Indonesia dengan mengirim kader dakwah pertanian keluaran Ponpes Darul Falah Ciampea Bogor, terutama banyak Lembaga sosial mitra didirikan di daerah Bogor.
Ajengan KH Sholeh mendirikan beberapa lembaga sosial-budaya dan sosial-ekonomi seperti Yayasan Pendidikan dan dakwah Islam, Yayasan Sosial Legiun Veteran, dan lembaga ekonomi yang bergerak dalam bidang perbankan syariah dan perusahaan perbengkelan dan koraseri guna membantu ekonomi para pensiunan TNI pejuang, perumahan rakyat, badan usaha koperasi serta Organisasi Wilayah Khusus Ikatan Cendekiawan Muslim Se Indonesia (ICMI) Bogor tahun 1991 mendapat amanah selaku Ketua Dewan Penasehat ICMI Orwil Khusus Bogor pertama, dan setahun kemudian Ajengan Sholeh wafat (pertengahan Juni 1992).
Sehari sebelum Ajengan berpulang ke rahmatullah, saya masih berkesempatan ikut pengajian keagamaan di kediaman Komplek Perumahan di Jln Kasintu Lapangan Heulang Kota Bogor. Selesai pengajian, saya dan beberapa diantara kami jemaah pengajian dihadiahkan sebuah Kitab Suci Al Quran.dan Terjemahan, terbitan Departemen Agama RI. Di cover bagian dalam Al Quran, saya.meminta tandatangan basah Ajengan KH Sholeh Iskandar sebagai kenang-kenangan, hingga kini Al Quran tetap tersimpan di Almari buku Perpustakaan pribadi di rumahku.
Karya-karya kemanusiaan yang diwariskan (legasi) kepada generasi tua dan muda/sekarang telah memberikan manfaat sosial-ekonomi yang begitu besar bagi perbaikan kehidupan masyarakat hingga kini. Sebut saja beberapa legasi yang ada dan eksis berkembang pesat hingga saat ini adalah Ponpes Darul Falah-Ciampea, Ponpes Darul Muttaqin-Parung, Badan Koordinasi Kerjasama Pondok Pesantren (BKSPP) Indonesia, Perumahan Rakyat “modern” di Desa Pasarean Cibungbulang yang mendapat penghargaan UNESCO, Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Rumah Sakit Islam Bogor (RSIB), Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummat-Lw Liang Bogor Barat, PP Legiun Veteran RI di Jakarta, dan Ormas Cendekiawan Islam yakni ICMI Orwilsus Bogor serta Ormas Barisan Tani dan Orpol Masyumi.
Selama menjalani dan mengisi waktu pensiunan Ajengan KH Sholeh Iskandar sangat aktif melayani umat dan masyarakat luas baik dalam usaha dakwah lisan melalui ceramah, tausyiah bersama para aktivis mahasiswa dan pemuda Islam, khotbah Jumatan di masjid dan di khutbah Idul.Fitri dan Idul Adha di lapangan, dan dakwahbilhal-amal perbuatan dengan turun langsung ke desa-desa membantu warga masyarakat melalui beberapa Yayasan dan Ormas sebagai LSM/NGO, yang Ajengan KH Sholeh Iskandar dirikan dan membangunnya melalui dukungan jejaringan nasional dan internasional seperti Novib Belanda dll.
Berdasarkan data dan informasi yang tertulis dalam buku Autobiografi KH Sholeh Iskandar yang ditulis Edi Sudrajat, sejarawan lulusan Universitas Indonesia (UI) Salemba Jakarta. Saya selaku Ketua Wandik Kota Bogor periode 2013-2019, saya mengundang bpk.Edi Sudarjat sebagai narasumber di Forum Group Discussion.(FGD) Wandik Kota Bogor pada tgl 7 November 2015, dalam rangka menyambut dan memperingati Hari Pahlawan Nasional tgl 10 November 2015.
Saya pun bertindak selaku Narsum FGD pembahas dengan judul makalah “Memperjuangkan KH Sholeh Iskandar Menjadi Pahlawan Nasional”. Materi hasil FGD Wandik tersebut terekpose di publik dengan beritanya dimuat di beberapa media lokal seperti Radar Bogor, Pakuan Raya, MetroPost, Jurnal Bogor, Pikiran Rakyat dan beberapa Media Sosial lainnya seperti Lead.co.id, AmanahNews, jurnalinspirasi.co.id, jurnalbogor.com dll.
Sejak itu bersama kawan senapas dan seideologi terus membangun opini publik tentang ketokohan dan jasa-jasa kepahlawanan KH.Sholeh Iskandar dalam berbagai forum seminar dan diskusi. Akhirnya direspon.positif oleh Wali Kota Bogor kang Dr.Bima Arya Sugiarto dengan membentuk Tim Pengkaji dan Peneliti Pemberian.Gelar Daerah (TP2GD) Kota Bogor dengan.SK Wali Kota Bogor. Ketua dan anggota TP2GD tersebut personialnya ada yang sudah berganti, tetapi ada juga yang tetap dipertahankan tergantung kebutuhan dan perubahan aturannya.
Hasil kajian dan diskusi bersama para ahli dan para pemangku kepentingan (stakrholders) pendidikan, Ajengan KH.Sholeh Iskandar sangat layak menjadi.Pahlawan Nasional, bpk.Wali Kota Bogor dan Gubernur Jawa Barat atas usulan TP2GD Provinsi Jawa Barat telah mengirim surat permohonan dilampirkan sejumlah berkas persyaratannya, ditujukan kepada bpk.Presiden.RI melalui Mensos RI sesuai aturan Perundang-undangan yang berlaku, agar Ajengan KH Sholeh Iskandar dikukuhkan dengan SK Presiden.RI menjadi Pahlawan Nasional RI.
Saya optimis bisa diterima usulan tersebut karena data dan fakta yang terdokumentasi dengan autentik, rapi dan baik, sehingga KH Sholeh Iskandar telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan UU tentang Pemberian Gelar dan Jasa-jasa Pahlawan Nasional, bahkan hasil evaluasi TP2GD Kota Bogor Ajengan KH.Sholeh bahkan telah melebihi persyaratan baik secara kuantitas mapun kualitas yang telah ditetapkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Simpulan saya sebagai penulis seperti yang saya menarasikan dalam beberapa makalah yang pernah saya sajikan dalam berbagai forum seminar dan diskusi, kemudian dibukukan ini, maka saya katakan dan berpendapat bahwa Ajengan KH Sholeh memiliki jasa-jasa kepahlawanan.yang luar biasa hebatnya, yaitu Almarhum KH.Sholeh Iskandar telah berjuang dalam 3 fase perjuangan yaitu berperang, jihad fisabilillah mengusir penjajah, dan berperang mempertahankan Kemerdekaan RI, dan terakhir dimasa tuanya bekerja ikhlas, cerdas dan keras untuk mengisi Kemerdekaan RI dengan berbagai bentuk dan jenis program aksi kemasyarakatan dan kegiatan pemberdayaan umat, masyarakat, bangsa dan memperkokoh NKRI.
Setahu saya amat jarang para Pahlawan Nasional yang berperan aktif dan berkontribusi untuk mempertahan dan memajukan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di RI berada dalam satu diri dalam kiprahnya di berbagai aspek dan bidang kehidupan seperti yang dilakukan yang multitalenta Ajengan KH.Sholeh Iskandar yang.kita cintai, panutan kita. Kita berharap dan berdoa, semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama, almarhum Ajengan KH Sholeh Iskandar dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional RI.
Demikian dan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah.membantu terbitnya buku ini. Semoga kehadiran buku ini di tengah para pembaca sekalian, hendaknya bisa menginspirasi dan memotivasi sehingga membangkitkan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara yang baik, dengan banyak membaca sejarah dan bibliografi para pejuang umat dan bangsa Indonesia.
Kita harus dan wajib mencintai Tanah Air dan NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, serta menghargai dan menjaga warisan sejarah dan megakarya para Pahlawan Bangsa Indonesia dalam upaya memupuk jiwa dan semangat Kebangsaan dan KeIndonesiaan yang tebal, singkat kata mencintai NKRI.
Akhirulkalam, semoga Allah SWT senantiasa memberikan Rahmat, Karunia dan HidayahNya kepada kita sekalian, Aamiin-3 YRA.
Gallery and Ecofunworkshop, Kp Wangun Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari Kota Bogor Timur, tgl 6 Maret 2025
Wassalam
====✅✅✅
Assosiate Prof.Dr.Ir.H.Apendi Arsyad.MSi,
(Anggota TP2GD Kota Bogor, Dosen, Konsultan, Pegiat dan Pemerhati serta Kritikus Sosial melalui Tulisan-tulisannya di media sosial)
Testimoni
(Auhadillah Azizy/Sekum MPW ICMI Orwil Khusus Bogor)
Buku ini merupakan karya yang sangat berharga dalam mengungkap jejak perjuangan KH. Sholeh Iskandar, seorang ulama dan tokoh pergerakan Islam dari Bogor yang kiprahnya begitu besar dalam pendidikan, dakwah, dan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sikap kepahlawanannya tercermin dalam perjuangannya melawan penjajahan, kontribusinya dalam dunia pendidikan, kesehatan, ekonomi serta dedikasinya dalam dakwah dan sosial.
Melalui riset pustaka dan narasi yang inspiratif, yang ditulis oleh Tokoh pendidikan Bogor, Bang Dr.Apendi Arsyad, maka buku ini memberi panduan untuk mengenal lebih dekat sosok KH. Sholeh Iskandar yang tidak hanya menjadi pemimpin umat, tetapi juga ulama pemikir yang berperan aktif dalam membangun kesholehan sosial, pendidikan, ekonomi ummat dan kemaslahatan publik.
Buku ini tidak hanya menyajikan fakta sejarah, tetapi juga menginspirasi pembaca tentang pentingnya integritas, perjuangan, dan pengabdian untuk bangsa dan agama. Sebagai seorang tokoh ulama yang telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia, sudah sepantasnya KH. Sholeh Iskandar mendapatkan penghormatan tertinggi sebagai Pahlawan Nasional.