Warga Desa Parakanmuncang Gelar Pertemuan Bahas Rencana Unjuk Rasa
jurnalbogor.com – Warga di Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor semakin kuat menolak pencemaran sungai yang diduga limbah beracun (B3) di sepanjang Daerah Aliran Sungai kali Cikaniki.
Kali ini warga Desa Parakanmuncang dan para ketua RT/RW menggelar pertemuan di Sanggar Saung Panghegar milik Ketua BPD Desa Parakanmuncang Sahyana, Selasa (21/1/2025) malam.
“Hasil pertemuan dengan para RT dan RW se- Desa Parakanmuncang sepakat untuk merencanakan unjuk rasa, termasuk dengan yang tidak hadir juga sepakat demo,” kata Ketua BPD Desa Parakanmuncang Sahyana.
Adapun waktu dan teknik pelaksanaan unjuk rasa akan dimusyawarahkan lagi pada Jumat (24/1/2025) mendatang.
Pihaknya juga telah komunikasi dengan warga di luar penduduk Desa Parakanmuncang, seperti warga Desa Kalongliud dan Batutulis perihal unjukrasa pencemaran kali Cikaniki tersebut.
“Kami berkoordinasi dan memerlukan kerjasama yang baik,” jelasnya.
Dipastikan, kata Sahyana warga Desa Parakanmuncang terutama yang ada di bantaran sungai Cikaniki menyatakan siap melakukan unjuk rasa. Hal ini untuk memperlihatkan keseriusan bahwa mengharapkan sekali aliran sungai Cikaniki ini tidak tercemar dan dijaga kebersihannya seperti semula.
Sebelumnya, Ason warga Desa Kalongliud menyebut, sudah cukup lama kali Cikaniki di Nanggung kondisinya keruh akibat banyaknya pengolahan emas menggunakan tong secara ilegal.
“Kali Cikaniki di wilayah Desa Kalongliud, sudah empat kali ikan banyak yang mati. Baunya seperti adanya bahan kimia Sianida,” beber Ason.
Sementara ketua Apdesi Kecamatan Nanggung Jani Nurjaman mendukung langkah masyarakat untuk menggelar aksi unjuk rasa sebagai bentuk protes karena sudah lama tercemarnya aliran sungai Cikaniki tersebut.
“Memang benar beberapa warga desa di Kecamatan Nanggung mereka menyampaikan keluhannya dengan kondisi aliran kali Cikaniki saat ini tak layak digunakan,” kata dia.
Menurutnya, bukan hanya warga desa Kecamatan Nanggung, begitu juga warga Desa Babakansadeng dan Sadeng termasuk para santri di lingkup Kecamatan Leuwisadeng yang biasa menggunakan kali tersebut.
Mereka menyampaikan akan menggelar aksi dan protes lantaran kali tersebut kini tak bisa digunakan karena sudah tercemar.
Meski begitu, pihaknya terus berupaya dan mencarikan solusi dengan berkoordinasi, baik dengan Muspika maupun pihak lainnya dalam menampung aspirasi masyarakat tersebut.
“Terkait tercemarnya kali tersebut, saat ini kami bersama Muspika tengah mencari solusi,” tukasnya.
(arip ekon)