Bismilillahir Rahmanir Rahiem
Senang saya membaca postingan di WAG Arsyad Family, ada kabar baik (good news) bahwa anak dan kemenakanku menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci tahun 1446 H/2025 ini, subhanallah, walhamdulillah wallahuskbar.
Ocu AA dan Amai Atik (paman dan tantemu) beserta anak-anak dari Kota Bogor, selalu mendoakan semoga kemenakanda (kmd) Yean dan Yanti, serta ananda Yeni beserta suaminya dilancarkan dan dimudahkan dalam menjalankan rukun-rukun dan sunnah beribadah Haji di Tanah Suci Mekkah dan Madinah, sehingga pulangnya nanti ke Tanah Air, harapan kita, insyaAllah menjadi haji dan hajah yang mabrur dan mabruroh, bukan hajji “mabur”, Aamiin-3 YRA, …kabulkan Ya Allah.
Luruskan niatmu, nawaitu Kmd dan Ananda untuk beribadah hajji hanya, dan semata-mata ikhlas dan pasrah krn Allah SWT, bukan bermaksud ria-ingin mengharap dapat atribut hajji, pujian dari manusia di kehidupan dunia (ubud duniyah).
Apabila ada cobaan atau godaan syeitan selama menjalankan rukun-rukun dan ibadah sunnah berhajji, janganlah lupa banyak-banyak memohon ampunan (beristighfar) kepada Allah SWT. Dan janganlah sekali-kali berkata-kata: jorok (rafas), berbuat maksiat, bertengkar (jidal) selama dalam melakukan ibadah hajji, dan sombong (larangan rafas dan jidal ini, harap dibaca Quran surat Al Baqarah, ayat 197), perbanyaklah ibadah sunnat spt bertadharus membaca ayat-ayat suci Al Quran dan tafsirnya, sholat tahajjud/sholat malam, sholat dhuha, sholat fajar, sholat sunnah di dekat makam Nabi (Raudha), sholat Arbain lk 40 waktu di masjid Nawawi Madinah.
Teruslah bertaqbir, bertahbiah-bertahmid memumuji Kebesaran Allah SWT,..dengan lafaz “Allahumma Labaik. Labaik sarikah labbaik, minal Hamda, Waniakmata… Walakalmulk, Laasari Kalak” …dst, dan ibadah sunnah lainnya misalnya mendengarkan ceramah agama di pojok sudut Masjidil Haram, berziarah ke lokasi-lokasi bersejarah spt lokasi perjanjian Hudaibiyah, pemakaman Rasullullah dan TPU Maklah, Gua Hira’, etc, membaca buku-buku agama Islam spt buku Sejarah Mekkah dan Madinah, buku-buku Biografi Khalifah Rasyidhin spt Khalifah Abu Bakar Siddiq, Umar Bin Khattab, Usman bin Affan, Ali Bin Abi Thalib, dan buku-buku tersebut banyak tersedia dan dijual di Tokoh Buku (books store) di sekitar Masjidil Haram dan Masjid Nawawi.
Nasehat ocu berikutnya, kurangi atau hindari berbelanja berlebihan di pasar-pasar Rakyat, Shwalayan/Mall, atau Toko-toko tertentu, karena jenis barang yang dijual disitu, ada juga dijual di negara kita, di Pasar Tanah Abang Jakarta dan Empang Kota Bogor. Selanjutnya janganlah sering-sering berkumpul (ngariung bhs Sunda) ngobrol “ngaro-ngidul” sambil “merokok dan ngupi-ngupi” antar sesama jemaah se regu/se kloter yang tak perlu, menyia-nyia waktu beribadah di Mahtab, hotel tempat menginap Kloter Hajji
Godaan dan bisikan syeitan/iblis juga ada dan terkadang dahsyat dialami bagi mereka yang lemah imtaq di pemondokan (mahtab) jemaah hajji, maunya tiduran melulu dan istirahat saja di hotel, happy-happy, nafsu berbelanja barang-barang tak terkendali dan rasanya amat berat melangkahkan kaki untuk sholat di Masjidil Haram Mekkah Almukarramah, dan masjid Nawawi di Kota Madinah. Mereka lebih senang dan happy berada di pemondokan hotel atau jalan ke pasar-pasar untuk shopping and berkulliner, ketimbang sholat, berangkat ke masjidil haram Mekkah, tempat Kakbah-Baitullah dan sholat di Masjid Nawawi, selama berada di Medinah.
Kemudian untuk menjaga stamina, agar tetap bugar, makan-minum yang baik dan bergizi (khalalan toyiban), dan beristirahatlah yang cukup, optimal, mengkonsumsi vitamin, makanan suplemen, makan buah-buahan, dan banyak minum air putih terlebih menghadapi cuaca panas di tanah suci berhawa padang pasir gurun Shaharah.
Oh ya jangan lupa ananda dan kmd, sebelum berangkat, meninggalkan rumah, kmd dan ananda suami dengan isteri saling memaafkan atas perbuatan khilaf-salah dan dosa selama ini baik yang disengaja maupun tidak. Suami dan isteri harus saling memaafkan secara ikhlas.
Karena pengalaman beribadah hajji di Mekkah dan Madinah menunjukan bahwa godaan syeitan yang kuat pada titik-titik rawan (entry point) interaksi suami dan isteri, terkadang ada gangguan misalnya tiba-tiba “marahan”, muncul sikap kesalahpahaman, bertengkar, bahkan maaf, sepulang hajji, bukannya hidup Samarah, keluarga bahagia yang barakallah, melainkan ada yang “berpisah” alias sampai bercerai, etc, maka banyak-banyaklah beristighfar dengan membaca “astaghfirullah halaziem” berulang kali, dan juga bersyukur, alhamdulillah atas nikmat Allah SWT berikan kpd anak kemenakanku sehingga bisa menunaikan Rukun Islam yang ke 5, naik hajji ke Baitullah, alhamdulillah.
Ingat anak dan kemenakanku, tidak banyak orang yang mau dan mampu hadir di Tanah suci, karena keterbatasan quota jemaah hajji akibat masa tunggunya (antrian) belasan tahun cukup lama. Soal pembiayaan juga semakin membesar, puluhan juta bahkan mencapai ratusan juta rupiah untuk program hajji “khusus”, sementara rezeki yang halalan-toyiban terbatas, sehingga sedemikian banyak Rakyat Indonesia yang tak bisa menunaikan rukun Islam berhajji akibat faktor kemiskinan dan kemelaratan / susahnya hidup.
Juga harap diingat diwaspadai ibadah Tawab mengelilingi Kakbah, berSai bolak-balik antara Saffah dan Marwah, melaksanakan ibadah Wukuf di tenda, medan padang pasir Arafah dan lempar Jumrah di Mina juga cukup “berat” dan menantang, agar tetap dijaga stamina dengan kesehatan yang prima, jangan sampai menderita sakit. Oleh karena itu atur dan kelola alokasi waktu dan tenaga dengan baik, tepat, arif dan bijaksana (wisdoms).
Sejak sekarang dalam beribadah pahami, khayati dan amalkan bentuk dan macam amalan-amalan mana yang wajib dan mana yang sunnah (baca buku Pedoman Haji yang diterbitkan Kemenag RI dengan baik dan benar!). Jangan sampai ibadah sunnah yang dikerjakan memboroskan waktu dan menguras tenaga sehingga ibadah rukun/wajib, fardhu terabaikan.
Ingat rukun haji adalah wukuf di padang Arafah, mampir mengambil batu kerikil di Muzdalifah dan sampai ke Mina, beristirahat sejenak di tenda-tenda, selanjutnya melempar jumrah Akobah. Pergerakan massa jemaah di padang Arafah, Musdalifah dan Mina (Armina), yang terkadang berdesakan, ini sangat menuntut stamina, kebugaran tubuh, kesabaran dan niat ikhlas serta istiqomah beribadah hanya kepada Allah SWT semata-mata, dengan terus berzikrullah, dengan melantunkan takbir, tasbih dan tahmid, mengagungkan Allah SWT.
Demikian itulah nasehat beribadah haji, berdasarkan pengalaman Ocu AA dan Amai Atik berangkat menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah dan Madinah pada thn 2013, berada di Tanah Suci lk 42 hari, cukup lama hajji reguler. Tentang hal ini, saya pernah menulis pengalaman berhajji, yang telah dipublikasikan, viral di media sosial Lead.com.id dan Amanah.news sekitar satu dasa warsa yang lalu (bisa ditelusuri, searching pada jejak digitalnya)
Dan masih ingat dalam memory Ocu AA tentang hal-hal yang positif dan negatif yang pernah dialami dan dilihat sendiri, juga hasil pengamatan (observasi) berbagai pola berperilaku warga jemaah hajji satu grup atau satu kloter, ditemukan beragam macam tabiat dan pola kelakuan individual jemaah hajjinya selama berada di Mahtab, pemondokan di Makkah dan Madinah.
Ocu paham, orang berhajji itu keluarannya atau lulusannya jika kita analogikan seperti lulusan sekolah dikdasmen atau dikti (sarjana dan pascasarjana S2 dan S3) ada peringkat lulus biasa, memuaskan dan sangat memuaskan atau cumlaude, atau mungkin tidak lulus alias drop out (DO). Hal ini sama dengan gelar hajji banyak peringkat atau evel kelasnya mabrur versus “mabur”. Bedanya di lingkungan pendidikan sekolah dan kampus ada raport, kartu hasil studi (khs) dan ijazahnya, sedang ibadah hajji hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui, catatan detailnya ada dan tersimpan di kitab La’uh mahfudz.
Mabrur atau “mabur” ini nanti bisa dilihat pola berperilakunya setelah berada di Tanah Air Indonesia kembali, dan menunaikan tugas-tugas dunia, termasuk kedinasan, dan melaksanakan hak.dan kewajiban baik ibadah mahdo/fardhu maupun ibadah sunnah lainnya, atau akhlaqnya semakin baik.dan mulia (aklaqul karimah) atau sebaliknya semakin “mabur” perilaku tak terpuji: bejat, khianat, zholim, pecundang, amarah/tidak sabar-mudah tersulut emosi amarah apabila diganggu anggota jemaah lain, gemar menipu dan korupsi, eksploitatif terhadap sdm-pegawainya (kapitalistik-exploitatif) gemar dengan memakan uang haram hasil sogok menyogok dan suap menyuap untuk memperoleh penyakit 3 Ta (tahta, harta dan wanita), berzina/lgbt, bermalas-malasan di Mahtab, etc, nauzubillahi minzaliq.
Ya kita lihat nanti, sepulangnya atau selesainya menunaikan ibadah hajji. Ya kita terus berdoa agar kita termasuk golongan hajji yang mabrur/mabruroh. Hajji mabrur begitu banyak indikator dan parameternya, diantaranya adalah setelah berhasil kita menunaikan ibadah hajji di Tanah Suci, kita sehat walafiat, bergelar hajji rajin-rajinlah menunaikan ada 7 (tujuh) macam amalan Sunnah Harian Rasulullah Muhammad SAW yakni rajin dan teratur menjalankan ibadah sbb:
- Sholat Malam/tahajud, dilanjutkan bertadharus, berdoa yang khusuk untuk keselamatan hidup di dunia, maupun akhirats,
- Sholat Dhuha di pagi terbitnya serta bersinar matahari, ketika menjelang siang,
- Shaum Sunnat Senin dan Kamis
- Bertadharus/membaca Al Quran, pahami, khayati arti dan maknanya. Jika tidak bisa berbahasa Arab, baca Terjemahan/Tafsirnya sehingga mengerti akan firman-firman Tuhan Allah SWT (perintah dan atau larangan) dari Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dengan kata lain, perkuat dan pertajam kemampuan literasi dan edukasi Al Quranul Kariem dan Sunnah Nabi dan Rasulullah Muhammad SAW, maaf problem umat Islam, banyak ditemukan pada faktor literasi QnS dimana mutunya masih sangatlah rendah, bahkan ada yang berstatus buta huruf Al Quran,
- Selalu berwuduk- dalam keadaan bersuci,
- Gemar bersedeqah dengan harta untuk kaum fuqoro-masakin dan orang-orang tertindas (musta’afin), sumbangan pikiran dan tenaga untuk kebajikan/kemaslahatan antar sesama, ummah dan bangsa melalui ber Ziswa (zakat, infaq, sedekah, wakaf dan amalan jariah lainnya) serta aktif dalam kegiatan pemberdayaan sosial (social empowering) membela kaum dhuafah dan musta’afin, dan
- Selalu beristigfar, ..”astagfirullah halaziem” diucapkan berulang kali, memohon ampunan kepada Allah SWT atas segala dosa dan khilaf serta salah, baik diikrarkan setelah selesai shalat maupun sewaktu-waktu ingat (eling) kepada Allah SWT. Akhirnya kita benar-benar bertaubat (tauban nasyuha), tidak lagi perbuatan jahat/kriminal, dan tidak berkemauan dan berkemampuan lagi untuk menjalankan berbagai perbuatan maksiat dan kejahatan lainnya yang merugikan orang lain dan atau antar sesama manusia spt kebejatan, penghianatan, pecundang, korupsi, kesombongan, hidup bermegah-megahan (hedonist), penzholiman, etc nauzubillahi minzaliq.
Demikian itulah nasehat pamanda (ocu bahasa Cerentinya) kepada kalian anak dan kemenakanku, yang akan beribadah hajji di Tanah Suci Mekkah Almukarramah.
Simpulannya harap diingat bahwa beribadah hajji itu bukanlah mengejar gelar atau mendapat atribut semata, akan tetapi yang paling penting dan sangat esensial adalah terjadinya transformasi dari berperilaku “jahiliah” kini berubah menjadi berperilaku mulia (akhlaqul karimah) yakni hajji mabrur/mabruroh, hamba Allah yang Rahmatul lila’lamin, hajji yang bermanfaat dan berguna bagi antar sesama dan lingkungan alam (flora dan fauna), ekosistem alam di sekitarnya, akhirnya hidup berkeluarga dalam suasana berkasih sayang “Sakinah Mawaddah Warohmah” (Samarah) yang barakallah, alhamdulillah, Aamin.
Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahnat, karnia dan hidayahNya kpd kita orang-orang yang beriman, bertaqwa, gemar berbuat kebajikan dan percaya kehidupan akhirats/kiamat, insyaAllah hambaNya akan selamat hidup baik di dunia maupun akhirats kelak, sebagaimana janji Allah, Aamiin3 YRA###
Gallery and Ecofunopoly, Kp Wangun.Atas Rt 06 Rw 01 Kel.Sindangsari, Botim City, West Java, Sabtu, 10 Mei 2025.
Wassalam
=====✅✅✅
Dr.Ir.H Apendi Arsyad.MSi (Pendiri dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Arsyada Cerenti Madani, Pendiri dan Dosen Universitas Djuanda Bogor (1986-2024), Konsultan K/L negara, Pendiri dan Ketua Wanhat MPW ICMI merangkap Wasek Wankar MPP ICMI, Pegiat dan Pengamat serta Kritikus Sosial melalui Tulisannya di Media Sosial)