jurnalbogor.com – Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) internasional Madinah yang diikuti mahasiswa Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor membawa pengalaman berharga bagi para pesertanya.
Dalam sesi pelatihan khusus program manajemen haji dan umrah, para mahasiswa belajar mengenali dan menghadapi tantangan kepadatan di dua kota suci, Makkah dan Madinah, terutama pada bulan Rajab.
Dalam pelatihan yang berlangsung di Makkah, Jaya Komarudin, seorang Muthawif berpengalaman, menjelaskan bahwa kepadatan di Tanah Haram disebabkan oleh empat faktor utama.
“Paling tidak ada empat keadaan yang menyebabkan kondisi kota Makkah dan Madinah dalam keadaan padat, yaitu ketika musim dingin, liburan sekolah, pelaksanaan ibadah haji, dan bulan haram seperti bulan Rajab,” ujarnya.
Bulan Rajab, sebagai salah satu bulan haram yang dimuliakan Allah Azzawajalla, memiliki keistimewaan tersendiri. Jaya Komarudin menambahkan bahwa bagi sebagian besar masyarakat Timur Tengah, termasuk bagi lintas mazhab, bulan Rajab adalah waktu yang sangat dinantikan untuk melaksanakan ibadah umrah.
“Ketertarikan jemaah yang amat besar pada ibadah umrah di bulan ini, ditambah dengan cuaca yang sejuk, menjadikan kondisi kota suci nyaman. Akibatnya, lonjakan jemaah di Makkah dan Madinah tidak terhindarkan,” jelasnya.
Mahasiswa yang mengikuti program ini langsung merasakan dinamika kepadatan di Tanah Haram. Dalam suasana seperti ini, kemampuan crowd management menjadi keterampilan penting yang diajarkan oleh Jaya Komarudin kepada para peserta.
“Seorang muthawif harus pandai mengambil keputusan yang tepat, menentukan tujuan perjalanan, serta menjaga jemaah dari potensi bahaya seperti berdesakan yang dapat menyebabkan kehilangan arah atau cedera,” tambahnya.
Kepekaan seorang muthawif terhadap situasi seperti ini menjadi salah satu poin yang diasah dalam pelatihan. Dengan pendampingan yang intensif, mahasiswa KKN Madinah UIKA Bogor didorong untuk mengembangkan potensi mereka, sehingga dalam waktu terbatas mereka siap berkhidmat dengan penuh tanggung jawab di Tanah Haram.
Pelatihan ini memberikan bekal berharga bagi mahasiswa, bukan hanya untuk memahami tantangan kepadatan di Makkah dan Madinah, tetapi juga untuk melatih jiwa kepemimpinan dan pengambilan keputusan dalam situasi kritis.
(Hana Susilawati/uik)