Jaga Kondisi Air Tanah, PPLI Pantau 13 Sumur di Lokasi Penimbunan Limbah

  • Whatsapp
Manager Public Relation PPLI Arum Tri Pusposari, didampingi Techincal Support Manager PT PPLI, Muhammad Yusuf Firdaus, dan Manager LSS Ahmad Farid, diacara ngobrol peduli lingkungan (Ngopling) bersama Aliansi Jurnalis Peduli Lingkungan (APJLI)

jurnalbogor.com – Jaga kondisi air tanah agar tak tercemar air resapan dari lokasi penimbunan limbah bahan berbahaya dan beracun atau B 3, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), sebagai salah satu perusahaan ternama yang sudah beroperasi di Indonesia, sejak tahun 1994, setiap hari melakukan pemantauan kondisi air tanah di 13 sumur yang ada di areal pabrik tepatnya berada di sekitar bukit penimbunan limbah yang sudah dinetralisir dengan menggunakan teknologi modern alias canggih.

“Alhamdulillah, sampai sekarang, tim kami belum menemukan gejala air yang ada di 13 sumur itu terkontaminasi resepan limbah dari lokasi penimbunan. Langkah pemantauan ini dilakukan bagian dari fase akhir, sebelum lokasi atau areal penimbunan yang sekarang sudah jadi bukit dan ditanami berbagai tumbuhan diserahkan kepada pemerintah,” kata Techincal Support Manager PT PPLI, Muhammad Yusuf Firdaus, disela acara ngppling atau ngobrol peduli lingkungan bersama Aliansi Jurnalis Peduli Lingkungan (AJPL) di Kawasan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Kamis (07/03/2024).

Read More

13 sumur tersebut, kata Yusuf, dipantau langsung tim konsultan khusus yang di dalamnya banyak para tenaga ahli. Selain air sumur atau tanah, sebut Yusuf, tim konsultan pun memantau kondisi air di permukaan, seperti yang ada di sungai maupun situ di sekitar lokasi.

“Untuk kedalaman beda-beda karena muka airnya beda, kan ada yang paling deket daerah Nambo dan sekitarnya itu sekitar 60 meter baru ketemu termasuk sumur warga itu juga kedalamannya paling rendah,” ujar Yusuf.

Sebagai informasi, PPLI beroperasi di wilayah Kabupaten Bogor, tepatnya di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, sejak 30 tahun lalu. Luas areal yang untuk pengolahan limbah mencapai 66 hektar.
“Limbah yang masuk bervariasi dan diolah, bukan yang berbahaya saja tapi yang industri, makanan kadaluarsa dan juga bahan yang basi. Tapi mayoritas atau sekitar 69 persen limbah B3, sisanya 20 persen limbah parfum dan minus water yang persentasenya paling rendah,” jelas Yusuf.

Manager LSS PT PPLI Ahmad Farid menerangkan, selama 30 tahun operasi, PPLI selalu menjaga komitmen dengan lingkungan sekitar perusahaan. Salah satu kontribusinya dengan memantau kondisi kesehatan masyarakat sekitar perusahaan melalui klinik yang dibangun perusahaan.

“Data pasien yang berobat di klinik kami itu menjadi rujukan untuk mengetahui apakah penyakit yang diderita oleh warga atau masyarakat disebabkan PPLI atau sebab lain. Alhamdulilah dari pengecekan data bulanan pasien yang berobat sumber sakitnya bukan dari operasional PPLI,” tegas Farid.

Sementara itu, Manager Public Relation PPLI Arum Tri Pusposari menjelaskan, selama 30 tahun beroperasi PPLI menjadi perusahaan pengolah limbah B3 terbaik dan selalu berada pada urutan nomor di Indonesia.
“PPLI selama tiga dekade ini berkomitmen membantu program pemerintah melindungi bumi.

Keberhasilan ini tentunya tak lepas dari peran temen-temen media dan wartawan khususnya yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Peduli Lingkungan (APJLI), sebagai mitra PPLI,” kata Arum menutupi.

(AA)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *