Cakwe Paling Enak Dicocol Saus

  • Whatsapp
Cakwe

jurnalbogor.com – Cakwe (cakue) merupakan camilan nikmat yang banyak digemari masyarakat. Roti gurih berbentuk panjang itu paling enak jika dicocol dengan saus merah yang asam dan segar.

Makanan ini cenderung memiliki cita rasa gurih dan biasanya disantap dengan menggunakan saus sambal. Sama-sama diolah dengan cara digoreng, sebenarnya ada satu makanan lagi yang kerap dijual bersamaan dengan cakwe yaitu odading yang bentuknya kotak seperti bantal dan rasanya manis.

Read More

Cakwe sudah terkenal menjadi jajanan khas yang sering dijajakan di pasar atau di pedagang kaki lima. Penganan asli tradisional Tionghoa ini sudah tersebar luas di seluruh daerah Indonesia. Cakwe biasa disajikan dengan saus atau bersama semangkuk bubur hangat.

Cakwe memiliki beragam nama di daratan Tiongkok karena perbedaan dialek setiap daerah. Salah satu nama umum untuk cakwe adalah You Tiao, yang berasal dari dialek Zhejiang dalam bahasa Tionghoa.

Di daerah yang berbicara menggunakan dialek Hokkian, cakwe disebut dengan nama iû-chi?-kóe. Sementara itu, di daerah Chaozhou dan Shantou, Cakwe dikenal dengan nama “Zha Guo”.

Ya, cakwe merupakan salah satu jenis penganan tradisional Tionghoa yang memiliki nama dalam bahasa Hokkian “You Zha Gui” yang berarti “hantu yang digoreng”. Nama tersebut erat kaitannya dengan sejarah dari penganan kecil ini.

Pada zaman Dinasti Song, Cakwe mulai menjadi populer karena peristiwa kematian Jenderal Yue Fei yang terkenal karena nasionalismenya, yang diakibatkan oleh intrik dari Perdana Menteri Qin Hui.

Ketika rakyat Tiongkok mendengar kabar tentang kematian Jenderal Yue Fei, mereka membuat dua batang kecil dari adonan tepung beras yang melambangkan Qin Hui dan istrinya, lalu digoreng untuk dimakan. Hal ini dilakukan sebagai simbol kebencian rakyat terhadap Qin Hui. Sejak saat itu, cakwe menjadi populer sebagai simbol nasionalisme dan penghormatan pada Jenderal Yue Fei

Kematian Yue Fei menyebabkan kemarahan rakyat. Pada saat yang sama, di ibukota, ada seorang pedagang makanan bernama Wang Xiaoer dan Li Si keduanya sedang mencari ide untuk berjualan ketika kematian Yue Fei diumumkan.

Wang Xiaoer akhirnya mendapatkan ide ketika ia melihat kemarahan rakyat terhadap Qin Hui. Ia kemudian menggoreng dua adonan tepung yang dibentuk seperti manusia yang saling membelakangi. Jika digoreng, adonan itu pasti akan terapung ke permukaan.

Dalam upaya untuk menjual penganan kecil yang baru ditemukan, Wang Xiaoer, seorang pedagang di ibukota Dinasti Song Selatan, mengambil inspirasi dari kemarahan rakyat terhadap Perdana Menteri Qin Hui yang telah memainkan peran dalam kematian Jenderal Yue Fei. Dia membuat adonan tepung yang dibentuk seperti manusia yang saling memunggungi, lalu menggorengnya dan meneriakkan “Dijual Hui Goreng!” untuk menarik perhatian. Banyak orang yang penasaran dan datang untuk mencicipi Hui Goreng.

Penganan ini kemudian menyebar dari Lin’an dan secara bertahap berganti nama menjadi cakwe. Di Tiongkok, cakwe juga banyak dijual oleh pedagang kaki lima. Ada beberapa cara untuk menyajikan cakwe, misalnya di Tiongkok Selatan, cakwe dicelupkan ke dalam bubur panas. Sedangkan di Tiongkok Utara, cakwe dimakan bersama susu kedelai manis atau asin.

Sementara itu, di Indonesia, cakwe dijual di toko atau oleh pedagang kaki lima di beberapa daerah. Ada variasi cara penyajian, di Surakarta, Jawa Tengah, cakwe disajikan dengan susu kedelai, sementara di daerah lain di Jawa Barat, cakwe disajikan dengan sambal asam cair atau sambal kacang cair.

(WH)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *