jurnalbogor.com – Kebijakan Publik (KP) Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor menggelar Sekolah KAMMI bertema “Revitalisasi Politik Islam: Strategi Efektif Menuju Kebangkitan Umat Bermartabat Melalui Transformasi Kampus dari Konsep ke Aksi”.
Acara ini berlangsung di Aula Kecamatan Tanah Sereal, Kota Bogor, dengan menghadirkan berbagai pemateri ahli dan peserta yang antusias pada Ahad (05/01/2025).
Alghi Nur Ikhwan, Ketua KP KAMMI UIKA sekaligus Ketua Pelaksana, dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi wadah untuk menambah ilmu tentang politik.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi peserta untuk memperluas wawasan politik, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat,” ujarnya.
Tiara Difa Madaniah, Ketua KAMMI UIKA, turut mengapresiasi terselenggaranya acara ini secara luring. Ia mengibaratkan politik sebagai lautan yang mau tidak mau harus terjun kesana.
“Lebih baik kita belajar berenang terlebih dahulu agar dapat menjadi pemain dalam politik, bukan yang dipermainkan,” ujarnya.
Pemateri pertama, Insan Fadil, S.T., membawakan materi bertajuk Pengantar Ilmu Politik. Ia menjelaskan definisi politik dari berbagai perspektif, termasuk pandangan Islam melalui maqashid syariah.
“Politik dalam Islam adalah upaya mewujudkan kemaslahatan umat manusia, baik untuk urusan dunia maupun akhirat. Ini menjadi pembeda utama dengan pandangan sekuler dan liberal yang cenderung memisahkan nilai-nilai spiritual,” jelasnya.
Valdo Pradia Fontana, S.Pd., hadir sebagai pemateri kedua dengan materi berjudul Peta Politik Kampus. Ia menyoroti pentingnya memahami dinamika politik kampus, termasuk mengenali lawan, kawan, dan sekutu.
“Hati-hati dengan klaim politik. Pastikan klaim tersebut berbasis data agar tidak mudah dimanipulasi. Selain itu, siapkan strategi jauh-jauh hari untuk menghadapi segala kemungkinan,” pesannya kepada para peserta.
Ahmad Wildan, S.Sos., sebagai pemateri ketiga, membawakan materi Menguasai Permainan Publik: Strategi Lengkap dari Manajemen Isu hingga Advokasi. Ia membagikan pengalamannya selama berjuang di kampus, khususnya saat merintis di KPI.
“Jangan takut memiliki argumen atau sudut pandang. Politik adalah tentang keberanian menyuarakan kegelisahan hati kita dan mengolah isu-isu penting untuk kebaikan bersama,” tegasnya.
Azam Hamas, salah satu peserta sekaligus kader KAMMI, menyampaikan tanggapannya setelah mengikuti kegiatan ini. Ia merasa tercerahkan karena mendapatkan banyak ilmu baru.
“Sekolah politik ini sangat membuka wawasan saya, terutama bahwa seluruh aspek kehidupan bergantung pada politik. Saya berharap kegiatan ini berkelanjutan, tidak hanya di kampus, tetapi juga di Indonesia dan luar negeri,” ungkapnya.
Acara ini menjadi bukti nyata upaya KAMMI UIKA dalam mencetak generasi muda yang berdaya dan memiliki pemahaman mendalam tentang politik, baik untuk membangun kampus maupun bangsa.
Penulis: Nurul Hikmah