jurnalbogor.com – Pemerintah Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor menerima kunjungan BPD se-Kabupaten Jembrana, Bali. Dalam kunjungan ini mereka melakukan studi banding bertukar informasi terkait perumusan Peraturan Desa (Perdes).
Kegiatan dihadiri Kadis DPMD Kabupaten Jembrana Bali, Kadis PMD, Kabid, Camat, seluruh ketua dan anggota BPD se-Kabupaten Jembrana Bali, Kamis (25/4/2024).
Kades Tamansari Sunandar mengatakan, kunjungan ini salah satu tujuannya adalah mencari informasi bagaimana di Desa Tamansari tentang perumusan Perdes yang disusun dengan BPD, mereka bertanya sejauh mana keterlibatan BPD didalam penyusunan Perdes.
“Di samping itu juga sekaligus bersembahyang di Pura Parahyangan Agung Jagatkarta,” ungkap Sunandar kepada Jurnal Bogor, Kamis (25/4/2024).
Menurutnya, kunjungan ini suatu kehormatan dari BPD Kabupaten Jembrana ke Desa Tamansari, karena dengan adanya kunjungan dari luar secara tidak langsung memperkenalkan Desa Tamansari dengan berbagai potensi yang ada keluar wilayah desa.
“Kunjungan ini sudah kesekian kali, yang sebelumnya dari Kabupaten Bangka Belitung, jadi ternyata Desa Tamansari mulai terkenal di berbagai provinsi,” ucapnya.
Dia berharap dengan semakin banyak kunjungan ke Desa Tamansari semakin dikenal nama baik Tamansari dengan potensi wisata yang ada di desa.
“Sehingga yang berkunjung kesini bisa dipromosikan ke kancah nasional, harapan lebih jauh dikenal di internasional,” harap Sunandar.
Sementara Kabid Pemerintah Masyarakat dan Desa Jembrana, Sadikin menyampaikan, dalam kunjungan ini untuk mengetahui potensi Desa Tamansari, sejauh mana peran tugas BPD dengan adanya perubahan undang-undang desa yang baru, pihaknya ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan undang-undang desa yang sebelumnya.
Kemudian apa yang menjadi kendala dan terakit tugas fungsi khusus bagaimana pengembangan potensi desa itu agar bisa juga dimanfaatkan kesejahteraan BPD.
“Studi banding tahun ini di Desa Tamansari, Kabupaten Bogor, membahas tugas fungsi BPD, serta perubahan regulasi undang-undang desa, itu juga yang kita konsultasikan ke Kemendagri,” paparnya.
Menurutnya, pertama dilihat dari letak geografis, Desa Tamansari sangat menarik. Dari segi potensi pengembangan wisata alam ditopang dengan keadaan geografisnya, terutama dalam pengembangan tempat-tempat ibadah ini, jadi toleransi sangat baik sekali.
“Kami melihat ternyata Indonesia itu memang sangat toleransinya tinggi, bagaimana kita berada tetap satu bagian Indonesia tidak merasa asing. Meskipun disini dari segi agama Hindu minoritas, tapi kita seperti di negeri sendiri,” jelasnya.
Harapannya, apa yang sudah dilakukan di Desa Tamansari ada yang bisa yang kita jadikan inspirasi sebagai bahan modal di Kabupaten Jembrana.
“Mereka ini mewakili masing-masing desa bisa melihat tambahan sebagai pembelajaran mereka semua,” pungkasnya.
(YUD)